Dark Mode Light Mode

Content Decay: Konten yang Hilang Trafik dan Peringkat

Content Decay Content Decay
Content Decay

Membuat konten blog yang mendapatkan ranking di pencarian organik tentunya dapat mendatangkan trafik ke sebuah website, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pemilik website.

Akan tetapi, saat konten Anda mendapatkan ranking, otomatis kompetitor Anda akan mengimitasi konten tersebut dan berusaha untuk mengunggulinya. 

Mungkin saja, apa yang dilakukan oleh kompetitor Anda berhasil mendapatkan ranking yang lebih baik dari konten Anda, sehingga Anda kehilangan nilai dan trafik dari keyword yang sudah peringkat sebelumnya.

Nah, fenomena ini dinamakan sebagai “Content Decay,” sehingga Anda perlu melakukan Content Refresh atau pembaruan konten.

Memahami Apa Itu Content Decay

Sama seperti link, konten Anda bisa saja kehilangan nilai yang pernah dimiliki sebelumnya. Jika terdeteksi adanya Content Decay, maka berarti trafik di konten tersebut sudah menurun secara terus-menerus, setidaknya selama tiga bulan berturut-turut. 

Akan tetapi, jika perubahan terjadi di bawah tiga bulan, itu masih bisa dikatakan sebagai perubahan yang natural (biasanya karena algoritma mesin pencari yang berubah).

Ada beberapa alasan mengapa Content Decay ini terjadi. Faktor paling utamanya adalah kompetisi dengan kompetitor yang semakin meningkat.

Setiap konten yang ada di internet sebetulnya pasti akan pernah mengalami yang namanya Content Decay di beberapa waktu. Hal ini mungkin akan terjadi setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun dari penerbitan konten. 

Mengidentifikasi Content Decay secara langsung memang cukup sulit. Namun jika Anda ingin mendapatkan gambaran yang lebih jelas menggunakan metrik, Anda bisa melihat konten mana yang memiliki kinerja buruk dalam beberapa bulan sebelumnya. 

Mengapa Penurunan Konten Bisa Terjadi?

Setelah memahami penjelasan di atas, bahwa Content Decay bisa terjadi pada semua website, pastinya Anda juga penasaran mengapa hal tersebut bisa terjadi. Sebenarnya, ada beberapa alasan utama dari terjadinya Content Decay pada sebuah website:

Meningkatnya Persaingan

Bisa dibilang, hampir seluruh bisnis sekarang masuk ke ranah digital marketing untuk menjaga kestabilan konversi mereka. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah menyajikan konten yang relevan, bermanfaat, dan berguna, yang akan mendorong trafik organik ke website mereka. 

Tentu saja, semakin banyak konten yang muncul di internet, maka akan semakin sulit bagi Anda untuk menentukan peringkat keyword yang ditargetkan. 

Faktor Ranking Konten Terbaru

Sekarang, Google menentukan peringkat website dari seberapa barunya konten yang disajikan. Semakin baru informasi yang diberikan, tentu akan semakin relevan dengan kebutuhan pengguna hari ini. Google menyukai konten dengan informasi terbaru, terutama dari situs website yang menyajikan konten berita terkini dengan topik yang kerap berubah.

Google menggunakan keterlibatan di dalam dan di luar halaman menentukan faktor dari kesegaran suatu konten.

Misalnya, konten Anda sudah diterbitkan sejak 5 tahun yang lalu, tetapi masih menerima backlink dan terus dicari dan dibagikan di banyak platform, Google akan menandainya sebagai konten yang bagus dan menganggap keterbaruannya sebagai faktor yang tinggi. 

Ingat, keterbaruan konten bukan dilihat hanya dari tanggal terbitnya saja, tetapi juga nilainya, relevansi, keterkaitan, dan kredibilitas yang menjadi faktor dalam menentukan peringkat.

Hayo, kalau Anda merasa konten yang ada di website Anda masih melewatkan beberapa faktor tersebut, maka konten Anda berpeluang mengalami Content Decay.

Hilangnya Minat Terkait Topik yang Ditulis

Jika kita kembali ke tahun 2010 dan mengingat kembali apa saja topik terhangat yang dibahas kala itu, besar kemungkinan topik-topik tersebut sudah terlupakan hari ini.

Memang, beberapa artikel masih dibicarakan sampai sekarang, namun hanya sebagian kecil jika dibandingkan dengan yang benar-benar sudah terlupakan. 

Jadi, misalnya Anda pernah menulis tentang restoran terbaik di Asia dan mendapatkan banyak kunjungan di 5 tahun ke belakang, hal itu mungkin sudah tidak berlaku lagi hari ini.

Karena dengan berjalannya waktu, ada banyak restoran baru yang bermunculan, dan mungkin saja yang Anda tulis dulu, sekarang sudah tutup. Hal ini berarti konten yang Anda buat tersebut sudah tidak relevan lagi untuk sekarang. 

Ketika popularitas konten menurut, otomatis trafik organik yang didapatkan juga akan mengikutinya. 

Apabila saat melakukan audit konten, Anda menemukan persaingan yang semakin meningkat atau faktor kebijakan keterbaruan Google berdampak pada Content Decay Anda, maka melakukan Content Refresh adalah cara yang paling tepat untuk memperbaiki masalah ini.

Namun, jika penyebab utamanya adalah hilangnya minat pada topik yang ditulis, mungkin akan sulit baik Anda untuk memperbaikinya. 

Memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin, kan?

Menemukan Konten yang Mengalami Penurunan di Website Anda

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Content Decay bisa terjadi setelah beberapa saat.

Maka dari itu, cukup sulit untuk  mendeteksinya. Anda perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk menganalisis konten menggunakan Google Analytics atau tools lainnya untuk menemukan Content Decay. 

Indikasi yang bisa Anda sadari jika konten mengalami penurunan adalah dengan mengecek riwayat jumlah trafik, setidaknya dalam 3 bulan ke belakang. 

Memahami Faktor di balik Penurunan Konten Anda

Jika Anda mendeteksi adanya konten yang mengalami penurunan, Anda perlu memahami apa faktor yang mempengaruhi masalah ini. Gunakan Google Search Console atau tools lainnya untuk melihat performa dari konten Anda.

Setelah memahami riwayat performa konten selama tiga bulan terakhir dan menemukan adanya satu konten yang melamani penurunan, inilah waktu yang tepat untuk Anda melakukan evaluasi yang mendalam dan menemukan alasan mengapa masalah ini bisa terjadi. 

Umumnya, jika penurunan yang signifikan terjadi dalam tiga bulan terakhir, kemungkinan besar hal ini terjadi karena meningkatnya persaingan dan kurangnya keterbaruan konten. 

Dari pada hanya menebak-nebak, berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa Anda tanyakan pada diri sendiri untuk menemukan akar dari masalah Content Decay yang terjadi:

  • Keunggulan apa yang dimiliki oleh konten di peringkat teratas, namun tidak dimiliki dalam konten Anda?
  • Apakah informasinya lebih mendalam?
  • Apakah konten di peringkat atas lebih baik?
  • Apakah memiliki referensi dari sumber terbaru yang kredibel?
  • Berapa banyak backlink yang diterima konten teratas dibanding konten milik Anda?
  • Apakah konten tersebut memiliki engagement dari media sosial seperti Pinterest, Facebook, dan lainnya?

Jika penurunan tidak terjadi terlalu signifikan, itu mungkin saja pengaruhnya dari keyword yang digunakan sudah tidak begitu populer lagi. Jika masalahnya karena hal tersebut, maka Anda bisa mencari keyword baru yang masih relevan dan sama dari yang sebelumnya, kemudian gunakan itu ke dalam konten yang mengalami penurunan. 

Setelah menemukan konten yang mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir, sekarang saatnya mengecek performa website selama 12 bulan terakhir untuk mengetahui konten mana yang mengalami penurunan dan kehilangan trafik.  

Ulangi proses tersebut untuk menemukan mengapa Content Decay terjadi pada website Anda. Mungkin memang akan memakan waktu, namun menemukan kerusakan yang terjadi pada situs web Anda dapat membantu membuat strategi baru yang lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut. 

Memperbaiki Masalah Penurunan Konten dengan Content Refresh

Salah satu solusi terbaik untuk masalah Content Decay adalah dengan melakukan pembaruan konten atau yang sering disebut sebagai Content Refresh. Ini akan menjadi proses yang mudah, namun membutuhkan perhatian yang mendalam dan mendetail untuk melakukan riset dan penulisan ulang dari konten Anda.

Kuncinya, Anda perlu memperlakukan setiap pembaruan konten seperti konten baru. 

Baiklah, berikut adalah dua hal efektif yang bisa Anda lakukan untuk melakukan Content Refresh yang sukses:

1. Melakukan Pembaruan Konten

Dalam melakukan pembaruan konten, ada beberapa hal mudah yang perlu Anda lakukan namun membutuhkan perhatian khusus. 

Melakukan Riset

Memperbarui konten Anda harus menjadi langkah pertama dalam melakukan Content Refresh. Dalam hal ini, Anda perlu melakukan penelitian menyeluruh terkait topik yang dibahas. Informasi yang Anda dapatkan harus berasal dari sumber yang terbaru, setidaknya dari beberapa bulan terakhir. 

Menggunakan Internal Link

Setelah memperbarui informasi yang tersedia di konten Anda, jangan lupa mengecek konten di website Anda yang memiliki trafik tinggi, dan relevan dengan konten yang sedang diperbarui.

Setelah itu, Anda bisa menambah link internal di dalam konten yang memiliki trafik tinggi, yang mengarah ke konten yang diperbarui. 

Cara tersebut dinamakan sebagai link juice, di mana halaman dengan otoritas tinggi akan memberikan pengaruhnya ke halaman yang butuh otoritas untuk naik ke peringkat Google. 

Menambahkan Link External dari Konten Terbaru

Jika Anda memperbarui konten, besar kemungkinan konten tersebut sudah diterbitkan beberapa bulan, atau bahkan bertahun-tahun yang lalu. Nah, situs website yang Anda tautkan saat itu mungkin saja sudah rusak seperti halnya konten Anda. 

Oleh karena itu, Anda perlu mencari sumber eksternal baru lainnya yang berhubungan dengan informasi yang Anda sampaikan. 

Melakukan Optimasi Keyword, Judul Meta, dan Deskripsi Meta

Sama seperti konten, tautan Anda mungkin juga sudah kadaluarsa. Keyword yang sebelumnya digunakan mungkin saja sudah tidak relevan lagi hari ini. Jadi, pastikan Anda menargetkan keyword yang meman relevan hari ini. 

Anda juga perlu menambahkan keyword tersebut ke dalam judul meta dan deskripsi meta untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan manfaat dari keyword tersebut. Terlebih, hal ini bisa meningkatkan minat klik dari link Anda di hasil pencarian. 

Menggunakan Keyword yang Relevan untuk Heading Konten

Konten website yang bagus pasti memiliki struktur Heading, mulai dari Heading 1, Heading 2, Heading 3, dan seterusnya. Dalam pembaruan konten ini, Anda perlu mengubah Heading konten dengan keyword yang lebih baru dan relevan.

Sehingga Google bisa meng-crawling ulang konten tersebut dan menilainya sebagai konten terbaru. 

Memperbaiki Broken Link

Saat terdeteksi adanya broken link, ini berarti konten yang Anda tautkan sudah dihapus atau dipindahkan. Untuk itu, Anda bisa mulai mencoba menemukan link rusak yang ada di seluruh halaman konten Anda. Kemudian, lakukan pembaruan link atau menghapus tautan tersebut.

2. Melakukan Promosi Konten

Setelah melakukan pembaruan konten dan mengoptimasinya kembali, sekarang waktunya Anda untuk mempromosi konten tersebut. Anda dapat membagikannya ke media sosial atau mengirim kembali ke email marketing Anda. 

Selain itu, Anda bisa memulai kembali link building backlink yang baru untuk konten yang diperbarui tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan trafik yang lebih berkualitas.

Meningkatkan Site Health dengan Content Refresh

Tujuan utama dari melakukan Content Refresh pada Content Decay adalah untuk mendapatkan kembali trafik dan ranking yang turun atau hilang. Melalui pembaruan konten yang tepat, Anda bisa meningkatkan trafik (bahkan dengan jumlah yang lebih banyak), dan memberikan informasi terkini yang lebih bermanfaat untuk pembaca. 

Hubungi layanan penulis konten berpengalaman kami untuk memperbaiki konten Anda yang mengalami penurunan dengan kualitas yang jauh lebih baik.

Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Apa Itu Anchor Text

Anchor Text: Elemen Web yang Tidak Boleh Disepelekan

Next Post
Strategi Link Internal

10 Strategi Link Internal untuk Meningkatkan Rank