Dark Mode Light Mode

Benarkah Keyword Stuffing Adalah Strategi SEO yang Buruk?

Keyword Stuffing Adalah Keyword Stuffing Adalah
Keyword Stuffing Adalah

Keyword stuffing adalah cara SEO lama yang sudah harus ditinggalkan. Mendapatkan ranking yang tinggi untuk website atau landing page Anda berarti bahwa pengguna internet bisa menemukan dan mengunjungi halaman Anda, bahkan berpeluang menjadi konsumen. 

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meraihnya, yakni dengan mengunggah konten relevan secara sering, menggunakan meta deskripsi dan link yang relevan. 

Namun strategi yang kita gunakan untuk mengoptimasi konten website adalah dengan menggunakan keyword, yang berpotensi ditemukan oleh pengguna internet untuk mencari sebuah informasi, produk, atau jasa. 

Bukannya mudah ya menambahkan keyword di dalam artikel? Kan tinggal tempel, tempel, dan tempel? Tidak semudah itu, Ferguson…

Salah satu masalah terbesar, baik jika berbicara tentang konten blog atau konten produk e-commerce adalah keyword stuffing. Kita akan pelajari itu, supaya website Anda terhindar dari kutukan mbah Google. 

Apa Itu Keyword Stuffing?

Keyword stuffing adalah teknik SEO spam yang melibatkan penggunaan keyword terlalu memaksa ke dalam halaman website. Tujuannya dari hal ini tentu untuk mengejar ranking di mesin pencari. Perhatikan contoh ini:

Keyword stuffing juga bisa muncul di beberapa tempat:

1. Title tags (judul) dan meta deskripsi (deskripsi singkat):

AD 4nXdIogjyeQXABK0q1siFB2NyxzBja8W4kC XKEyn0 HHBuqZsiMFGwUxqmA3vsFI4 MhckuGPJvppG2dScRQKLZs9pPsy20o30sI8PxpXQqe6yGeHhSOSKs3mHUSKIpq Y2QmsYn9RpAiP0kBVuj7bmeSuQ?key=ujlrllCnm0A9HPRuDGRw9g

2. URL (permalink website)

AD 4nXdzsKYNIWSLuWWUhcvkjTwwlLt6WOJwLT3 ceaNYHp6fW1AMJ7lfY G g6QPE4eH GxGB6fbFK

3. Anchor Text (berisi link yang mengarah ke halaman website lain)

AD 4nXcxamtJ2wqNx qpZHkLRSKpdjfmVhYCD7iOPKXpJvz7UKbOghs4rYrPG8TjndzmkEgbddRUeEwOOUdR2mg9azegisV6NBhpGw6JLkNSPal6 K2QnkxR8GNOCsHF2 mvayD9VmeP8lxkJwfzc8g D7KUrSk?key=ujlrllCnm0A9HPRuDGRw9g

4. Alt Text (Deskripsi gambar HTML yang digunakan oleh mesin pencari untuk menampilkan hasil gambar)

Contoh Alt Text Keyword Stuffing

Hal yang normal jika beberapa keyword muncul di dalam konten. Namun jika harus menerapkan keyword stuffing seperti contoh di atas, itu hanya membantu Google menilai konten website And tidak bermanfaat dan tidak natural. 

Apakah Keyword Stuffing Adalah Strategi yang Perlu Dihindari?

Keyword stuffing adalah strategi yang buruk untuk SEO, karena ini menunjukkan kualitas konten yang rendah. Keyword yang tidak natural akan dianggap sebagai spam. Hal ini bisa menurunkan minat pembaca untuk melakukan interaksi dengan halaman website Anda. 

Selain itu, Google juga lebih menyukai konten berkualitas tinggi dan ditulis oleh manusia (bukan AI). Ini berarti jika Anda menggunakan target keyword yang terlalu berlebihan, konten yang dibuat kemungkinan tidak akan mendapatkan peringkat di hasil pencarian. 

Selain itu, keyword stuffing juga melanggar kebijakan Google Spam, jika terdeteksi adanya:

  • Memasukkan keyword ke dalam konten website dalam jumlah yang banyak
  • Membangun backlink (link mengarah ke situs Anda dari website lain) yang menggunakan anchor text sama di berbagai website. 

Jika kedua hal itu terdeteksi oleh Google, maka bisa berdampak pada ranking website yang menurun, atau menerima penalti dari Google. Kalau sudah sampai di tahap ini, sudah pasti website Anda dihapus dari hasil pencarian. Menyeramkan, ya? Itulah mengapa keyword stuffing adalah strategi SEO yang buruk dan harus dihindari. 

Lalu, Kenapa Ada Website yang Mencoba Keyword Stuffing?

Banyak pemilik website memaksakan menggunakan keyword yang berlebih karena salah langkah dan hanya ingin mendapatkan ranking di hasil pencarian yang tinggi dan instan. Ya memang, SEO jaman dulu masih membolehkan penerapan keyword stuffing dan bisa memberikan ranking

Algoritma Google pada saat itu menganggap halaman website dengan keyword yang banyak sebagai halaman yang relevan, Bahkan berpotensi menghasilkan backlink dengan keyword yang serupa. 

Sayangnya, Google sudah memperbarui algoritma mereka, di mana mereka akan memberikan penalti untuk website yang menerapkan keyword stuffing. 

Google mengerti konteks dan akan saat ini akan memberikan peringkat untuk halaman website berdasarkan faktor-faktor seperti informasi yang lengkap dan search intent pengguna. Jadi, tidak lagi menilai dari seberapa banyak penggunaan keyword di dalam konten.

Selain itu, alat pendeteksi spam Google yang sekarang sudah jauh lebih efektif. Jadi, penerapan keyword stuffing hanya akan menurunkan performa website Anda di hasil pencarian. 

Meskipun demikian, Google juga mencari istilah pencarian pada halaman website untuk menentukan apakah istilah tersebut relevan untuk pengguna:

Sinyal yang paling umum untuk menandai bahwa informasi itu relevan adalah ketika konten mengandung keyword yang sama dengan kueri pencarian Anda. “ – Google

Selain itu, Google juga memahami anchor text untuk memahami link seperti apa yang ada di dalam konten. 

Intnya, Anda tidak perlu menggunakan keyword pada suatu halaman beberapa kali hanya untuk mendapatkan peringkat. Atau, memiliki banyak backlink masuk dengan Anchor Text yang mengandung keyword serupa. 

Apakah Konten Anda Mengandung Keyword Stuffing?

Anda bisa menemukan keyword stuffing secara manual dengan cara membaca konten Anda secara keseluruhan. Atau dengan cara memeriksa penempatan keyword yang berlebihan atau tidak wajar. 

Namun jika Anda ingin mengecek konten secara massal apakah mengandung keyword stuffing atau tidak, gunakan beberapa tools SEO seperti Ahrefs dan Semrush, untuk menganalisis konten Anda (sampai ke Alt Text). dan hasil analisis tersebut akan diberikan dalam bentuk Spreadsheet atau Excel.

Cara Menghindari Keyword Stuffing

Sekarang kita semua sudah sepakat ya bahwa keyword stuffing adalah strategi SEO yang buruk dan harus ditinggalkan. Namun bagaimana jika ternyata saya masih menggunakan banyak keyword ke dalam satu konten tanpa sengaja? Sebelum hal tersebut terjadi, berikut adalah cara yang tepat untuk menghindari keyword stuffing. 

1. Menggunakan Beberapa Keyword Relevan di dalam Halaman

Memang lebih sulit untuk menghindari keyword stuffing jika Anda menargetkan beberapa keyword yang terlalu mirip. Seperti contoh di atas tadi, misalnya Anda menargetkan kata kunci “sepatu murah”, lalu menargetkan sub kata kunci yang masih sangat relevan, seperti “sepatu sneakers murah,” “sepatu pantofel murah,” dll. 

Untuk memberikan Anda gambaran, ada 3000 lebih keyword di pencarian Indonesia tentang “sepatu” dan “murah.” Berdasarkan Ahrefs Keywords Explorer:

AD 4nXe jWPgMCEaZ5 jyVzaA1hCgHZfLmTBx94d TMhmUZX8Iu7H2RbHAq3hTJtC5BjFNXTK1f IMHedfa7iHFQrqN8iWHRMdS

Analisis keyword membantu Anda memprioritaskan kata kunci berdasarkan beberapa faktor, termasuk:

  • Search intent: Tujuan dari pencarian pengguna.
  • Keyword difficulty: Seberapa sulit suatu keyword mendapatkan peringkat organik yang tinggi.
  • Search volume: Jumlah rata-rata pencarian per bulan.

Dalam satu halaman, kami menyarankan Anda untuk memilih satu target keyword (keyword utama yang akan digunakan untuk mengoptimasi konten). Lalu menambahkan 1 sampai 5 LSI keyword (keyword turunan) yang relevan dengan topik pembahasan. Contoh:

  • Target keyword: sepatu sneakers murah.
  • LSI keyword: sepatu casual terbaik

Semakin luas cakupan target keyword Anda, maka akan semakin banyak LSI keyword yang bisa digunakan dengan aman. 

2. Terapkan Teknik SEO On Page Terbaik

SEO On Page adalah strategi terbaik yang sudah terbukti dapat membantu sebuah website mendapatkan peringkat yang lebih tinggi. Nah, ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Wajib dilakukan:

  • Fokus membuat konten untuk pengguna, bukan untuk mesin pencari. 
  • Sertakan target keyword di dalam Title Tag, Meta Description, Heading 1, dan paragraf pertama di dalam konten. 
  • Gunakan keyword relevan (LSI keyword untuk membuat konten semakin natural. 
  • Gunakan keyword relevan di isi konten dan Subheading (pastikan posisinya natural untuk dibaca). 
  • Menambahkan Alt Text untuk mendeskripsikan gambar menggunakan keyword.
  • Menambahkan Anchor Text untuk menambahkan link menggunakan keyword jika relevan. 

Jangan Dilakukan:

  • Jangan menambahkan keyword terlalu berlebihan di dalam konten yang tidak masuk akal.
  • Jangan menambahkan keyword yang terlalu padat hanya untuk mencapai parameter Plugin SEO.
  • Jangan menggunakan banyak keyword yang serupa secara berurutan.
  • Jangan menulis subtopik yang tidak relevan hanya karena ingin menargetkan satu kata kunci.

4. Pilih Anchor Text Backlink Secara Hati-hati

Saat menerapkan link building untuk situs website Anda, hindari keyword stuffing untuk digunakan sebagai Anchor Text. Anda hanya boleh menautkan ke situs Anda jika link tersebut natural dan bermanfaat. Lalu, pilihlah Anchor Text yang mempertimbangkan kebutuhan pembaca, bukan mesin pencari.

Backlink yang “sehat” terdiri dari beberapa tipe Anchor Text, seperti:

Tipe Anchor TextContoh
BrandAdidas
Brand + KeywordSneakers Adidas
Keyword yang Paling TepatSneakers
Keyword SerupaJenis Sneakers
Keyword RelevanSepatu Casual
Link Nakedhttps://www.adidas.com/
GenericKlik di sini
Gambar[Gambar dari Sneakers Adidas]

Optimasi Konten Website Anda Bersama Garuda Website!

Seperti yang sudah kita pahami bersama, keyword stuffing adalah praktik optimasi halaman website yang harus dihindari, karena hal ini berpotensi terkena penalti dari Google. 

Untuk menghindarinya, Anda perlu membuat konten dengan menargetkan satu kata kunci saja, lalu menambahkan setidaknya 1 sampai 5 keyword LSI (bukan yang terlalu mirip).

Masih menemukan kesulitan? 

Anda bisa berkonsultasi dengan Garuda Website untuk menghasilkan konten halaman yang berkualitas dan jauh dari kata keyword stuffing. Jasa penulis artikel SEO kami ahli dalam membuat konten yang bernilai untuk pengguna, dan tentunya disukai oleh Google. 

Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Black Hat SEO

Apakah Black Hat SEO Adalah Praktik yang Harus Dihindari?

Next Post
Apa Itu Press Release

Apa Itu Press Release dan Manfaatnya untuk Perusahaan