Bisa dibilang, Google Webmaster Guidelines adalah pondasi untuk menuju kesuksesan SEO, dengan menerapkan teknik yang sesuai dengan kebijakan Google.
Jika Anda tidak mengikuti kebijakan mereka, Anda bisa mendapatkan penalti manual secara langsung.
Bahkan di banyak kasus yang paling parah, situs Anda bisa saja langsung ditendang dari SERP secara keseluruhan. Menakutkan sekali…
Untuk itu, memahami panduan Webmaster ini secara lengkap merupakan satu-satunya cara untuk menurunkan potensi kesalahan yang berbahaya untuk situs Anda.
Pedoman yang Lebih dari Sekedar Pedoman
Tentunya, selalu ada lebih dari satu cara untuk memahami pedoman Google ini.
Beruntungnya, perwakilan dari Google seperti John Mueller dan Gary Illyes menemani kita semua, baik melalui media sosial pribadi mereka, maupun melalui video Youtube di Channel Google Search Central
Mueller dan Illyes pun sering membantu menjawab pertanyaan terkait pedoman Webmaster tersebut.
Secara umum, Pedoman Webmaster ini memang sudah jelas dan tetap.
Namun, Anda tetap perlu mengeceknya secara berkala karena Google besar kemungkinan akan memperbaruinya.
Lebih menakutkannya, Google bahkan tidak mengumumkan kepada publik bahwa ada perubahan pada pedomannya. Jadi, tetaplah waspada, bro and sis!
Salah satu perubahan yang baru dilakukan pada Pedoman Webmaster tersebut, Google menambahkan penjelasan untuk memastikan Anda memasukkan kode HTML dan CSS yang valid ke dalam situs Anda.
Selain itu, kode-kode tersebut harus divalidasi dengan W3C.
Akan tetapi, panduan tersebut bukan hanya akan membantu Anda dalam meningkatkan situs Anda di hasil penelusuran (bisa membantu dari sudut pandang pengalaman pengguna karena kompatibilitas perangkat yang lebih baik).
Yap, Google Webmaster Guidelines adalah panduan yang berbeda dari kebanyakan panduan lainnya.
Tujuan dari dibuatnya panduan tersebut tentu untuk memberikan solusi terbaik terkait masalah umum yang sering dihadapi pemilik website.
Sehingga Anda memiliki bekal solusi yang bisa segera diterapkan untuk situs website Anda.
Terdengarnya cukup menenangkan, bukan?
Apa Itu Google Webmaster Guidelines?
Panduan ini dibagi menjadi beberapa bagian:
- Webmaster guidelines (pedoman webmaster)
- General guidelines (pedoman umum)
- Content-specific guidelines (pedoman konten spesifik)
- Quality guidelines (pedoman kualitas)
Webmaster guidelines ini berisikan panduan praktik-praktik terbaik yang memungkinkan Anda membangun situs Anda jadi lebih mudah dan sering muncul di hasil pencarian Google.
Sementara itu, general guidelines memberikan panduan praktik terbaik yang dapat membantu website Anda terlihat paling “expert” di SERP (Search Engine Results Pages).
Content-specific guidelines membahas hal yang spesifik untuk berbagai jenis konten di situs Anda, seperti gambar, video, dan lainnya.
Quality guidelines mencakup semua teknik yang dilarang oleh Google, dan yang berpeluang menimbulkan penalti.
Intinya, pedoman-pedoman tersebut dibuat untuk memastikan bahwa Anda tidak memproduksi konten spam, yang mengindikasikan bahwa konten Anda bukan dibuat untuk manusia, melainkan untuk mesin pencari.
Benar, kesannya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Membuat situs website yang 100% mematuhi Google Webmaster Guidelines jadi suatu tantangan yang sangat sulit.
Akan tetapi, dengan memahami seluruh isi pedoman ini secara menyeluruh, setidaknya membantu Anda melewati tantangan tersebut jadi sedikit lebih mudah.
Nah, tantangan yang sebenarnya adalah menerapkan seluruh poin yang ada di pedoman Webmaster ke situs website Anda.
Sama saja seperti menerapkan teknik SEO, semakin banyak mencoba dan berlatih, hasil kesempurnaan pun tidak akan mengkhianati usaha Anda.
Pastikan Anda Menggunakan Keyword yang Relevan
Mau bagaimanapun, situs Anda harus bisa ditemukan dengan mudah.
Salah satu cara untuk meningkatkan visibilitas situs Anda adalah dengan menggunakan keyword yang relevan.
Cara terbaik untuk menemukan keyword yang relevan adalah dengan “mengintip” kompetitor Anda yang memiliki peringkat tinggi di SERP. Cek apa saja keyword yang mereka gunakan di judul dan meta deskripsi.
Masalah yang Paling Umum
Anda diberikan tugas untuk mengoptimasi situs klien yang tidak memiliki keyword sama sekali.
Namun, klien sudah memberikan segudang daftar keyword, dan meminta Anda untuk mengoptimasi situs untuk keyword-keyword tersebut.
Yang jadi masalah terbesarnya, Anda hanya diberikan daftar keyword brand tanpa adanya penjelasan lanjutan terkait website yang akan dioptimasi.
Solusi
Hmm… Solusi di sini sayangnya tidak begitu sederhana. Anda harus melakukan riset keyword dan analisis kompetitor yang sangat mendalam.
Hal tersebut diperlukan untuk menemukan “titik” terbaik dalam optimasi website klien, yang akan dilakukan untuk keyword tertentu berdasarkan target audiens Anda.
Pastikan Halaman di Situs Anda Bisa Dijangkau oleh Link dari Halaman Lain
Google merekomendasikan semua halaman yang ada di situs Anda, setidaknya memiliki satu link dari halaman website lain (baik internal link maupun external link).
Tautan atau link lah yang membentuk jaringan web di seluruh dunia, jadi cukup masuk akal jika media navigasi utama Anda adalah tautan.
Hal tersebut bisa dilakukan melalui menu navigasi, Breadcrumb, atau kontekstual link.
Selain itu, link harus bisa di-crawling (ditelusurui) oleh Googlebot.
Jadi, pastikan link yang Anda gunakan di setiap halaman situs Anda bisa ditelusuri untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik.
Dengan begitu, Google juga jadi lebih mudah melakukan crawling dan memahami situs Anda.
Hindari penggunaan jenis Anchor Text Generic dalam membuat link ini. Gunakan saja keyword untuk memberikan deskripsi singkat terkait target halaman.
Nah, Anda mungkin bisa mencoba struktur Silo SEO yang sangat berguna untuk memperkuat relevansi topik halaman di situs Anda.
Penggunaan struktur Silo ini dapat memudahkan Anda memperkuat fokus topik yang sangat disukai Google.
Masalah yang Paling Umum
Anda menemukan banyak orphaned page (halaman yang tidak memiliki link sama sekali di dalamnya) di situs Anda.
Solusi
Pastikan setidaknya ada satu link ke setiap halaman potensial di situs Anda.
Namun jika ternyata halaman tersebut bukan merupakan bagian dari situs Anda, maka bisa segera menghapusnya atau mengubahnya jadi Nofollow.
Batasi Jumlah Link di Setiap Halaman
Dulu, Google pernah mengatakan bahwa seharusnya kita tidak boleh memiliki 100 link di dalam satu halaman.
Lebih baik menambahkan link yang memang berguna untuk pengguna, dibanding harus fokus pada jumlahnya.
Bahkan jumlah link yang banyak ini sebenarnya bisa berbahaya dan berdampak buruk untuk pengalaman pengguna.
Namun di dalam pedoman Google saat ini, justru mereka menyatakan bahwa pemilik website boleh memiliki beberapa ribu (maksimal) link di dalam satu halaman.
Hmm… Rasanya cukup tidak masuk akal saja kalau nantinya Google menjadikan sejumlah link di dalam halaman sebagai sinyal spam.
Namun jIka Anda memang ingin memberikan tautan yang cukup banyak di dalam satu halaman, itu tidak masalah, tapi pastikan Anda sudah paham risikonya.
John Mueller dari Google sendiri memberikan pernyataan bahwa mereka sudah tidak peduli dengan link internal, dan Anda boleh melakukan apapun yang Anda inginkan.
Cukup suspicious rasanya…
Masalah yang Paling Umum
Situs Anda memiliki 10,000 link di setiap halaman. Hal ini dapat menimbulkan masalah saat Google melakukan crawling di situs Anda.
Solusi
Hal tersebut tergantung dari cakupan dan jenis situs yang Anda bangun. Namun, lebih baik mengurangi tautan di setiap halaman (tidak sampai ratusan atau ribuan) jika memang sebenarnya situs Anda tidak membutuhkannya.
Gunakan Robot.txt untuk Mengelola Crawl Budget Anda
Mengoptimasi crawl budget adalah bagian yang sangat penting karena dapat memudahkan Google untuk merayapi situs Anda dengan lebih mudah dan efisien.
Ada dua cara untuk mengoptimasi crawl budget Anda, yakni dengan link yang ada di situs Anda dan menggunakan robot.txt.
Metode utama pada poin kita kali ini adalah menggunakan robot.txt untuk optimasi crawl budget.
Di dalam panduan Google, sudah ada semua penjelasan yang perlu Anda ketahui terkait robot.txt, dan bagaimana file ini bisa mempengaruhi perayapan di situs Anda.
Masalah yang Paling Umum
Situs Anda memiliki baris seperti ini di dalam file robot.txt:
Disallow:/
Ini menandakan bahwa file robot.txt tersebut “melarang” Googlebot melakukan crawling dari atas ke bawah situs tersebut.
Solusi
Simple, hapus baris itu.
Masalah Paling Umum Lainnya
Situs Anda tidak memuat sitemap.xml di robot.txt. Ini dianggap sebagai praktik SEO terbaik.
Solusi
Pastikan Anda menambahkan informasi lokasi file sitemap Anda seperti berikut ini:
Sitemap: https://www.contohsitus.com/sitemap.xml
Jadikan Situs Anda Memiliki Informasi yang Lengkap
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Google Webmaster Guidelines, mereka lebih menyukai situs yang memiliki informasi lengkap.
Hal tersebut tergantung dari industri yang Anda geluti. Jadi, melakukan analisis kompetitor sangat penting untuk menemukan situs yang Google anggap “memiliki informasi lengkap”.
Informasi yang lengkap ini tentunya bervariasi antara satu industri dengan industri lainnya. Maka dari itu, melakukan analisis persaingan di hasil pencarian sangat diperlukan.
Analisis persaingan ini harus bisa menghasilkan:
- Informasi apa yang ditulis oleh situs lain.
- Bagaimana mereka menulis topik tersebut.
- Bagaimana situs mereka terstruktur di antara atribut web yang lainnya.
Dengan data tersebut, Anda bisa dengan lebih mudah membangun website yang sesuai dengan Google Webmaster Guidelines.
Masalah yang Paling Umum
Situs Anda memiliki keseluruhan konten pendek dan informasi yang minim. Tentu ini sangat tidak bermanfaat untuk audiens.
Tunggu… Saya tidak mengklaim bahwa jumlah kata merupakan satu-satunya faktor penentu konten. Yang terpenting adalah kualitas, kedalaman informasi, dan keluasan konten.
Balik lagi ke situs Anda, Anda menyadari bahwa ternyata konten yang sudah diterbitkan memiliki informasi yang minim, dan jauh dari kata lengkap.
Solusi
Strategi konten yang mendalam sangat diperlukan di sini untuk mengurangi kelemahan di setiap konten Anda.
Pertimbangkan Berapa Kata yang Akan Diketik Pengguna untuk Menemukan Halaman Anda
Ketika melakukan riset keyword, penting untuk memastikan bahwa Anda paham bagaimana nantinya pengguna akan melakukan pencarian dan menemukan situs Anda.
Jika Anda tidak paham apa saja kata-kata yang akan dicari oleh pengguna, maka semua riset keyword itu hanya akan menjadi sia-sia.
Di sinilah peran penting dari riset keyword sangat dibutuhkan.
Saat melakukan riset keyword yang efektif, Anda perlu mempertimbangkan hal-hal seperti maksud klien potensial saat mencari frasa tertentu.
Sebagai contoh, seseorang yang masih berada di awal alur Consumer Journey cenderung melakukan riset di awal. Mereka tentunya tidak akan mencari keyword yang sama dengan orang yang sudah memutuskan untuk segera membeli sesuatu.
Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan bagaimana pola pikir audiens yang potensial. Apa yang akan mereka pikirkan saat mencari keyword tersebut?
Setelah selesai dengan proses riset keyword, selanjutnya Anda perlu melakukan optimasi pada halaman.
Proses optimasi tersebut harus bisa memastikan bahwa setiap halaman di situs Anda menyebutkan keyword yang ditargetkan pada setiap halaman.
Ingat, Anda tidak bisa melakukan serangkaian strategi SEO tanpa melakukan riset keyword yang efektif. SEO tidak bekerja seperti itu, kawan…
Masalah yang Paling Umum
Anda mungkin pernah menemukan situs yang hanya memiliki keyword brand saja dan belum melakukan banyak hal untuk branding di mesin pencari.
Melalui penelitian itu, Anda bisa menyadari bahwa situs tersebut belum banyak memperbarui blog mereka dengan berbagai topik dan keyword.
Mereka hanya fokus membuat konten brand tanpa konten dengan informasi yang mendalam.
Solusi
Solusi dari masalah umum itu cukup sederhana.
Anda cuma perlu menggunakan target keyword yang memiliki relevansi topik yang lebih luas untuk menghasilkan konten berkualitas, daripada hanya sekedar menggunakan brand keyword saja.
Jadi kembali lagi ke dasar-dasar apa itu SEO, di mana Anda perlu menyertakan keyword yang akan diketik pengguna untuk menemukan halaman Anda.
Pastikan bahwa keyword yang ditargetkan itu tersebar di halaman konten Anda.
Dengan begitu, pengguna jadi lebih mudah memahami halaman tersebut sesuai dengan penjelasan yang ada di Google general guidelines.
Desain Situs Anda dengan Konsep Halaman yang Lebih Jelas
Memangnya seperti apa konsep halaman yang jelas itu? Hmm… Mungkin saya bisa bilang, halaman situs yang disusun berdasarkan relevansi topik.
Anda memiliki beberapa topik yang disusun sebagai topik utama di dalam situs Anda, dengan beberapa subtopik yang disusun di bawah topik-topik utama ini.
Itulah yang dinamakan sebagai silo SEO. Silo SEO sendiri merupakan cara yang tepat untuk mengatur halaman-halaman di situs Anda jadi semakin relevan berdasarkan masing-masing topiknya.
Semakin jelas konsepnya, maka akan semakin baik performa situs Anda. Selain itu membantu Google bahwa situs Anda memiliki pengetahuan terkait topik tersebut.
Masalah yang Paling Umum
Anda menemukan situs yang halamannya tersebar di mana-mana, tanpa banyak memikirkan struktur, tautan, dan pengelompokkan topik.
Halaman-halaman tersebut juga disusun secara asal-asalan dan tidak memiliki struktur yang baik.
Solusi
Anda bisa memperbaiki masalah ini dengan membuat struktur situs pengelompokkan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kompetitor Anda.
Alasan di balik strategi itu adalah untuk memperkuat fokus topik situs Anda, dan meningkatkan peringkat website.
Penguatan topik ini pun nantinya akan menciptakan relevansi yang lebih besar untuk keyword yang Anda targetkan.
Memastikan Semua Aset di Situs Anda Bisa Di-Crawling dan Diindeks Sepenuhnya
Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa tidak semua aset bisa di-crawling dan diindeks sepenuhnya?
Nah, ada beberapa kasus di mana pemblokiran file CSS (Cascading Style Sheets) dan JS (JavaScript) yang terbilang cukup masuk akal.
- Pertama, apabila Anda memblokir file tersebut karena adanya masalah di server.
- Kedua, Anda memblokirnya karena masalah lain, yang mana Google juga memiliki pedoman untuk hal ini.
Berikut penjelasan di dalam Google Webmaster Guidelines terkait point ini:
“Untuk membantu Google memahami konten situs Anda sepenuhnya, izinkan semua aset situs yang akan mempengaruhi tampilan halaman secara signifikan untuk di-crawling: misalnya, file CSS dan JavaScript yang mempengaruhi halaman.
Sistem pengindeksan Google akan merender halaman website sebagaimana yang dilihat pengguna, termasuk gambar, file CSS, dan JavaScript.
Untuk melihat aset halaman mana yang tidak bisa di-crawling oleh Googlebot, gunakan Inspeksi URL (di Google Search Console), untuk men-debug perintah dalam file robot.txt Anda, dan gunakan alat robots.txt Tester.“
Perlu diingat, Anda tidak perlu memblokir CSS dan JavaScript.
Penting untuk memastikan bahwa Google sepenuhnya memahami konteks pada halaman Anda.
Sebagian besar pemilik situs memblokir CSS dan JavaScript melalui robot.txt.
Hal tersebut dilakukan karena adanya masalah dengan file di situs lainnya (dalam server yang sama).
Namun terkadang juga, file tersebut juga menimbulkan lebih banyak masalah daripada saat tidak ditampilkan sepenuhnya.
Nah, apabila file situs bermasalah saat ditampilkan, inilah waktunya Anda melakukan pembaruan sepenuhnya.
Masalah yang Paling Umum
Situs Anda memblokir CSS dan JavaScript melalui robot.txt.
Solusi
Buka pemblokiran CSS dan JavaScript di dalam robot.txt. Jika file tersebut menimbulkan banyak masalah, lakukan pembaruan secara keseluruhan supaya visibilitas online Anda jadi lebih bersih.
Jadikan Konten Penting di Situs Anda Terlihat Sebagai Default
Google Webmaster Guidelines memastikan bahwa konten yang paling penting di situs Anda harus terlihat sebagai konten default.
Dengan kata lain, Anda tidak membutuhkan tombol, tab, dan elemen navigasi lainnya untuk menampilkan konten ini.
Untuk contoh nyatanya, Anda bisa lihat homepage situs The Truth is Now.

Jadi ketika pengunjung mengunjungi homepage blog tersebut, mereka akan langsung menemukan konten utama yang membahas tentang 15 Cara Menulis Pemula.
Selain itu, Google juga menjelaskan bahwa mereka “menganggap konten tersebut kurang bisa diakses oleh pengguna, sehingga Anda perlu menjadikan informasi paling penting itu terlihat dalam tampilan default.“
Masalah yang Paling Umum
Anda ditugaskan untuk mengoptimasi konten yang memiliki banyak tab di suatu situs. Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk menampilkan bagian halaman terpenting?
Solusi
Berikan saran kepada klien Anda untuk membuat versi konten yang bisa sepenuhnya terlihat.
Misalnya, mengubah konten bertab menjadi konten berupa paragraf yang muncul di bagian atas dan bawah halaman.
Ini Hanyalah Sebuah Pedoman
Sebagai praktisi SEO, Google Webmaster Guidelines hanyalah sebuah “pedoman,” dan belum tentu menjadi suatu aturan yang mutlak.
Meskipun begitu, Anda perlu berhati-hati. Karena jika dengan sengaja melanggarnya, maka situs Anda bisa saja diblokir langsung dari SERP.
Saya pribadi, lebih baik mengikuti pedoman-pedoman Google yang memang akan menguntungkan untuk situs saya, ketimbang harus menanggung resiko penalti dari Search Engine.
Tentu saja, hukuman yang diberikan Google mungkin bisa bervariasi, dari penurunan ranking sampai ke penghapusan situs dari SERP. Semuanya tergantung dari tingkat pelanggaran yang dilakukan berdasarkan pedoman yang ada.
Jadi, pastikan Anda mempelajari seluruh penjelasan pada Google Webmaster Guidelines, supaya terhindar dari tindakan yang melanggar kebijakan mesin pencari ini.