Kami mulai percaya diri menawarkan jasa penulis profesional, sejak sadar bahwa kami sangat menyukai “storytelling,” sebuah keahlian yang kami dan banyak ahli strategi konten lainnya menganggap bahwa ini adalah bagian dari “seni”. Bercerita tentunya membutuhkan kreativitas, keterampilan, visi, dan tentunya latihan.
Memangnya bercerita dalam dunia marketing apa hasilnya? Marketing campaign Anda akan benar-benar menarik perhatian audiens.
Saat membicarakan tentang storytelling di dalam dunia marketing, kami langsung mengingat salah satu iklan dari brand kosmetik “e.l.f Cosmetics”. Daripada hanya menampilkan produk secara tradisional, video yang mereka buat justru seperti dokumenter kriminal, di mana karakternya mencari kosmetik yang dicuri.
Kami kira, kami akan berhenti menonton iklan tersebut setelah 5 detik, namun justru kami menonton seluruh video tersebut selama 15 menit. Karena apa? Karena kami sangat tertarik dengan ceritanya.
Karena itulah, penting sekali bagi pebisnis memahami apa itu storytelling dan bagaimana seni ini bisa sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis yang sedang berjalan.
Daftar Isi
Apa Itu Storytelling?
Storytelling adalah metode bercerita yang menggunakan kata-kata untuk membuat dunia dan pengalaman baru bagi imajinasi pembaca atau pendengar. Storytelling bisa berdampak pada emosi manusia. Metode ini juga bisa meyakinkan orang-orang untuk menerima ide orisinil dan mendorong mereka melakukan suatu aksi yang diharapkan.
Nah, dalam dunia marketing, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan yang jangan untuk menerapkan storytelling:
Jangan Dilakukan:
- Menggunakan jargon bisnis
- Terlalu fokus dengan diri sendiri atau brand
- Tidak menggunakan plot
- Membuat karakter yang terlalu sempurna
- Tidak mendetail
- Mempromosikan CTA Anda terlalu berlebihan
- Cerita yang sulit dipahami oleh target audiens
Boleh Dilakukan:
- Menggunakan elemen visual untuk menunjukkan ide Anda
- Pahami audiens Anda
- Gunakan alur cerita dan inti pesan yang ingin disampaikan
- Bersikap jujur
- Detail dan mendalam
- Buat cerita jadi bermanfaat
- Bangkitkan imajinasi pembaca atau pendengar
Seni dari Storytelling
Dari awal mula adanya bahasa manusia, storytelling sudah menjadi cara budaya mewariskan kepercayaan dan nilai-nilai kebersamaan. Bahkan beberapa cerita yang diwariskan sampai hari ini, datang dari 6,000 tahun yang lalu.
Kami suka berimajinasi tentang nenek moyang kita semua, berkumpul di sekitar api unggun untuk berbagi sejarah mereka. Tentu, gaya storytelling hari ini lebih sedikit berbeda.
Bahkan kami terkadang merasa seperti dibombardir oleh banyaknya cerita, seperti dari acara TV, video yang ada di TikTok, dan cerita-cerita yang dibagikan melalui Facebook.
Jadi, bagaimana caranya Anda bisa membuat cerita yang lebih menonjol di tengah semua kebisingan itu? Berikut adalah beberapa elemen yang sering kami dapati saat membaca atau mendengar cerita yang menarik. Dengan memahami konsep-konsep ini, Anda bisa memulai proses bercerita yang lebih efektif menarik perhatian target audiens.
Narasi
Dari penjelasan apa itu storytelling, kita semua bisa paham bahwa semua cerita yang bagus pasti memiliki narasi, yang bisa dinikmati secara lisan maupun tulisan tentang peristiwa yang dipengaruhi oleh suatu latar belakang.
Mari kita ambil contoh, salah satu komedian favorit kami adalah Hasan Minhaj. Di stand-up spesial pertamanya menceritakan pengalamannya tumbuh besar di Davis California. Fokus utamanya menceritakan masa kanak-kanak dan saat masuk ke sekolah menengah atas.
Minhaj selalu bercanda sepanjang materinya, namun keseluruhan cerita yang dibawakan sebenarnya merupakan kisah tentang kedewasaan. Kami menonton konten tersebut secara keseluruhan dan bukan dari klip-klip pendek yang ada di internet. Benar, kami sangat tertarik dengan narasi yang disampaikan.
Membuat narasi bukan hal yang mudah, bahkan bisa dibilang sulit. Saat kami coba membuat narasi pendek atau untuk video media sosial, kami harus memikirkan suatu kaitan, serangkaian kejadian, sampai kesimpulan.
Setiap bagian mungkin hanya memiliki beberapa kalimat (atau kata), namun kami masih bisa menambahkan elemen-elemen yang diperlukan ke dalam narasi storytelling tersebut.
Menarik Perhatian
Hanya dengan bercerita tentu tidak cukup, Anda pasti menginginkan sesuatu yang lebih berkesan dan menarik perhatian. Salah satu cara yang paling berpengaruh adalah menciptakan “ketegangan.”
Perasaan inilah yang akan menarik audiens, dengan pertanyaan yang belum terjawab dan minat mereka untuk mengetahui sesuatu lebih lanjut. Membuat kaget audiens juga menjadi cara yang bagus untuk semakin melibatkan mereka ke dalam cerita.
Salah satu contoh yang menerapkan metode ini adalah iklan yang ditayangkan oleh Apple di awal tahun 2024. Brand ini selalu membuat iklan tentang “shot on iPhone“, terlihat seperti foto profesional yang diambil menggunakan perangkat iPhone.
Namun yang membuat kami takjub adalah hasil foto portrait bayi lucu yang berkualitas tinggi, membuat momen di dalam foto lebih ekspresif.
Nah, dari kampanye marketing ini, Apple seolah memberikan cerita hanya dengan dari satu gambar saja dan frasa “shot on iPhone.” Kami bisa membayangkan para orang tua di luar sana yang ingin juga mengabadikan momen berharga dengan buah hatinya.
Dan… Strategi marketing ini berhasil menarik perhatian banyak orang tua (sebagai target audiens) di luar sana.
Interaktif
Lagi-lagi, storytelling tidak hanya sebuah narasi yang diceritakan, namun juga tentang bagaimana audiens Anda memberikan respon dan terlibat.
Beberapa tipe cerita bahkan mengharuskan orang-orang terlibat di dalamnya, seperti acara interaktif di Netflix berjudul Kaleidoscope, di mana penonton bisa menyesuaikan urutan menonton episode yang mereka inginkan.
Akan tetapi, kebanyakan cerita melibatkan interaksi antara audiens dengan sang pencerita. Misalnya, audiens Anda adalah Swifties (fans Taylor Swift) atau orang-orang yang suka menonton film Disney. Dan pencerita kesukana Anda bisa jadi seorang influencer dari TikTok. Jadi, perasaan terhubung dan berinteraksi sangat penting dalam storytelling.
Salah satu contohnya adalah Jordan Lipscombe, seorang influencer kecantikan yang memiliki 1.7 juta angka pengikut di TikTok. Di dalam iklan berbayarnya, ia berbicara secara langsung kepada audiensnya, sehingga memberikan kesan interaksi yang saling berhubungan.
Ia mengulurkan tangannya untuk menyapa penonton, yang menonton melalui smartphone mereka. Selain itu, Jordan juga menanggapi komentar untuk semakin mempererat hubungan tersebut.
Imajinatif
Lagi, kami semua dibombardir dengan cerita dan iklan, jadi Anda harus jadi kreatif agar bisa menonjol dari yang lain. Kampanye marketing terbaik bisa dilakukan dengan mengambil kiasan cerita yang sudah ada dan mengemasnya kembali dengan cara yang imajinatif.
Kisah cerita yang bisa diambil bisa berdasarkan cerita yang memang sudah ada, kenangan masa kecil, meme popular, lalu Anda bisa menambahkan format sendiri.
Sebagai contoh, kami mencoba menonton konten-konten ASMR. Ini merupakan format video yang populer, dimana kreator menggunakan mikrofon berkualitas tinggi untuk menangkap suara ketukan, gemerisik, dan bisikan yang dianggap menenangkan oleh banyak orang.
Beberapa video menggunakan format “role-play” untuk membuat koneksi kepada audiens mereka. Misalnya dengan setting video di tempat cukur rambut, kelas, kedai kopi, dan masih banyak lagi.
Pernah menemukan video review produk menggunakan format ASMR? Biasanya, produk di dalam video akan diketuk-ketuk seperti menunjukkan ketahanan dari packaging produk tersebut. Intinya, penonton dibuat merasa rileks saat mendengar setiap suara yang dihasilkan.
Kenapa Kita Harus Bercerita?
Beberapa alasan utama dari membuat storytelling adalah untuk menjual, menghibur, dan mengedukasi. Akan tetapi, kenapa kami memilih menggunakan cerita dibanding menyajikan data-data dari PowerPoint atau daftar tabel?
Kenapa cerita merupakan cara yang efektif untuk berbagi, menjelaskan, dan menjual suatu produk atau jasa? Berikut adalah beberapa alasannya?
Memperkuat Konsep Abstrak dan Menyederhanakan Pesan yang Rumit
Terkadang, memahami ide-ide baru cukup membingungkan. Nah, cerita lah yang bisa digunakan untuk menyederhanakan poin-poin ide yang membingungkan itu. Pernyataan ini bisa kita buktikan dari metode pembelajaran di sekolah, yang lebih sering menggunakan sebuah cerita nyata untuk menjelaskan pelajaran matematika.
Untuk itu, cerita bisa membantu memperkuat konsep dan menyederhanakan pesan yang rumit. Menggunakan konsep yang rumit dan tidak nyata dapat membuatnya lebih mudah dipahami menggunakan ide-ide yang nyata di dalam cerita. Hal inilah yang menjadi kekuatan besar dari storytelling dalam bisnis.
Menjadi Media Promosi dan Membentuk Ide
Sepanjang sejarah yang ada, orang-orang menggunakan cerita untuk mempromosikan kerja sama dan memberikan pengaruh terhadap perilaku sosial. Dibanding data, mendengarkan cerita juga melibatkan berbagai bagian otak.
Ada bukti sains yang menyatakan bahwa cerita dapat mengubah perilaku seseorang karena melibatkan emosi. Jika kami merupakan pencerita yang handal, Anda mungkin akan memberikan pengaruh terhadap perilaku audiens Anda, dengan meminta mereka untuk melihat satu series pengalaman dari perspektif Anda.
Mengumpulkan Orang-orang
Cerita adalah bahasa yang universal. Konsep ini dapat mengumpulkan orang-orang sehingga membentuk suatu komunitas. Meskipun ada saja hambatan dan perbedaan, namun cerita bisa menghubungkan kita melalui perasaan dan bagaimana cara kita menanggapinya.
Kita semua pasti pernah membaca atau mendengar kisah tentang heroik, orang yang tidak beruntung, atau kisah sedih yang membuat patah hati.
Dari situ, kita semua bisa mengolah emosi dan bisa berbagi perasaan gembira, harapan, putus asa, atau bahkan marah. Berbagi cerita dapat memberikan rasa kesamaan kepada orang-orang yang berbeda sekalipun.
TOMS salah satu contoh terbaik menurut kami. Mereka membagikan cerita dari konsumennya dan sudah secara efektif membangun gerakan yang dapat mendorong penjualan.
Bahkan brand tersebut berhasil membangun komunitas yang ingin mendukung TOMS, dan dampaknya benar-benar sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Menginspirasi dan Memotivasi
Ketika brand menerapkan cara-cara yang transparan dan autentik, ini akan memberikan nilai lebih dan membantu konsumen terhubung dengan brand tersebut, serta orang-orang yang ada di belakangnya.
Memanfaatkan emosi dan bersedia menanggung hal baik dan hal buruk merupakan cara cerita yang menginspirasi, memotivasi, serta mendorong suatu tindakan. Selain itu, cerita juga berpeluang menumbuhkan loyalitas brand dengan menciptakan narasi seputar brand atau produk Anda yang ramah kepada konsumen.
Beberapa brand menjadikan inspirasi sebagai strategi marketing, namun ModCloth melakukannya dengan baik. Mereka membagikan cerita asli dari bisnisnya dan membuat brand tersebut relevan.
Dalam pandangan kami, kami menyukai bagaimana brand tersebut didirikan oleh perempuan, yang memiliki nilai estetika yang sesuai dengan target audiens. Selain itu, ModCloth juga menginspirasi pendiri dan pemilik bisnis lainnya.
Apa yang Membuat Sebuah Cerita Bagus?
Hmm… Kata “baik” dan “buruk” merupakan pendapat yang relatif, Akan tetapi, ada beberapa komponen yang tidak bisa dinegosiasi untuk membuat storytelling yang bagus. Berikut adalah beberapa komponen untuk membuat cerita yang bagus:
- Menghibur. Cerita yang bagus pasti membuat pembaca tertarik dna terus penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
- Dipercaya. Cerita yang bagus dapat meyakinkan pembaca dari versi asli cerita tersebut sehingga membuat mereka mudah percaya dan terlibat.
- Edukasi. Cerita harus membangun rasa penasaran pembaca agar mereka mau mengetahui informasi lebih lanjut.
- Diterima. Cerita bisa mengingatkan pembaca tentang orang-orang dan tempat-tempat yang mereka ketahui, dan membantu mereka mengenali dunia di sekitarnya.
- Sesuai standar. Storytelling yang bagus mengikuti standar yang ringkas, sehingga inti pesan bisa disampaikan dengan efektif.
- Mudah diingat. Storytelling mudah diingat jika memiliki pesan inspirasi, mengangkat skandal tertentu, atau menambahkan bumbu-bumbu humor.
- Terbaru. Cerita-cerita ini sesuai dengan peristiwa yang sedang terjadi, sehingga meningkatkan brand awareness dan meyakinkan orang-orang untuk ikut terlibat.
Cara Membuat Cerita yang Bagus dalam Marketing
Bagaimana cara storytelling yang bagus? Sebelum masuk ke tahapan itu, mari kita pelajari bersama, bagaimana caranya membuat cerita yang memiliki karakteristik, emosi, dan makna yang mendalam. Berikut adalah beberapa caranya:
1. Karakter
Setiap cerita setidaknya memiliki satu karakter, dan karakter inilah yang menjadi kunci untuk membangun cerita. Ingat ya, karakter utama disebut sebagai protagonis, bukan karakter yang baik hati. Saat Anda menulis, karakter Anda harus membangun hubungan antara diri Anda sebagai pencerita dan audiens.
Nah, jika berhasil membuat audiens seolah-olah menjadi karakter utama di dalam cerita, Anda bisa mengajak mereka untuk melakukan interaksi lanjutan.
2. Membangun Konflik
Konflik adalah pembelajaran yang mencerminkan bagaimana karakter bertahan dari berbagai rintangan. Konflik di dalam cerita Ada haruslah memiliki emosi dan menghubungkan audiens dengan pengalaman yang relevan.
Saat storytelling, unsur utama yang harus dipertimbangkan adalah meyakinkan dan mengajarkan. Jika tidak ada konflik di dalam cerita, tidak… Itu namanya memang bukan sebuah cerita.
3. Resolusi (Penyelesaian)
Setiap cerita yang bagus pasti memiliki penutup. Penyelesaian cerita Anda harus juga dirangkum. Hal ini untuk memberikan konteks pada karakter dan konflik, yang akan membuat audiens Anda terdorong untuk melakukan interaksi yang diinginkan.
4. Struktur
Alur dalam cerita Anda adalah struktur dari storytelling. Blog Anda bahkan bisa memuat tulisan yang bagus dan karakter yang relevan. Namun jika Anda tidak membuat cerita yang natural, blog Anda hanya akan menjadi tempat yang memusingkan bagi pembaca.
Sebagai contoh, halaman konten About Us di website Anda dapat digunakan sebagai strategi marketing untuk membuat cerita.
Namun jika poin-poin yang disampaikan tidak dibagi sesuai segmen, pengunjung website Anda sudah pasti akan langsung meninggalkan halaman tersebut. Pelajari bagaimana cara membuat konten About Us menggunakan teknik bercerita di sini.
Alur cerita tidak harus disusun secara kronologi, karena ada banyak cara untuk bereksperimen dengan struktur cerita Anda. Yang diperlukan dalam cerita Anda hanyalah memiliki bagian awal, tengah, dan akhir cerita. .
5. Latar Cerita
Latar cerita Anda harus bisa lebih dari hanya sekedar tempat di mana terjadinya cerita tersebut. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Membagikan nilai dan tujuan dari setiap karakter.
- Ubah mood percakapan dan tindakan setiap karakter.
- Buat jadi lebih mudah digambarkan dibanding hanya sekedar memberi tahu.
Sebagai contoh, Anda membuat sebuah kampanye marketing dengan memiliki dua karakter. Karakter A membangun sebuah startup kecil, dan karakter B bekerja di perusahaan besar. Apa yang membuat keduanya bisa saling bertemu? Bagaimana cara mereka membangun percakapan berdasarkan lokasi yang berbeda?
Akhir Kata
Storytelling adalah sebuah seni. Ini juga merupakan proses yang efektif untuk memperdalam informasi tentang bisnis dan konsumen Anda, karena konsumen akan membuat keputusan berdasarkan apa yang Anda tawarkan.
Mereka ingin tahu kenapa mereka harus peduli dengan brand Anda? Manfaat apa yang akan mereka dapatkan? Dan kenapa Anda menginginkan perhatian mereka? Untuk itu, buatlah cerita yang tepat dan bagus, sehingga Anda bisa mengumpulkan banyak orang, membuat mereka tertarik, hingga memotivasi untuk melakukan tindakan tertentu.