Statistik Penggunaan Media Sosial Global [Data Terbaru]

Statistik Penggunaan Media Sosial Global

Platform media sosial pada zaman digital menjadi sesuatu yang dianggap sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Contohnya Instagram, Tiktok, Telegram, dan lainnya. Statistik penggunaan media sosial global, dilansir dari Kepios.com, menyuguhkan analisis terperinci pengguna media sosial seluruh dunia yakni 4,95 miliar.

Setiap hari jumlah pengguna aktif media sosial semakin bertambah. Diketahui ada sekitar 215 juta pengguna media sosial yang baru bergabung sejak Januari 2023. Tujuan dari penggunaan media sosial setiap orang berbeda, selain itu dipengaruhi dengan latar belakang demografi, gender, usia, pekerjaan, dan lainnya.

Memahami statistik penggunaan media sosial dalam skala global bermanfaat bagi bidang pekerjaan yang berhubungan dengan dunia digital. Hasil yang diharapkan adalah mengungkapkan kekuatan data media sosial yang akan berguna di era digitalisasi masa kini. Untuk mengetahui lebih jelas, simak uraian berikut ini! 

Statistik Penggunaan Media Sosial Berdasarkan Kelompok Usia

Statistik Penggunaan Media Sosial Berdasarkan Kelompok Usia
Source : databoks.katadata.co.id/usia-mayoritas-pengguna-media-sosial-di-indonesia

Gambar: Statistik-pengguna-media-sosial-berdasarkan-umur/Databoks.com

Berdasarkan laporan statista dari Katadata.com ditemukan bahwa pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2020 dibagi dalam kelompok usia.  Pengguna media sosial terbanyak yaitu pada kelompok usia 25-34 tahun, yakni laki-laki sebanyak dan perempuan sebanyak dan 14,8%.

Kemudian diikuti oleh pengguna media sosial dengan kelompok usia 18-24 tahun, yang mana persentase pengguna media sosial laki-laki 16,1% dan perempuan sebanyak 14,2%. Adapun posisi pengguna media sosial paling rendah ditempati oleh kelompok usia 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas.

Statistik Penggunaan Media Sosial di Berbagai Negara

haQ detPqq bl6ZMNekW5h cS6lcBYUKtDpyHc2TLsR9QP9TjfbzGtGOZ1lLoTKOnZ uFh4ylco8X8EiDpaXuw vrAcEc7pMHk0BML6ACdR6PxvXrb NwrR2t09N3QuOi8qLMXOmbQz8Vt5 VNR9ew

Gambar: pengguna-media-sosial-terbanyak-2023/datareportal.com

Kini penggunaan media sosial ibarat air yang tidak dapat dihilangkan dari kehidupan manusia. Setiap negara sudah pasti memanfaatkan media sosial untuk kepentingan pemerintahan, pendidikan, ekonomi, dan mendukung kebutuhan warga negaranya sendiri.

Pada tahun 2023 diketahui ada 10 negara dengan pengguna jenis media sosial terbanyak setiap bulannya, antara lain:

  1. India,
  2. Brasil, 
  3. Indonesia,
  4. Filipina,
  5. Uni Emirat Arab,
  6. Saudi Arabia,
  7. Meksiko,
  8. Afrika Selatan,
  9. Malaysia, dan 
  10. Turki.

Kesepuluh negara-negara tersebut memiliki jumlah pengguna aktif media sosial paling banyak di dunia. Media sosial yang digunakan antara lain Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, Telegram, Snapchat, dan WhatsApp.

Melansir Data Reportal, nyaris tidak ada user yang hanya menggunakan 1 jenis media sosial atau platform saja. Rata-rata penduduk dunia usia berusia 16-64 tahun menggunakan 7,3 jenis media sosial yang aktif setiap bulannya.

Pada posisi pengguna media sosial tertinggi yang ditempati oleh negara India, ditemukan rata-rata penduduk India menggunakan 8,7 jenis media sosial yang aktif setiap bulan. Posisi kedua diraih oleh negara Brasil yang menunjukkan rata-rata jumlah media sosial aktif setiap bulannya ada 8,4.

Selanjutnya diikuti oleh Indonesia pada posisi dibawah negara Brasil, yang rata-rata penduduk di Indonesia menggunakan 8,4 jenis media sosial yang aktif setiap bulan. Kemudian pengguna media sosial yang aktif lainnya adalah negara Filipina dengan 8,2, Uni Emirat Arab 8,2, Saudi Arabia 8,0, Meksiko 7,9, Afrika Selatan, 7,9, Malaysia 7,8, dan Turki 7,8.

Platform Media Sosial dengan Keterlibatan Pengguna Tertinggi 

Statistik pengguna media sosial global juga dilihat berdasarkan keterlibatan pengguna tertinggi dalam setiap platform media sosial.

wDuTHp6ez1WE6RqwxeNK1B2PSNJ0ArYfkH8 9SoK6E0N0yA4MklFi1Eqs3HwcvYd7BHXOw6DuO4vBL8lF8iImp1UlJAjQm102V3sq6g9bDEXNzIRqH hIGA4Z35TIUqt1GUcOugUWy8 hJjv4k3NWA

Gambar: worlds-most-used-social-platforms/melwalter.com

Berdasarkan data dari Meltwater.com, Facebook menjadi platform media sosial menduduki peringkat pertama yang digunakan di seluruh dunia.

Akan tetapi, kini terdapat 7 platform media sosial yang memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan. Berikut ini platform media sosial yang paling populer didunia, antara lain:

  1. Facebook dengan 3,030 miliar pengguna aktif setiap bulan,
  2. Youtube yang potensi jangkauan iklannya sebanyak 2,491 miliar,
  3. WhatsApp dengan 2 miliar pengguna aktif setiap bulan,
  4. Instagram dengan 2 miliar pengguna aktif setiap bulan, 
  5. WeChat dari inc. Weixin yang mempunyai 1,327 miliar pengguna aktif setiap bulan,
  6. Tiktok dengan 1,2 miliar pengguna aktif setiap bulannya yang rata-rata berusia 18 tahun keatas,
  7. Facebook Messenger atau FB Messenger dengan pengguna aktif bulanan yakni 1,036 miliar.
  8. Telegram yang memiliki 800 juta pengguna aktif setiap bulan,
  9. Snapchat yang memiliki 750 juta pengguna aktif setiap bulan,
  10. Douyin yang memiliki 743 juta pengguna aktif setiap bulan,
  11. Kuaishou yang memiliki 673 juta pengguna aktif setiap bulan,
  12. X (Twitter) yang memiliki 666 juta pengguna aktif setiap bulan,
  13. Sina Weibo yang memiliki 599 juta pengguna aktif setiap bulan,
  14. QQ yang memiliki 571 juta pengguna aktif setiap bulan
  15. Pinterest yang memiliki 465 juta pengguna aktif setiap bulan.

Perubahan dalam Penggunaan Media Sosial Selama Sepuluh Tahun Terakhir 

Dalam rangka mengkaji tren penggunaan demografis media sosial selama sepuluh tahun terakhir. Berikut ini transformasi paling menonjol yang membuka pandangan mengenai langskap interaksi online yang lebih mendalam.

1. Jumlah Pengguna dan Demografi Bertambah Banyak

Pengguna media sosial semakin melonjak selama satu dekade terakhir. Bermula pada tahun 2000-an, media sosial yang mulai populer kini bertransformasi menjadi bagian integral dari kehidupan umat manusia yang melampaui demografi.

Hal ini serupa dengan fenomena global, pengguna media sosial yang awalnya berjulah 1,43 Miliar pada tahun 2022, lalu melonjak hingga 4,7 Miliar pada tahun 2023. Demografi pengguna media sosial yang berkembang telah melalui transisi. Awalnya hanya melayani kebutuhan generasi muda, kini kehadirannya mampu memenuhi berbagai kebutuhan segala usia.

2. Revolusi Seluler Berpengaruh Pada Perkembangan Media Sosial

Melonjaknya penggunaan media sosial sebagai akibat dari kemajuan teknologi. Bermula dari pengguna media sosial yang didominasi dari perangkat desktop sampai dengan seluler pada tahun 2000-an. Selanjutnya terjadi transformasi dari era seluler menjadi smartphone yang berpengaruh besar bagi aktifitas digital.

Kini desain platform media sosial dapat diakses dengan mudah melalui smartphone. Umumnya digunakan untuk pemberdayaan UMKM melalui ponsel pintar guna meningkatkan angka penjualan dan melakukan pendekatan dengan mobile-first dalam dunia pemasaran bisnis. 

3. Revolusi Visual

Visual menjadi bagian penting dalam era jejaring sosial yang baru. Revolusi visual mengubah fungsi media soal dengan postingan teks di berbagai platform menjadi konten visual berupa foto dan video yang lebih disukai masyarakat.

Era revolusi visual ditandai dengan kebangkitan platform Instagram dan Tiktok. Kedua platform media sosial tersebut menjadi pionir evolusi visual-sentris. Kebanyakan pengguna platform Instagram dan Tiktok berbagi foto da video yang dilengkapi dengan peningkatan grafis dan filter yang menawan.

Kekuatan konten visual pada platform tersebut memiliki kekuatan mumpuni untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan. Sehingga pemilik usaha membuat konten visual semenarik mungkin sebagai branding dan pembeda dari merek pesaing.

Ada pula yang meningkatkan visual storytelling untuk menarik minat calon pelanggan. Misalnya dengan membuat kisah cerita visual agar dapat menarik perhatian target audiens dalam platformnya.

Pemanfaatan algoritma yang efektif dalam platform TikTok berguna untuk meningkatkan keterlibatan dan jangkauan menggunakan video berdurasi pendek. Sehingga konten-konten yang dibagikan melalui TikTok terlihat lebih menawan dan mampu menarik audiens berusia muda.

Video berdurasi pendek di media sosial ini tidak hanya tersedia di Instagram dan TikTok. Platform YouTube telah meluncurkan YouTube Shorts, sebagai alat untuk meluncurkan video pendek berdurasi maksimal 60 detik.

Video berdurasi pendek sangat potensial dalam menjangkau audiens lebih luas. Terutama konten video berdurasi pendek mudah dibagikan, menunjukkan budaya produk dan nilai produk.

4. Media Sosial E-Commerce Membangun Kesadaran Merek

E-Commerce saat ini menjadi bagian integral dalam membangun kesadaran merek. Misalnya platform Facebook dan Instagram menjadi tempat bagi masyarakat untuk menemukan produk yang dicari. Orang-orang cenderung mencari produk atau jasa yang diinginkan dengan menelusuri feed dari Facebook dan Instagram. 

Fitur feed inilah dianggap sebagai terobosan baru dalam dunia bisnis yang efektif dalam meningkatkan kesadaran merek. Disamping itu, fitur tersebut menghilangkan kebutuhan pengguna medias sosial untuk membuka situs website eksternal saat membeli produk.

5. Pencarian Konten Berkualitas Tinggi Pada Media Sosial

Platform media sosial berusaha mengejar keterlibatan pengguna dengan cara menampilkan konten berkualitas tinggi. Penyebabnya adalah algoritma secara konsisten lebih menyoroti konten yang memperoleh respons positif dari audiens.

Pada masa awal kemunculan media sosial, postingan hanya direspon oleh teman, keluarga dan orang terdekat. Berbeda dengan masa kini, lanskap media sosial telah bertransformasi menjadi bagian Dimana para pengguna berlomba-lomba membagikan konten berkualitas tinggi dan menarik perhatian.

Adanya pencarian konten berkualitas menuntuk profesionalisme pemasaran dan pengiklanan dalam dunia bisnis. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi UMKM karena harus beradaptasi dengan standar dan selera pengguna media sosial yang modern.

6. Menyatukan Situs Media Sosial Demi Tujuan Sosial

Situs media sosial sudah menunjukkan kapasitas luar biasa ketika menghimpun ide-ide dari masyarakat untuk mewujudkan tujuan sosial. Berkembangnya isu sosial sebagai akibat dari konten yang viral, sebagai contoh gerakan Ice Bucket Challenge tahun 2014, yang mampu mendorong audiens mengumpulkan dana besar untuk penelitian ALS. 

Ice Bucket Challenge tahun 2014

Adapun peranan media sosial juga mendorong komunikasi antar individu dalam hal tujuan sosial. Mulai dari meningkatkan kesadaran dan advokasi, mendorong perubahan, dan sebagai fasilitas percakapan dalam masyarakat.

7. Pemasaran Digital Berkuasa

Bangkitnya kekuatan pemasaran digital dalam jejaring media sosial mengubah permainan bisnis bagi usaha berskala kecil. Saat ini pemasaran digital dinilai lebih unggul dan efektif bagi perkembangan usaha kecil. 

Adapun alasan dunia pemasaran digital lebih berkuasa dan berpotensi mendatangkan keuntungan bagi usaha kecil, antara lain:

  1. Adanya pergeseran pandangan dalam periklanan tradisional ke digital. Kini pemasaran digital melalui platform Facebook, TikTok, Instagram lebih murah dibandingkan pemasaran tradisional melalui televisi dan media cetak.
  2. Taman bermain digital sebagai wadah berkumpulnya pengguna aktif media sosial.
  3. Kekuatan pemasaran dapat menjangkau target atau sasaran dengan tepat dengan anggaran yang terbatas.
  4. Analisis media sosial dan mengoptimalkan waktu pemasaran lebih riil. Dalam pemasaran digital memberikan umpan balik secara real-time, hal yang tidak dapat diperoleh secara maksimal dalam periklanan tradisional. Data tersebut disinyalir efektif dalam memberdayakan usaha kecil agar segera beradaptasi dan mengoptimalkan strategi guna memperoleh hasil lebih baik.
  5. Dinilai lebih hemat biaya dan skalabel dibandingkan pengiklanan secara tradisional. Hal ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis agar terus berkembang lebih luas dengan biaya yang terukur.
  6. Konten yang mampu menarik pelanggan sesuai target bisnis. Selain itu, antar pelangga dapat berinteraksi dengan mudah melalui konten yang menarik. 

Tren Pertumbuhan Penggunaan Media Sosial di Kalangan Berbagai Demografi 

Berikut ini demografi media sosial yang wajib diketahui berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh  statistik media sosial.

Demografi dan penggunaan Facebook

  • Jumlah pengguna aktif 2,963 miliar/bulan.
  • Kelompok usia terbesar yakni 25-34 tahun.
  • Jenis pelamin pengguna 44% perempuan dan 56% laki-laki.
  • Waktu rata-rata yang dihabiskan 30 menit per hari.

Demografi dan penggunaan Instagram

  • Jumlah pengguna aktif 2 miliar/bulan.
  • Kelompok usia terbesar yakni 18-24 tahun.
  • Jenis kelamin pengguna yakni 48,2% perempuan dan 51,8% laki-laki.
  • Waktu rata-rata yang dihabiskan 30,1 menit per hari.

Demografi dan penggunaan TikTok

  • Jumlah pengguna aktif 834,3 juta per bulan, 
  • Kelompok usia terbesar yakni 18-24 tahun.
  • Jenis kelamin yakni 54% perempuan, 46% laki-laki.
  • Waktu rata-rata yang dihabiskan 45,8 menit per hari.

Demografi dan penggunaan Twitter

  • Jumlah pengguna aktif 237,8 juta per hari.
  • Kelompok usia terbesar yakni 18-29 tahun
  • Jenis kelamin yakni 34,1% perempuan dan 61,29% laki-laki.
  • Waktu yang dihabiskan 34,8 menit per hari.

Demografi dan penggunaan LinkedIn 

  • Jumlah pengguna aktif 930 juta per hari.
  • Kelompok usia terbesar yakni 30-39 tahun
  • Jenis kelamin yakni 45% perempuan dan 57% laki-laki.
  • Waktu yang dihabiskan 22 menit per hari.

Demografi dan penggunaan Pinterest 

  • Jumlah pengguna aktif 450 juta per hari.
  • Kelompok usia terbesar yakni 25-34 tahun.
  • Jenis kelamin yakni 76,2% perempuan dan 23,8% laki-laki.
  • Waktu yang dihabiskan 14,2 menit per hari.

Demografi dan penggunaan Snapchat

  • Jumlah pengguna aktif 70 juta per hari.
  • Kelompok usia terbesar yakni 18-24 tahun.
  • Jenis kelamin yakni 51% perempuan dan 48% laki-laki.
  • Waktu yang dihabiskan 30,4 menit per hari.

Dampak Media Sosial pada Perilaku Konsumen dalam Berbagai Industri

Media sosial juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam berbagai industri. Perilaku konsumen sebagai akibat membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain yang ditampilkan dalam media sosial.

Berikut ini beberapa faktor yang disinyalir mempengaruhi konsumen dalam membeli produk atau jasa, yakni:

1. Ulasan dan Rekomendasi Pengguna

Ulasan dan rekomendasi pengguna yang tertera pada media sosial berdampak besar dalam keputusan pembelian. Faktanya calon konsumen cenderung mencari ulasan produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Ulasan produk positif menciptakan kepercayaan konsumen untuk membeli produk.

2. Pengaruh Influencer Media Sosial

Influencer juga mengambil kendali besar dalam menciptakan perilaku konsumen. Sehingga seringkali calon konsumen melihat produk-produk yang dipublikasikan atau digunakan influencer. Banyak juga calon konsumen yang membeli produk karena terinspirasi oleh gaya hidup influencer.

3. Kehadiran Merek 

Biasanya para konsumen melihat keaslian suatu merek melalui kehadiran merk di media sosial. Kepercayaan konsumen terhadap merek akan hadir jika merek aktif di media sosial. Dalam hal menyediakan konten relevan dan berinteraksi dengan pengguna. Alhasil kehadiran merek akan berpengaruh besar dalam Keputusan konsumen membeli produk.

4. Iklan Berbayar

Ada juga iklan berbayar pada platform media sosial yang berpengaruh terhadap Keputusan calon konsumen. Apalagi jika calon konsumen melihat iklan produk yang berseliweran di media sosial. Akan mempengaruhi mereka untuk mencari informasi produk lebih lanjut. Iklan yang dibuat dengan kreatif dan baik akan membantu merek mencapai target audiens yang tepat.

5. Konten Visual

Konten visual menjadi hal terpenting dalam mempengaruhi konsumen membeli produk. Misalnya dengan melihat gambar dan video unboxing produk akan mendorong ketertarikan visual. Akhirnya konsumen akan memperttimbangkan untuk melakukan pembelian.

6. Kelompok Referensi

Setiap konsumen juga sering kali terhubung dengan konsumen lain dengan minat yang sama. Dalam kelompok referensi, konsumen akan saling terhubung untuk merekomendasikan produk tertentu. Misalnya menginformasikan produk terbaru. Akibatnya konsumen tidak akan ketinggalan tren produk yang dikeluarkan oleh suatu merek.

7. Adanya Promosi dan Diskon

Hal lain yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbagai industry adalah adanya promosi dan diskon. Kebanyakan konsumen tergoda oleh penawaran terbatas yang diberikan oleh produk. Misalnya, diskon spesial yang ditawarkan melalui media sosial suatu produk. Langkah ini akan mendorong perilaku konsumen untuk membeli produk sebelum kehabisan.

Jadi, media sosial membawa dampak signifikan terhadap perilaku konsumen dari berbagai industri. Baik itu perilaku konsumen dalam industri kecantikan, teknologi, peralatan rumah tangga, perlengkapan anak, dan lainnya.


Perbedaan Penggunaan Media Sosial antara Wilayah Perkotaan dan Pedesaan

Adapun penggunaan media sosial pada wilayah perkotaan dan pedesaan ternyata berbeda. Berikut penjelasannya.

  1. Penggunaan Media Sosial Antara Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia
20 MI website

Di Indonesia sepanjang tahun 2017, pengguna media sosial menyajikan angka yang sangat signifikan yaitu 92,82%. Pada wilayah pedesaan diketahui persentase pengguna media sosial mencapai 90,18%. Sementara itu, pada wilayah perkotaan atau urban menunjukkan persentase penggunaan media sosial sebesar 94,12%. 

Pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan antara pengguna media sosial yang berada di wilayah perkotaan dan pedesaan. Adapun pengguna media sosial terbanyak adalah generasi milenial yang berusia 20-29 tahun.

Selain itu, persentase pengguna media sosial juga dapa dilihat dari latar belakang pendidikannya. Tiga besar jenjang pendidikan yang paling banyak menggunakan media sosial adalah SMA 97,5%, Diploma/S1 97,55%, dan S2/S3 96%.

  1. Penggunaan Media Sosial Antara Perkotaan dan Pedesaan di Amerika Serikat

Negara Amerika Serikat juga memiliki banyak pengguna media sosial yang dapat dijadikan perbandingan. Berikut ini perbandingan penggunaan platform media sosial oleh masyarakat pedesaan dan perkotaaan di Amerika Serikat.

Platform Facebook:

73% orang dewasa dari wilayah perkotaan menggunakan Facebook

66% orang dewasa dari wilayah pedesaan menggunakan Facebook

Platform Youtube:

77% orang dewasa dari wilayah perkotaan menggunakan YouTube

64% orang dewasa dari daerah pedesaan menggunakan YouTube

Pengguna media sosial di pedesaan dan perkotaan Amerika Serikat yang rata-rata adalah generasi milenial tidak hanya menggunakan YouTube dan Facebook. Diketahui bahwa generasi milenial di sana cenderung menggunakan media sosial yang lebih banyak memberikan konten visual. Contohnya TikTok, Instagram, dan Snapchat.

Statistik Terkini Penggunaan Media Sosial Untuk Tujuan Pemasaran 

DBF8mybW ym85MM

Berikut ini gambaran singkat penggunaan media sosial yang efektif untuk menemukan strategi pemasaran digital.

  1. Sepanjang tahun 2023, diperkirakan ada 4,89 miliar total pengguna media sosial dari seluruh dunia.
  2. Orang-orang menghabiskan waktu menggunakan internet untuk membuka media sosial semakin tinggi yakni 151 menit per hari 
  3. Pada tahun 2020-2022, TikTok dinobatkan sebagai platform dengan pertumbuhan pengguna tercepat.
  4. Pengguna media sosial di seluruh dunia bertumbuh 137 juta pengguna dari Januari 2022 sampai dengan Januari 2023.
  5. Proyeksi total belanja dari iklan media sosial senilai 130,5 miliar US Dollah dihasilkan melalui perangkat seluler sampai dengan tahun 2027. 
  6. Media sosial telah mengambil alih penelusuran berbayar menjadi saluran periklanan paling efektif. Pertumbuhan penelusuran berbayar melampaui 135 miliar US Dollar.
  7. Rata-rata iklan penargetan ulang terbanyak digunakan di kalangan pemasar bisnis B2B dan B2C. Penargetan ulang iklan diklaim sebagai strategi periklanan Facebook dan Instagram.
  8. Terhitung jumlah pengeluaran bisnis untuk iklan media sosial mencapai 268 miliar USD sampai dengan tahun 2023.
  9. Platform Facebook paling banyak digunakan untuk pemasaran digital dari seluruh dunia sebesar 90%. Kemudian diikuti oleh Instagram dengan persentase pemasaran nomor dua yaitu 79%.
  10. Facebook dinobatkan sebagai jejaring sosial online terbesar di dunia, yang pengguna aktif bulanan terhitung sekitar 2,96 miliar orang.
  11. Sebanyak 70% orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan Facebook.
  12. Penduduk Amerika Serikat rata-rata menghabiskan 33 menit per hari membuka aplikasi Facebook.
  13. Persentase pengguna Facebook terbanyak didunia berasal dari kaum laki-laki yakni 56,6%  pengguna Facebook.
  14. Seperempat pengguna Facebook di Amerika Serikat berada pada rentan usia 25-34 tahun.
GF2qNc6zyR3fN dhTaoB 3HbYQfJV2pLTEiQuqw1HpyklBABkuK0hyBsZ36J1GzeG7vHioFZyFt uqsSOPUJDogtIFrE wlT3y jj9jGTfR5aU fAT5Fxgh71 HUVL627QU7y4m A8OLKkDlReskLQ
  1. Instagram dinobatkan sebagai raja penjualan tertinggi diantara media sosial lainnya seperti Facebook, YouTube, TikTok, dan Twitter. Instagram menawarkan fitur belanja pada aplikasi terbaik dan ROI paling tinggi dalam hal penjualan produk.

Perbedaan Penggunaan Media Sosial berdasarkan Jenis Kelamin 

Berdasarkan laporan dari We Are Social dan Hootsuite mengemukakan, jumlah pengguna media sosial seluruh dunia mencapai 4,95 miliar orang. Jika dihitung dari populasi manusia, diperoleh persentase sebesar 61,4% pengguna media sosial dari seluruh populasi umat manusia.

Pada penghujung tahun 2023, jumlah pengguna media sosial di dunia mengalami kenaikan sebesar 1,43%. Apabila dibandingkan tiga bulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-to-q), pengguna media sosial sebanyak 4,88 miliar orang.

Melihat trennya, pengguna media sosial juga dibagi berdasarkan gender. Pengguna media sosial laki-laki di dunia persentasenya 54%, sementara pengguna media sosial perempuan persentasenya 46%. Rata-rata waktu yang dihabiskan perempuan dan laki-laki di dunia dalam mengakses media sosial yaitu 2 jam 28 menit.

Korelasi antara Penggunaan Media Sosial dan Kesehatan Mental 

Penggunaan media sosial ternyata tidak hanya mendatangkan dampak positif. Akan tetapi ada pula dampak negatifnya bagi perkembangan kesehatan mental. Berdasarkan laporan dari GlobalWebIndex, penduduk berusia remaja yakni 16–24 tahun menghabiskan waktu menggunakan media sosial sekitar tiga jam per hari.

Selanjutnya jurnal JAMA Psychiatry mengemukakan bahwa remaja pengguna aktif media sosial y lebih dari tiga jam setiap hari berisiko terkena masalah kesehatan mental. Penggunaan media sosial yang terus menerus dan tanpa jeda istirahat dapat mendatangkan gangguan kesehatan mental bagi anak muda.

Adapun gangguan mental yang sering dialami adalah permasalahan internalisasi atau citra diri. Dikemukakan oleh Survei Pew Research Center terhadap remaja yang ada di Amerika Serikat. Faktanya, satu dari enam remaja Amerika Serikat menjadi korban salah satu dari bentuk penganiayaan online berikut:

  • Panggilan nama (42 %).
  • Penyebaran rumor palsu (32 %).
  • Menerima gambar eksplisit yang tidak diminta (25 %).
  • Menerima ancaman fisik (16 %).

Hal tersebut semakin diperparah karena banyak remaja menilai sebagai resiko yang lumrah diterima ketika bermain media sosial. Namun, jika dibiarkan justru pandangan tersebut memicu permasalahan yang semakin serius. Contohnya remaja yang awalnya menjadi korban penyebaran rumor palsu berpotensi melakukan tindakan yang sama kepada pengguna media sosial lainnya.

Menjaga Kesehatan Mental Sembari Bersosial Media

Beragam upaya dapat dilakukan dalam membentengi kesehatan mental sembari menggunakan sosial media. Langkah awalnya dilakukan dengan memastikan penggunaan media sosial dikalanan usia remaja berdampak positif bagi kehidupan.

Menurut Journal of Social and Clinical Psychology, ada baiknya jika penggunaan media sosial dibatasi. Misalnya usia remaja dan orang dewasa cukup menggunakan media sosial seperti Instagram, X (Twitter), Facebook, TikTok, SnapChat selama 10-40 menit sehari. 

Kemudian, utamakan penggunaan sosial media yang menampilkan citra yang positif. Sebaiknya tidak menggunakan media sosial terus-menerus untuk melihat konten terlarang dan hoax. Hindari juga menggunakan media sosial sebagai upaya membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain. Sebab, hal ini akan menimbulkan gangguan mental dan depresi.

Bagi para orangtua harus memastikan anak-anaknya menggunakan sosial media untuk hal-hal positif. Misalnya belajar, menonton, berkomunikasi dengan tetap dibimbing dan diawasi oleh orangtua. Sehingga apapun yang diterima anak dari konten media sosial dapat difiltrasi oleh orangtua masing-masing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top