Dark Mode Light Mode
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru

Internal Link: Defenisi + Cara Kerja Untuk SEO Maksimal

Tidak hanya sekedar, sebagai alat navigasi. Ini juga berperan penting untuk SEO. Membantu mesin pencari memahami konteks dan halaman penting, berdasarkan struktur tautan yang dibuat.
Internal Link Panduan Internal Link Panduan
Internal Link Panduan

Soal mengelola website, kita semua sudah pasti paham. Menautkan internal link atau tautan internal adalah hal yang paling simple.

Namun, sebenarnya ini metode yang paling sering diabaikan dalam Search Engine Optimization (SEO). 

Strategi internal link yang bagus, dapat memberi pengaruh antara peringkat teratas di Google (atau mesin pencari lainnya), dan peringkat terbawah — yang sangat mustahil dijangkau oleh pengguna internet.

Bahkan, sampai kehilangan pengunjung. Itu pasti berujung, kehilangan pendapatan. 

Internal link sepertinya sepele. tapi, ada gila-gilanya juga…

Melakukan dengan benar! Itu memberi dampak positif. Dan sebaliknya, ketika melakukan kesalahan, siap-siap kehilangan peringkat!

Jadi, penting untuk memahami secara mendalam; apa itu backlink, cara kerja dan bagaimana strategi terbaik untuk hasil SEO maksimal.

Kabar baiknya, ini 100% berada di bawah kontrol Anda. Beda dengan backlink! Alias eksternal link. Berada di website orang lain.

Sederhana! Internal link adalah tautan di dalam website (domain) yang sama. Berfungsi untuk menghubungkan; satu halaman ke halaman lainnya.

Tidak hanya sekedar, sebagai alat navigasi. Ini juga berperan penting untuk SEO.

Membantu mesin pencari memahami konteks dan halaman penting, berdasarkan struktur tautan yang dibuat.

Ketika internal link digunakan dengan tepat, mereka bisa meningkatkan keterkaitan topik, memperpanjang waktu kunjungan pengguna.

Itu tadi, meningkatkan otoritas halaman (halaman penting) untuk dipertimbangkan mesin pencari dalam pemeringkatan.

Keren!

Salah satu tujuan dari adanya link internal adalah untuk memberikan rekomendasi konten baru kepada pengunjung. Sekaligus memotivasi mereka, untuk; terus tertarik dengan konten yang Anda sediakan.

Dan atau, Anda merekomendasikan pengunjung ke halaman lain, untuk; memperkuat penjelasan halaman tempat tautan di buat.

Istilahnya seperti,

Kamu sepertinya tertarik dengan topik ini, kenapa tidak mencoba baca konten lainnya yang berhubungan dengan topik ini?

Begitulah kira-kira.

Tidak semua halaman Anda mendapat peringkat. Tapi itu penting bagi audiens Anda. Dalam kasus ini, Anda dapat membuat tautan pada halaman yang relevan untuk mengarahkan mereka ke halaman penting tersebut.

Anda juga, dapat membuat tautan dari halaman konten blog yang mengedukasi untuk mengarahkan audiens ke halaman penjualan.

Contoh sederhananya lagi, mungkin Anda adalah seorang pemilik situs bisnis yang “belajar SEO“.

Masuk ke halaman ini dan ingin tahu lebih dalam tentang bagaimana membuat peringkat.

Anda mungkin akan mengklik, hampir semua tautan yang berhubungan dengan SEO. Hingga berakhir pada layanan jasa backlink kebutuhan untuk memenuhi faktor utama peringkat Google.

Dan atau, Anda berakhir ke landing page, layanan penulisan artikel SEO, dan itu soulsi, karena Anda tidak mempunyai waktu untuk menulis. Padahal bagian dari strategi SEO, yang juga paling ampuh!

Ketika calon pembeli datang, menanyakan apa yang mereka cari, lalu menunjukkan style pakaian yang sama seperti yang mereka cari.

Semakin banyak halaman yang ingin dilihat (link yang mereka klik), semakin besar peluang untuk mencapai tujuan. Mencakup, transaksi pembelian.

Dan tujuan yang saya maksud di sini adalah:

  • Melakukan pendaftaran untuk situs berbasis e-commerce.
  • Menambahkan barang ke dalam keranjang atau mengunjungi halaman produk (jadi nantinya Anda bisa menargetkan ulang mereka menggunakan Ads/iklan berbayar).
  • Memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian. 

Menghubungkan halaman-halaman website Anda dengan menambahkan link internal adalah strategi yang sangat mudah dan efektif dalam SEO. Hahkan sama sekali tidak membutuhkan bentuk promosi apapun. 

Anda tidak perlu menulis Guest Post, meminta orang-orang untuk membagikan artikel Anda, atau melakukan teknik content marketing yang butuh upaya ekstra.

Dan jelas sangat berbeda, ketika Anda ingin mendapatkan eksternal link alias tautan masuk.

Internal Link

Keberadaan internal link juga dapat memberikan pengaruh atau nilai (link juice) antara halaman internal di website Anda. 

Bayangkan jika Bill Gates memutuskan untuk meninggalkan rumah mewahnya yang berbintang 7 seluas 5,3 hektar, dan tinggal di rumah Anda.

Memang aneh, tapi menurut Anda, apa yang akan terjadi di lingkungan tempat Anda tinggal?

Yup, orang-orang dari bagian kota tertentu akan datang hanya sekedar foto bersama, bertanya tentang informasi penting seputar Microsoft, atau bahkan meminjam uang. 

Namun yang sudah pasti akan terjadi adalah, tempat tinggal yang ada di sekitar Anda sekarang memiliki harga yang lebih tinggi jika orang lain ingin juga tinggal di lingkungan tersebut.

Dengan kata lain, Bill Gates telah menjadi pengaruh besar di tempat Anda tinggal sekarang. 

Dalam dunia SEO dan link building, Bill Gates diibaratkan sebagai halaman dengan otoritas paling tinggi di website Anda.

Ini adalah halaman yang paling disukai oleh banyak orang: mendatangkan trafik yang tinggi, backlink berkualitas, dan direkomendasikan oleh banyak sumber. 

Dan karena Google menyukainya, Anda perlu mendistribusikan halaman tersebut ke halaman lainnya yang Ada di website Anda melalui internal link. 

Contoh sederhananya, jika sebuah halaman di website Anda (Halaman A) mendapatkan banyak sekali trafik. Lalu, Anda menambahkan link yang mengarah ke halaman lain (Halaman B) yang baru saja diterbitkan.

Maka beberapa peringkat dari Halaman A akan mempengaruhi peringkat ke Halaman B. 

Internal link ini memberikan sinyal ke Google, bahwa; Halaman B adalah  konten berkualitas dan harus mendapatkan special treatment

Untuk mendapatkan link juice, Anda harus membuat struktur link internal sedemikian rupa. Sehingga, setiap halaman yang memiliki perbedaan 3 klik (atau kurang) dari homepage Anda.

Bayangkan, Anda sedang memotong apel menjadi beberapa bagian. Semakin banyak bagiannya, semakin sedikit juga yang merasa kenyang. 

Nah, hal yang sama juga terjadi pada link internal, semakin jauh jarak trafik antara halaman manapun dengan homepage Anda, maka semakin lemah nilai yang akan dibagi.

Maksudnya, jangan menganggap bahwa Halaman A yang sudah memiliki trafik jutaan per bulan, membagi nilai ke Halaman B yang memiliki trafik 0. Cara kerjanya bukan seperti itu, kawan…

Internal link harus memudahkan navigasi  dan menambah waktu pengunjung berlama-lama ada di website Anda. Dalam hal ini, saya menemukan tiga tipe link internal yang umum diterapkan:

Bentuk link ini memudahkan pengunjung melakukan navigasi dan mengeksplor halaman internal lainnya. Link-link ini bisa diposisikan di dalam menu navigasi atau sidebar

Link Internal di Navigasi

Setiap link yang diklik oleh pengunjung melalui link internal navigasi akan mengantarkan mereka kepada tujuan yang Anda harapkan. 

Bagian ini cenderung tidak memiliki nilai yang tinggi dalam strategi SEO, namun terkadang Anda juga harus menggunakannya untuk menerangkan Kebijakan website, terlebih jika Anda mengelola website e-commerce

Contoh:

Perhatikan bagian Kebijakan Privasi di Tokopedia. Bagian tersebut sebenarnya bisa bersifat promosi atau menjelaskan terkait aturan hukum yang berlaku. Sayangnya, link internal di bagian Footer ini tidak memiliki nilai di mata Google. 

Link Internal Footer

Ini adalah internal link yang ditempatkan di dalam isi paragraf konten Anda untuk merekomendasikan halaman lain dengan topik yang sama kepada pengunjung, atau juga bisa berbentuk tombol Call-to-Action (CTA). 

Beginilah salah satu contoh link internal yang dibuat untuk menawarkan layanan penulis profesional di Garuda Website.

Link Internal Kontekstual

Dengan penempatan yang tepat, Anda dapat membuat pengunjung lebih lama menghabiskan waktunya di website Anda. Bahkan hingga berjam-jam, karena tertarik dengan konten yang disajikan, hingga menjadi konsumen yang loyal. 

Sebelum memahami lebih dalam, mari kita diskusi terkait kode internal link dalam HTML.

Bagaimana caranya membuat link internal ke halaman dalam HTML? Begini jawabannya:

Kode HTML Link Internal

Kita bisa lihat kode HTML tersebut berisi 3 bagian:

  • <a> Disebut sebagai elemen “Anchor Tag”, ini menjadi penanda awal dan akhir setiap link internal.
  • href=”DomainName.com/Page” Tanda href mendeskripsikan halaman yang dituju oleh link. 
  • anchor text Nama atau kata yang bisa diklik yang memiliki link internal.

Misalnya Anda mengelola situs bernama tokobaju.com, Anda memiliki sebuah halaman produk Cardigan (https://www.tokobaju.com/cardigan/), dan Anda ingin membangun link mengarah ke halaman ini dengan nama “Koleksi Cardigan Terbaru.”

Maka kode HTML untuk link internalnya adalah:

Contoh Kode HTML

Haruskah menggunakan URL Absolute atau Relative di dalam internal link Anda?

Untuk memulainya, mari kita pahami terlebih dahulu perbedaan antara URL Absolute dan Relative

Sebuah URL Absolute adalah URL yang menyertakan lokasi lengkap dari website Anda. Contohnya:

URL Absolute

Sementara itu, URL Relative adalah versi pendek dari Absolute. Istilah Relative ini datang dari link relatif ke link domain yang sama. Dengan kata lain, kita berasumsi bahwa internal link di sini adalah situs yang sama, jadi kita hapus nama domain yang merupakan bagian dari kode tersebut, sehingga akan hasilnya seperti:

URL Relative

Kehadiran link menjadi faktor yang digunakan Google untuk menentukan popularitas dari suatu website. 

Sebelum tahun 2005, link Dofollow adalah satu-satunya tipe link yang ada di internet. Ya, kita hanya mengenalnya sebagai “link.” Namun sekarang telah berganti karena sudah ada banyak orang yang menjalankan blog dan website.

Pemilik blog menyadari bahwa mereka bisa meningkatkan peringkat dengan cara mendapatkan link dari website lain yang populer.

Jadi, bukannya melakukan hal yang seharusnya (seperti membuat Guest Post dan menerapkan strategi SEO White Hat), mereka justru membuat banyak sekali backlink komentar spam di website populer untuk mendapatkan backlink gratis dan cepat.

Lalu apa hasilnya?

  • Website-website populer terlihat seperti ladang spam.
  • Website spam mulai mendapatkan peringkat tinggi di pencarian Google dan mesin pencari lainnya.
  • Website berkualitas mendapatkan penurunan ranking

Jadi, para developer Google harus campur tangan untuk menambahkan tag Nofollow ke algoritma mereka, untuk mengabaikan link spam dari proses pemeringkatan. Sejak saat ini, Google sudah lagi tidak menghitung link Nofollow sebagai faktor penentu peringkat website

Sekarang ini, link Nofollow lebih banyak digunakan pada link dari media sosial, blog comment, postingan forum dan bio, serta link berbayar (termasuk banner website).

Baca lebih lanjut: Link Internal Nofollow: Bolehkah Diterapkan pada Website?

Ada dua cara untuk mengetahui apakah sebuah link termasuk Dofollow atau Nofollow:

1. Periksa Tag Nofollow di dalam HTML Halaman

Buka halaman website yang ingin Anda cek.

View Page Source

Setelah itu, Anda akan diarahkan ke tab baru. Tekan tombol Ctrl + F, lalu ketik “Nofollow” di kolom pencarian. 

Contoh Nofollow

Ekstensi ini bisa Anda download secara gratis. Seperti namanya, alat  ini akan mencoret link Nofollow pada halaman Anda. 

Beginilah tampilan dari Dofollow dan Nofollow link yang bisa Anda temukan setelah memasang ekstensi tadi:

Strike Out Ekstensi

Sebagai contoh, halaman konten yang sudah saya buat tentang “20 Trik Neuromarketing” memiliki 15 link external. Beberapa link keluar yang bisa Anda lihat dari halaman tersebut seperti ini.

Jadi, sebenarnya Anda harus menggunakan internal link Nofollow atau Dofollow? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita diskusi terlebih dahulu tentang Pagerank Sculpting.

Contoh Link Eksternal

Kemudian, ekstensi yang Anda pasang tadi akan menunjukkan link yang merupakan Nofollow dengan cara menyoretnya seperti di bawah ini.

Contoh Link Eksternal Strike Out

Apa Itu Pagerank Sculpting?

Pagerank Sculpting adalah teknik SEO yang populer beberapa tahun lalu, di mana Anda bisa  menambahkan tag “Nofollow,” ke beberapa atau sebagian besar link halaman Anda untuk mengarahkan semua link juice ke beberapa link terpilih. 

Google melihat ini sebagai cara yang manipulatif. Maksudnya adalah, berarti Anda berupaya menggunakan internal link Nofollow seminimal mungkin. 

Jawaban yang sederhana dari kasus tersebut adalah:

Hanya gunakan Tag Dofollow di dalam link internal Anda.”

Anda bisa menggunakan Tag Nofollow ketika ingin memberikan tautan keluar, jika:

  • Anda membangun blog yang mendapatkan banyak komentar. 
  • Mengandalkan kontributor untuk membuat konten, dan Anda wajib selektif tentang siapa saja yang bisa menulis untuk website Anda. Hal ini untuk menghindari strategi SEO yang bersifat spam. 

Apa Itu Anchor Text?

Sebuah Anchor Text (atau lebih banyak keyword) adalah nama atau kata yang bisa diklik dan memiliki link internal atau link external di dalamnya. 

Sebagai contoh:

Backlink Generator dijadikan salah satu tools untuk mendapatkan link external.

Manfaat Mengoptimalkan Anchor Text

Ada dua manfaat utama dari mengoptimasi Anchor Text di dalam link Anda:

  • Meningkatkan User Experience (UX), dengan menampilkan kepada pengguna, mana link yang akan mengarahkan mereka, bahkan sebelum mengkliknya. 
  • Memberitahu Google apa keyword yang Anda harapkan untuk mendapatkan peringkat, dan memberikan relevansi topik pada halaman yang ditautkan di dalam Anchor Text.

Jenis-Jenis Anchor Text

Baik di dalam internal link dan external link, ada beberapa jenis Anchor Text, yaitu:

1. Anchor Text Exact Match

Ini adalah jenis Anchor Text yang menggunakan keyword, yang Anda harapkan untuk mendapatkan ranking. Contoh:

“Menggunakan layanan backlink PBN berkualitas bisa membantu meningkatkan otoritas website.

2. Anchor Text Naked

Jenis internal link atau eksternal link ini menggunakan alamat website atau halaman yang ingin dituju. Contohnya.

Backlink merupakan salah satu faktor utama yang digunakan oleh Search Engine untuk menentukan otoritas dan relevansi sebuah website. Untuk informasi selengkapnya, silahkan kunjungi https://www.garuda.website/backlink/.

3. Anchor Text Partial Match

Jenis Anchor Text ini melibatkan kata penambahan untuk keyword yang ditargetkan. Ini adalah jenis yang paling banyak digunakan, karena memungkinkan Anda menambahkan keyword tanpa membuat Google merasa “cringe” dengan penggunaan kata kunci yang diulang-ulang.

Anda perlu memahami apa saja contoh backlink spam yang wajib dihindari.

4. Anchor Text Brand

Jenis ini menggunakan nama brand Anda sebagai Anchor Text. Contoh:

Garuda Website menyediakan layanan backlink Premium untuk membantu meningkatkan bisnis digital Anda.

5. Anchor Text Generic

Anda juga bisa menggunakan kata acak atau keyword yang tidak relevan sebagai Anchor Text. Contoh:

Klik di sini untuk mengetahui harga backlink berkualitas dari website otoritas tinggi.

Saat menentukan Anchor Text untuk internal link, ada beberapa aturan umum yang perlu Anda ketahui:

1. Jangan Gunakan “Exact Match” Terlalu Banyak Sebagai Anchor Text

Banyak website menggunakan keyword Exact Match yang berlebihan sehingga kehilangan peringkatnya saat Google mengenalkan algoritma Penguin di tahun 2012. Pembaruan ini menyarankan Anda untuk menggunakan Exact Match hanya 1-5% dari total Anchor Text. 

Namun, riset dari Ahrefs terkait 384,614 website menunjukkan tidak ada perbedaan antara Anchor Text Exact dengan Partial dalam hal peringkat SERP

Namun tetap saja, tidak ada yang mengetahui dengan pasti bagaimana Google menjalankan algoritmanya, jadi saya merekomendasikan Anda untuk menggunakan variasi Anchor Text dari Exact Match, Brand, dan Partial di website Anda untuk menghindari spam. 

2. Pikirkan UX yang Menarik

Sebelum memutuskan sebuah teks, tanyakan dulu pada diri And sendiri, “apakah teks tersebut sudah cukup menarik?

Jika Anda ingin menggoda pengunjung untuk berada di website Anda selama mungkin, namun Anchor Text yang Anda gunakan tidak begitu menarik mereka untuk mengeksplor konten lebih jauh, maka Anda Perlu mengganti Anchor Text tersebut tidak peduli apapun alasannya.

3. Hindari Menggunakan Anchor Text

Saya sama sekali tidak menyarankan Anda untuk membuat link internal menggunakan Anchor Text Naked. Ini hanya akan terlihat tidak bagus dan website Anda dinilai tidak profesional.

4. Jangan Gunakan Anchor Text Generic

Saat membuat internal link, hindari penggunaan Anchor Text Generic. Cara ini justru akan menghilangkan peluang Anda dalam memberikan sinyal ke Google, apa yang seharusnya masuk ke peringkat. 

5. Pertahankan Relevansi

Gunakan kata-kata untuk menjelaskan kepada pengunjung kemana mereka akan diarahkan. Itu disebut “link” karena akan menghubungkan dua halaman bersamaan. Jadi, pastikan Anda memilih Anchor Text yang memperlihatkan relevansi dari keduanya. 

Contohnya, Anda tidak bisa menghubungkan halaman yang membahas tentang “minuman kaleng berkalori rendah” dengan halaman “smartphone termurah tahun ini.” Google akan menilai relevansi Anda dan kemungkinan besar akan memberikan hukuman untuk halaman tersebut (halaman jadi deindex dan hilang dari ranking).

6. Buatlah Sesingkat Mungkin

Tulisan panjang efektif untuk menyampaikan informasi atau pesan, dan Anchor Text yang pendek membuat pengunjung tidak bosan mencari informasi lebih lanjut.

7. Jangan Lakukan Pengulangan

Ingat, jangan gunakan pengulang Anchor Text untuk internal link, Hal ini hanya akan membuat konten Anda tidak natural dan akan memicu Google untuk melakukan pendeteksian spam, yang akan memperburuk ranking halaman web Anda.

8. Gunakan Latent Semantic Indexing (LSI) di dalam Anchor Text

LSI merupakan sebuah konsep dari Google dan mesin pencari lainnya untuk menemukan halaman Anda dengan istilah yang berbeda. Apakah Anda ingat ketika sedang mencari istilah tertentu lalu tiba-tiba muncul saran yang berbeda, dan tampaknya masih berhubungan dengan apa yang sedang Anda ketik?

Seperti ini…

Contoh LSI 1

Atau saran terkait yang muncul di bagian bawah halaman pencarian seperti ini…

Contoh LSI 2

Saran terkait inilah yang disebut sebagai LSI, yang banyak direkomendasikan oleh pakar Google untuk digunakan. Jadi, kenapa tidak Anda menggunakannya sebagai Anchor Text?

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mencari LSI keyword sebagai Anchor Text Anda:

Pencarian manual

Dua contoh di atas tadi merupakan cara manual untuk menemukan LSI keyword. Anda juga bisa menggunakan Google Search Console untuk mencari ide teks yang sesuai dengan kueri pencarian halaman web Anda. 

Menggunakan LSI Keyword Generator

Gunakan LSI Generator Gratis. Tool ini juga memiliki fitur yang menampilkan volume pencarian yang berbeda dari sebuah keyword, CPC, dan halaman peringkat yang menggunakan istilah yang sama. 

Ini apa lagi kok ada nyambungnya ke konten silo? Tenang dulu… Izinkan saya menjelaskannya karena ini masih berhubungan dengan internal link.

Silo mungkin bisa disebut sebagai istilah yang sederhana namun dengan nama yang cukup kompleks. Saya ingin menggunakan contoh yang diberikan oleh Bruce Clay untuk menjelaskan bagaimana konten silo bekerja. 

Bayangkan saja website Anda sebagai sebuah toples yang dipenuhi dengan 3 jenis kelereng: hijau, biru, dan merah. Sebagai “Dewa” dari semua hasil pencarian, Google (secara teori) akan mengklasifikasikan konten ke dalam satu dari tiga kategori:

1. Konten Berbahaya

  • Semua kelereng dicampur secara sembarangan tanpa adanya pola tertentu. 
  • Situs website Anda tidak  memiliki tema yang pasti. 
  • Konten dengan berbagai topik ada di mana-mana, sehingga Google kebingungan untuk memberi peringkat apa untuk Anda.

2. Fokus pada Satu Topik

  • Memasukkan setiap tipe kelereng di dalam satu toples. 
  • Sekarang Anda memiliki sebuah toples merah, toples hijau, dan toples biru. 
  • Ini akan terlihat seperti Anda memiliki tiga website yang tidak relevan.
  • Google akan mengakuinya itu sebagai spesifik topik, namun tidak ada ruang untuk mengembangkan website Anda. 

3. Konten Silo

  • Tujuan yang diharapkan.
  • Satu toples diisi berbagai warna kelereng yang dikategorikan berdasarkan urutan.
  • Semua potongan konten baru akan berjalan pada bagian spesifik yang sudah ditentukan sebelumnya, atau Anda bisa membuat bagian baru di dalam toples tersebut (situs web Anda).

Catatan: Anda bisa membuat 10 hingga 15 konten silo di dalam website Anda. Namun, semakin banyak konten silo yang digunakan, maka akan semakin rumit proset internal linknya.

Konten Silo dan SEO

Ada dua manfaat dan konten silo:

  • Navigasi situs yang tepat. Lebih banyak waktu konsumsi konten yang dilakukan pengunjung dan mempengaruhi UX yang lebih baik. 
  • Otoritas. Memberi sinyal kepada Google bahwa Anda secara sistematis menguasai satu atau lebih konten yang berpeluang besar akan memberi peringkat tinggi bagi mereka. 

Tujuan Anda adalah untuk menjadikan website terstruktur dengan baik, sehingga setiap halaman (di dalam kategori apapun) hanya berjarak tiga klik dari homepage Anda.

Contoh Konten Silo

Di bawah ini adalah contoh dari Amazon. Anda bisa melihat 4 konten silo (Amazon Music, Otomotif, Pakaian Pria, dan Koper) yang masing-masingnya berisi silo tambahan:

Contoh Silo Amazon

Berikut ini adalah silo dari Pakaian Pria yang dijadikan sub kategori. Lingkaran ini terus meluas tepat sebelum halaman produk tempat Amazon menggunakan struktur URL yang berbeda dan sangat panjang:

Contoh Silo Amazon 2

Berikut adalah struktur link standar dari konten silo:

namadomain.com/silo-directory/silo/

Untuk mempermudah pemahaman, berikut adalah contoh struktur link konten silo dari Amazon Music:

Amazon Prime Music

https://www.amazon.com/music/prime

Amazon Unlimited Music

https://www.amazon.com/music/unlimited

Amazon Free Music

https://www.amazon.com/music/free

Jenis Konten Silo

Ada dua jenis konten silo yang perlu Anda ketahui:

1. Physical Silo

Ambil contoh Anda sedang mengelola sebuah toko pakaian dan memiliki dua kategori utama: baju dan celana. 

Halaman untuk celana bisa meliputi: jeans, chino, athletic, baggy, dan klasik.

Sementara halaman untuk kategori baju: flannel, tangan panjang, dress, dan oversize. 

Maka cara Anda mengklasifikasikan silo akan seperti ini:

Celana

  • https://namadomain.com/celana/jeans/
  • https://namadomain.com/celana/chino/
  • https://namadomain.com/celana/baggy/
  • https://namadomain.com/celana/klasik

Baju

  • https://namadomain.com/baju/flannel/
  • https://namadomain.com/baju/tangan-panjang/
  • https://namadomain.com/baju/dress/
  • https://namadomain.com/baju/oversize/

Anda bisa menggunakan tipe physical silo untuk website baru, yang memungkinkan pembuatan direktori untuk seluruh situs. Dari contoh sebelumnya, kedua silo ini memiliki dua kesamaan:

  • Menggunakan pola URL yang sama (www.namadomain.com/direktori/subhalaman).
  • Tidak ada keterikatan antara kedua silo tersebut. Halaman-halaman tersebut, dari silo baju tidak bisa dihubungkan ke halaman dari slo celana. 

2. Virtual Silo

Contohnya saja jika Anda baru mengerti tentang SEO setelah beberapa tahun mengelola website, dan sulit untuk mengubah struktur yang sudah ada atau membangun direktori utama. 

Untuk mendapatkan hasil yang sama seperti physical silo, Anda harus membangun virtual silo, yang merupakan hubungan beberapa sub halaman yang saling berkaitan satu sama lain, dan dengan halaman utama.

Sebagai contoh, mari kita gunakan kembali contoh dari Amazon Music di atas:

Contoh Virtual Silo

Untuk membuat virtual silo yang tepat, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Landing page (Amazon Music) harus memiliki link yang mengarah ke setiap sub kategori (seperti Free Streaming, Unlimited, HD, Prime, CD, Open Web, dan Store).
  • Setiap sub halaman harus memiliki link yang mengarah ke landing page (Amazon Music) dan ke setiap sub halaman lainnya. 

Jadi jika Anda mengunjungi halaman Music Unlimited, di dalamnya harus membuat tujuan link, satu ke halaman utama (Amazon Music) dan internal link yang mengarah ke setiap enam halaman lainnya. 

Bagaimana Cara Membuat Konten Silo?

Ada 4 langkah dalam membuat konten silo yang perlu Anda ketahui:

Langkah 1: Mengaudit Situs dan Menganalisis Kompetitor

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan silo SEO yang tepat adalah mengaudit website Anda, jadi Anda bisa memiliki ide yang spesifik, terkait apa yang ingin disajikan dari website Anda dan apa yang diinginkan untuk mendapatkan peringkat. 

Anda bisa menggunakan Google Search Console dan tool SEO lainnya, untuk  menemukan saran konten terkait dengan bisnis Anda, dan tanyakan pada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  • Apa keyword bisnis yang paling relevan?
  • Dari mana trafik yang paling banyak datang, dan apa keyword yang paling banyak diklik pengunjung dari website Anda?
  • Apa 10 keyword yang paling sering digunakan (keyword pendek dan longtail) di dalam halaman website Anda?
  • Apa keyword pendek dan generik yang mendatangkan banyak trafik ke situs Anda?

Jika menggunakan Ads, apa copywriting yang paling membawa trafik tinggi dan kenapa?

Setelah itu, Anda bisa langsung menganalisis kompetitor untuk memahami apa yang dilakukan oleh kompetitor di dalam niche yang sedang Anda kelola.

Langkah 2: Tentukan Halaman Silo yang Memungkinkan

Setelah selesai mengamati kompetitor Anda, coba carilah:

  • Halaman peringkat mereka.
  • Keyword yang sudah mendapatkan ranking (keyword pendek dan longtai).
  • Tipe konten mereka (teks, visual, audio, dan lainnya).
  • Density konten mereka (seberapa sering mereka memproduksi konten).

Ketika Anda mengumpulkan semua informasi, buat sebuah daftar halaman penting dari situs Anda yang berpotensi menarik volume pencarian tinggi untuk keyword di dalam niche Anda. Ini akan menjadi kategori halaman untuk silo Anda.

Langkah 3: Mengkategorikan Sub Halaman

Nah sekarang, di dalam Spreadsheet atau Excel, buat daftar semua sub kategori yang relevan dengan topik utama (Tier 1), dan sub halaman yang relevan dengan sub kategori (Tier 2). 

Contoh:

Anda mengelola toko sepatu dan menginginkan keyword sepatu untuk mendapatkan ranking (keyword yang sangat luas, pendek, volume trafik tinggi, dan relevan dengan industri).

Lalu Anda bisa memperluasnya menjadi bagian-bagian ini:

  • Kategori topik: Sepatu.
  • Sub halaman (Tier 1): sepatu sneakers, sepatu pantofel, dan sepatu boots.
  • Sub sub-halaman (Tier 2): Produk 1, Produk 2, Produk 3.

Maka nanti landing page untuk sepatu akan terlihat seperti ini…

Contoh Sub Kategori

Langkah 4: Menghubungkan Halaman Silo Anda

Berikut ini adalah tips-tips SEO yang bisa dilakukan untuk meningkatkan konten silo Anda.

Sekarang Anda sudah menentukan halaman utama dan sub halaman, cara paling mudah untuk melakukan internal link antara kedua halaman tersebut bisa dimulai dari topik halaman Anda. 

Kemudian, pindahkan ke bawah silo, sampak Anda menautkan semua halaman penting. Jika sudah, kembali lagi ke atas untuk menautkan halaman topik dalam proses seperti lingkarang. 

Apabila Anda bisa meminta situs berotoritas tinggi mengirim backlink ke halaman Anda, maka lakukanlah. Hal ini sangat efektif untuk meningkatkan peringkat dengan lebih cepat. 

Secara umum, halaman otoritas Anda adalah yang mendapatkan backlink berkualitas tinggi. Anda bisa menggunakan halaman-halaman ini untuk memberikan otoritas ke halaman silo dengan menambahkan internal link. Anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Mengidentifikasi halaman-halaman berotoritas tinggi.
  • Temukan peluang untuk menghubungkan halaman-halaman tersebut.
  • Buat konten relevan, yang bisa ditambahkan internal link antara halaman dengan otoritas tinggi dan sub halaman.  
  • Ketiga cara ini bisa  meningkatkan link power Anda dan memudahkan sub halaman mendapatkan peringkat di Google.

Menambahkan link, baik internal atau external di WordPress sangatlah mudah. Anda bisa memulainya dengan menyorot bagian konten yang Anda pilih sebagai Anchor Text, klik tombol “link” yang tersedia di toolbar (atau bisa tekan Ctrl + K), tempel link Anda dan tekan OK. 

Ini adalah cara termudah untuk menambahkan internal link di dalam satu konten. 

Akan tetapi, satu-satunya masalah datang ketika Anda memiliki banyak halaman tanpa internal link, Anda akan kebingungan mulai dari mana.

Baik itu mengecek satu-satu halaman untuk menambahkan link internal, atau menggunakan plugin yang bisa membantu Anda mendapatkan link ke dalam banyak halaman dalam satu waktu. Tentu, ini akan menghemat waktu dan tenaga Anda. 

Selain cara manual seperti di atas, Anda juga bisa menambahkan link internal menggunakan Internal Link Juicer, yang merupakan plugin WordPress. Dengan memasukkan beberapa keyword yang ingin ditambahkan, keyword-keyword tersebut akan mendapatkan link dari halaman konten lain.

Beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh plugin link internal ini adalah:

  • Menghemat waktu Anda karena bisa melakukan proses yang rumit dalam membangun tautan internal secara otomatis. 
  • Anda akan mendapatkan banyak pengunjung dengan adanya link internal yang bisa meningkatkan peringkat di mesin pencari. 
  • Meningkatkan Pengalaman Pengguna melalui link internal yang bermanfaat. 

Ada banyak tools yang bisa digunakan untuk menganalisis internal link dan melihat apa saja yang ditelusuri oleh web crawler di situs Anda. 

Beberapa tools terbaik menurut saya adalah Sitebulb, SEMrush, dan Screaming Frog. Alat-alat tersebut sangat mudah digunakan dan memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi metrik link internal yang menunjukkan link bermanfaat, link rusak, dan halaman yang tidak memiliki link internal sama sekali (orphan page).

Sitebulb adalah tools yang berguna untuk mengaudit website. Anda akan melihat 4 SEO metrik di dalam alat ini:

  • Audit Score
  • SEO Score
  • Security Score
  • Speed Score

Di bagian Link Score menunjukkan angka dari link yang ditemukan di setiap halaman. Lagi, alat ini akan membantu Anda untuk mengidentifikasi halaman orphan dan halaman dengan keyword stuffing lalu membetulkannya.

Link Score Sitebulb

Untuk menganalisis link internal menggunakan SEMrush, Anda bisa memulainya dengan masuk ke dalam Dashboard dan buat projek baru. 

Link Internal SEMrush

Setelah Anda memasukkan domain yang dingin dianalisis, klik panel Site Audit dan pilih berapa banyak halaman yang dingin di-crawling, kemudian klik Start Site Audit.

Untuk menganalisis internal link, klik Internal Linking seperti yang tertera di bawah ini.

Link Internal SEMrush 2

Apa yang Harus Dianalisis?

Ada 5 metrik untuk menganalisis optimasi internal link menggunakan SEMrush:

1. Halaman-halaman yang Memiliki Perbedaan 3 Klik dengan Homepage
Perbedaan 3 Klik SEMrush

Secara praktis, jika ada halaman yang sudah sangat jauh dan sebenarnya memiliki trafik yang cukup tinggi atau berbeda hanya 3 klik dari homepage namun tidak mendapatkan rank, maka Anda bisa mengidentifikasinya menggunakan SEMrush. Anda bisa menambahkan link yang mengarah ke halaman tersebut.

2. Halaman Orphan dan Stuffed
Orphan dan Stuffed Page SEMrush

Metrik ini memperlihatkan rata-rata jumlah dari internal link di halaman situs Anda. Tujuannya adalah untuk mencari halaman mana saja yang sama sekali tidak memiliki internal link di dalamnya (orphan pages).

Halaman orphan yang tidak terhubung ke manapun, tentunya tidak bisa ditemukan oleh web crawler, bahkan jika mereka merupakan konten-konten berkualitas. Nah, keberadaan SEMrush membantu Anda menemukan mana saja halaman yang tidak memiliki link tersebut. 

Sementara itu, halaman dengan link yang terlalu banyak (stuffed pages), ingat bahwa Anda tidak boleh memiliki link lebih dari 100. Sekarang, Anda bisa mengidentifikasi halaman-halaman yang memiliki banyak link di dalamnya, dan menghapusnya.

Link Distribution SEMrush

Tool internal link distribution membantu Anda untuk mengidentifikasi halaman yang memiliki link juice lemah. Ini adalah halaman-halaman yang tidak mendapatkan link internal dari silo atau halaman otoritas Anda. Dengan mengklik “Weak Pages” Anda akan mendapatkan daftar URL, jadi Anda bisa mengoptimasinya secara langsung. 

SEMrush membantu Anda untuk menemukan dan membetulkan link rusak yang menghasilkan halaman 404 error, yang bisa menurunkan peringkat di SERP. 

5. Halaman Otoritas

Inilah bagian yang paling seru. Setelah menemukan halaman otoritas di situs Anda, Anda bisa menggunakannya untuk dihubungkan ke halaman lain yang tidak populer, atau halaman yang membutuhkan link juice.

Ini adalah software yang bisa didownload dan sangat pintar. Berikut adalah Dashboard yang bisa Anda lihat setelah mendownloadnya:

Dashboard Screaming Frog

Ketik URL domain yang ingin Anda cek lalu klik Start

Selain itu, cek juga masalah internal link broken dengan mengklik tab Response Codes, lalu klik Client Error (4xx) dari pop-up menu.

Client Error Screaming Frog

Klik Inlinks untuk menemukan adanya link broken yang menjadi masalah di situs Anda:

Inlink Screaming Frog

Untuk melihat adanya redirect link, ulangi cara yang sama dan pilih Redirection (3xx). Anda juga bisa menggunakan Screaming Frog untuk menemukan halaman yang lemah dan meningkatkan nilai link-nya. 

Halaman Lemah Screaming Frog

Kesimpulan

Untuk memastikan informasi yang sudah saya sampaikan semuanya terserap di dalam diri Anda, kita ulangi dari pengertian apa itu link internal.

Internal link atau tautan internal adalah proses untuk menghubungkan dua halaman di website Anda.

Link tersebut harus dikemas menggunakan Anchor Text untuk membuat pembahasan di setiap halaman natural dan profesional.

Dalam pemilihan Anchor Text untuk link internal, pastikan menghindari jenis naked link dan generic link. Selain itu, jangan gunakan Anchor Text yang sama terlalu berlebihan meskipun beda halaman.

Jika Anda dengan sengaja melakukannya, siap-siap Google tandai sebagai spam. 

Intinya, lakukanlah link internal dengan cara yang natural yang bisa memotivasi pengunjung mencari tahu lebih lanjut informasi yang ada di website Anda, dan membantu Google menilai bahwa website Anda memiliki kualitas yang tinggi. 

View Comments (3) View Comments (3)
  1. saya selalu mengikuti setiap positngan tentang seo dan situs anda sangat membantu saya memahami sedikit demi seidkit tentang seo terima kasih atas bantuannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Apa Itu Press Release

Apa Itu Press Release dan Manfaatnya untuk Perusahaan

Next Post
Silo SEO

Silo SEO: Teknik Konten yang Tidak Boleh Saling Berhubungan