Dark Mode Light Mode

Silo SEO: Teknik Konten yang Tidak Boleh Saling Berhubungan

Silo SEO Silo SEO
Silo SEO

Sejujurnya, saya tidak pernah menemukan pembahasan tentang “silo SEO” yang serius dalam bahasa Indonesia. Saat mempelajari tentang penerapan link internal dari Internal Link Juicer, ternyata istilah “siloing” ini memang benar-benar sepenting itu.  

Bukan mau mendiskreditkan penulis Indonesia (karena saya sendiri juga berprofesi sebagai penulis kreatif dan marketing), hanya merasa seperti… 

Aku mengetahui suatu hal, bahwa aku tidak mengetahui apa-apa.” – Socrates

Perkataan yang pernah dilontarkan oleh sang Filsuf Yunani Kuno itu benar-benar saya resapi artinya sekarang. 

Kembali lagi, saat membicarakan tentang SEO, silo adalah langkah terbaik untuk menjadikan website Anda terorganisir semaksimal mungkin, supaya lebih mudah bagi Search Engine dan pengunjung Anda menemukan apa yang mereka butuhkan di website Anda, begitulah penjelasan yang saya pelajari dari halaman Internal Link Juicer tadi. 

Penting untuk para SEO spesialis mengetahui apa itu silo dan mempelajari apa saja yang harus dihindari dari penerapan strategi ini. Akan tetapi, membaca saja memang sangat mudah. Pastikan Anda memahami bagaimana cara penerapan SEO silo.

Di dalam artikel ini, izinkan saya menjelaskan bagaimana caranya meningkatkan strategi SEO silo yang bisa membantu Anda membuat konten lebih baik. 

Apa Itu Silo SEO?

Untuk mendapatkan ranking yang tinggi secara luas, bertahan lama, dan spesifik dengan keyword tertentu, website Anda harus terorganisir secara detail, sehingga bisa ditemukan oleh pengguna yang mencari relevansi keyword tersebut. 

Bayangkan bagaimana seorang pelukis mengatur cat warna, kuas, dan papan kanvas mereka. Beberapa pelukis ingin menghemat waktu dengan cara mengklasifikasikan alat lukis dan cat yang mereka akan butuhkan selama membuat karya terbaiknya. 

Namun ada juga sebagian pelukis yang menimbun barang-barang tersebut supaya bisa dengan mudah memilih warna yang dibutuhkan, dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk melukis. 

Dalam konteks SEO, melakukan silo pada suatu website diibaratkan seperti mengelompokkan halaman-halaman yang relevan dan saling berkaitan menjadi satu, baik menetapkan konsep website berdasarkan keyword melalui tautan (link) atau struktur website (penataan). 

Seperti para pelukis yang menggunakan kotak berbeda untuk menata berbagai cat warna, pemilik website haruslah melakukan silo SEO untuk mengkategorikan berbagai konten, sehingga mempermudah mesin pencari memahami website tersebut tentang apa. 

Link atau tautan sangat penting dalam membuat sebuah tema spesifik di dalam website yang akan mempengaruhi hasil PageRank. Konsep ini diterapkan dengan cara menghubungkan Halaman A dengan Halaman B yang saling berkaitan dan relevan dengan tema tertentu. 

Oleh karena itu, melakukan silo pada website Anda dapat meningkatkan relevansi halaman-halaman yang ada untuk pencarian keyword tertentu.

Strategi silo dapat memperlihatkan kepada pengunjung maupun mesin pencari, apa yang website Anda bahas, sehingga situs Anda bisa menjadi sumber ekspert untuk topik tertentu. Jangan sampai dianggap sebagai website gado-gado, yang tidak fokus pada keyword dan niche. 

Search Engine memberi ranking untuk keyword teratas kepada situs yang memang memiliki struktur website yang jelas, dan topik yang sesuai dengan pertanyaan pengguna. 

Namun tidak harus selalu fokus untuk satu keyword saja. Pasalnya, algoritma Google Panda lebih menghargai konten-konten berkualitas, dibanding terlalu fokus menggunakan keyword hanya untuk mesin pencari, bukan untuk pengguna.

Tujuan dari Melakukan Silo dalam Strategi SEO

Tujuan utama dari melakukan silo adalah untuk menata website dan konten secara tepat. Membangun strategi silo SEO tentunya wajib jika Anda menginginkan trafik yang lebih banyak. Seperti bab-bab yang ada di dalam buku, silo melakukan pengelompokan berdasarkan spesifik subjek konten yang ada di dalam keseluruhan website. 

Nah, alasan utama dari pengelompokan ini karena mesin pencari sangat mengutamakan relevansi keyword dalam jangkauannya. Hal ini didasari pada halaman dan seluruh isi website yang memiliki konten pendukung paling banyak. 

Selain itu, strategi ini juga membantu Google mengevaluasi kemampuan website, yang termasuk dalam aspek E-A-T: Expertise (Keahlian), Authority (Otoritas), dan Trustworthiness (Kepercayaan).

Manfaat SEO Jika Menerapkan Silo

Seperti yang sudah saya katakan, Anda bisa merasakan manfaat dengan melakukan penataan konten pada website melalui silo. Suwer, deh….

Pasalnya, mesin pencari akan memilih website Anda dibanding situs lainnya yang ada di niche yang sama, karena Google lebih mudah memahami keseluruhan konten Anda dan target keyword yang digunakan. 

Selain itu, adanya penerapan internal link yang menghubungkan dua halaman berbeda dapat membangun topik pembahasan yang lebih mendalam, dan membantu pembaca menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Strategi silo yang bagus menggabungkan dua jenis berbeda, yakni physical silo dan virtual silo. Konten-konten yang ada di dalam suatu kategori bisa saling berhubungan dengan konten lainnya yang ada di dalam kategori tersebut. 

Ini akan menjadi teknik yang sangat ampuh. Namun jika Anda tidak paham bagaimana penerapan yang sesungguhnya, ada banyak web developer di luar sana yang ahli dalam optimasi Search Engine

Yup, seperti Garuda Website, kami sudah sangat akrab dengan semua konsep tersebut sehingga memungkinkan untuk membantu Anda membangun silo yang sempurna. 

Menata website Anda menggunakan struktur silo memiliki manfaat yang berhubungan dengan mesin pencari, seperti:

Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Pengunjung ingin menemukan informasi yang mereka butuhkan secepatnya. Konten silo SEO membantu mereka dalam hal ini dan meningkatkan pengalaman membaca artikel yang baik. 

Membangun Otoritas

Jika Anda ingin membuat mesin pencari percaya bahwa website Anda memiliki otoritas, maka Anda perlu menargetkan spesifik keyword di dalam halaman website. 

Memudahkan Mesin Pencari

Bantu mesin pencari untuk menilai relevansi halaman Anda sesuai dengan kueri pencarian pengguna. Jika website Anda terlihat seperti situs terpercaya (otoritas tinggi), user-friendly, dan  relevan di mata Google, maka peringkat website akan naik lebih cepat.

Tips Menerapkan SEO Silo yang Tepat

Sekarang, kita semua sudah sama-sama memahami bahwa silo SEO adalah konsep pengelompokan halaman-halaman website ke dalam satu kategori. Akan tetapi, dalam pengelompokan ini terdapat hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Apa saja itu?

1. Buat Landing Page Berkualitas

Anda perlu membuat halaman khusus atau landing page berkualitas, karena konten ini sangat penting untuk strategi silo SEO Anda. Silo akan ditempatkan di bagian head atau hero section di setiap halaman landing, sehingga bisa diarahkan ke halaman konten lainnya.

Beberapa situs menggunakan tema dasar dengan tampilan yang relatif sederhana. Meskipun begitu, halaman landing page tersebut tampak lebih asli dan lebih berkualitas, dibanding membagi halaman ke dalam kategori yang memusingkan.

Dibanding memikirkan tema yang akan digunakan, jauh lebih baik memprioritaskan riset keyword untuk saat ini. Hal ini dapat membantu Anda menentukan apakah website Anda mencakup keyword terkait yang bisa membantu mengidentifikasi peluang yang diperlukan pada konten.

2. Lakukan Penataan Konten Website Secara Keseluruhan

Di dalam strategi silo SEO Anda, penting untuk memprioritaskan keseluruhan pengelompokan konten. Hal ini memudahkan Anda untuk menemukan konten-konten secara lengkap, dan memastikan bahwa halaman yang relevan saling terhubung.

Meskipun begitu, resiko lain dari penerapan silo SEO ini bisa membuat halaman terlalu sulit untuk diakses. Bahkan bisa menyebabkan pengunjung mengakses lebih sedikit halaman daripada jumlah halaman yang sebenarnya tersedia di website Anda. 

Selain itu, hal ini tidak hanya mempengaruhi pengecekan Anda ke setiap halaman, tetapi juga akan menyulitkan Google untuk menavigasi halaman tersebut dan bisa merusak konsep SEO yang dibangun. Jadi, pastikan untuk melakukan penataan konten secara menyeluruh.

3. Lakukan Tautan Silang (Crosslink) di Setiap Halaman Silo

Setiap halaman dalam silo Anda harus saling terhubung ke halaman lain yang ada di dalam silo tersebut. Pastikan halaman-halaman ini saling terhubung secara natural, dan sesuai dengan apa yang umumnya orang-orang cari terkait konten yang disajikan. Ingat untuk selalu menggunakan Anchor Text untuk mendukung keyword yang digunakan. 

Halaman konten harus ditata dan dibedakan menggunakan kategori. Dan INGAT, halaman dalam satu silo, tidak boleh memiliki link atau tautan silang ke halaman silo lainnya.

Inilah yang paling penting. Jika Anda menghubungkannya dengan konten yang lain, makan strategi silo SEO Anda akan berantakan. Untuk lebih jelasnya, simak contoh di bawah ini. 

Contoh Konten Silo

Berbeda dengan artikel pilar dan cluster, Anda tidak bisa menautkan antara artikel di silo (kategori) yang berbeda. Sebagai contoh dari struktur di atas, Anda memiliki konten di dalam kategori SEO Off Page, maka Anda tidak bisa menautkannya ke konten tentang Penerapan Ads, karena termasuk ke dalam kategori “SEM.”

4. Buat Konten dan Bangun Silo Anda

Mau apapun penerapan SEO-nya, membuat konten berkualitas sudah pasti hukumnya wajib, tidak boleh sampai disepelekan. Bisa dibilang, strategi silo SEO bergantung pada konten berkualitas dibandingkan dengan strategi SEO lainnya.

Karena di dalamnya akan mengandung link internal yang akan menghubungkan Halaman A dengan Halaman B, sesuai relevansi.

Jangan pernah melupakan teknik SEO yang tepat untuk semua konten Anda, yang nantinya akan masuk ke dalam silo SEO di halaman pencarian. Selain itu, membuat judul konten menarik juga menjadi keharusan untuk mendapatkan kesuksesan dari konten silo Anda. 

Judul harus bisa memberikan gambaran singkat tentang halaman konten Anda, dan mengapa halaman tersebut berbeda dengan halaman di website lainnya. 

Penting untuk membuat heading konten untuk menonjolkan topik penting dari keseluruhan konten. Namun, jangan buat judul yang terlalu panjang, karena hal ini tidak akan berkontribusi apapun, dan bahkan sangat dibenci oleh Google.

5. Jangan Lupa Membuat Konten Turunan Silo Anda

Seperti contoh di atas tadi, kami sarankan Anda setidaknya buat 5 konten turunan untuk silo Anda. Namun juga harus disesuaikan lagi dengan situs Anda, konten, dan tujuan yang diharapkan, karena Anda mungkin akan membuat banyak kategori tambahan yang lebih spesifik.

Apabila saat pembuatan konten, Anda merasa terlalu panjang menulis (lebih dari 2000 kata), maka bisa membagi pembahasan konten tersebut menjadi 2 artikel. Namun jika merasa tidak memiliki cukup banyak referensi untuk mengisi seluruh konten, Anda bisa melakukan alternatifnya, yaitu menempatkan halaman tersebut ke dalam silo lain. 

6. Jangan Abaikan Struktur Website Datar (Flat)

Struktur website yang mendalam membutuhkan 10 klik untuk memasuki halaman konten tertentu jika dibandingkan dengan struktur situs data (flat). Struktur datar menggunakan cara lain untuk memastikan bahwa halaman di website Anda setidaknya membutuhkan 4 klik saja. Kemudian, struktur ini juga menerapkan link internal dan kategori menu. 

Situs flat atau juga disebut situs Shallow, mengumpulkan lebih banyak pengunjung dari banyak halaman yang mendapatkan backlink atau tautan masuk. Ini mirip dengan homepage atau beranda Anda, halaman-halaman yang mungkin tidak memiliki trafik sebanyak halaman produk.

Mesin pencari seperti Google tentunya memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menemukan semua halaman di situs website Anda, terlebih jika halaman-halaman tersebut terhubung dengan landing page. 

Situs flat tidak hanya berguna untuk meningkatkan pengalaman pengguna, namun juga untuk mendatangkan trafik ke halaman yang kurang populer, guna meningkatkan manfaat dari silo SEO secara keseluruhan.

Konten Silo vs Konten Cluster

Dari contoh di atas tadi, Anda mungkin sedikit berasumsi bahwa konten silo SEO = konten cluster, benar?

Kami bisa katakan, topik konten cluster adalah alternatif dari struktur konten silo. Mengapa? Jawabannya karena konten cluster adalah sebuah pengelompokan konten relevan (blog, landing page, dll), yang berpusat pada topik lebih umum. 

Setiap cluster pasti memiliki konten pilar untuk saling menghubungkan dan menyajikan pembahasan yang saling berhubungan. Dari konten yang sangat luar sampai ke topik spesifik yang saling berkaitan. Itulah konten pilar dan cluster. 

Antara silo dan topik cluster memang dikelompokkan berdasarkan kategori. Keduanya dapat membantu Anda menata konten untuk menjadikan website memiliki otoritas dalam satu topik spesifik. Karena persamaannya, orang-orang sering menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian.

Namun perbedaan yang paling menonjol adalah, Anda bisa menghubungkan setiap konten cluster, sedangkan silo tidak. Begini penjelasan detailnya:

Konten Silo vs Konten Cluster

Sekali saja Anda menghubungkan konten keluar struktur silo, berarti Anda melanggar aturan strategi dari silo SEO. Berbeda dengan konten cluster yang merupakan cara untuk mempertahankan struktur yang jelas dengan memperoleh semua manfaat melalui link internal.

Tingkatkan Struktur SEO Anda!

Sebagai pemilik website, sangat penting mempelajari apa itu silo SEO dan mengikuti apa saja yang boleh dilakukan untuk mengorganisir konten Anda.

Selain itu, hindari juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan, seperti menghubungkan konten-konten silo menggunakan tautan internal. Hal ini sangat melanggar aturan dari strategi silo sendiri. 

Meskipun begitu, struktur konten silo sangat berguna untuk meningkatkan pengalaman pengguna, dan mendapatkan ranking yang lebih tinggi di hasil pencarian Google dan mesin pencari lainnya.

Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Internal Link Panduan

Internal Link - Panduan Lengkap Untuk SEO Lebih Maksimal

Next Post
Link Internal Nofollow

Link Internal Nofollow: Bolehkah Diterapkan pada Website?