Dark Mode Light Mode

Berapa Panjang Konten Blog yang Ideal untuk SEO?

Panjang Konten Blog Panjang Konten Blog
Panjang Konten Blog

Panjang konten blog SEO yang ideal selalu menjadi perdebatan. Apalagi algoritma search engine selalu berubah dari waktu ke waktu. Jika kami boleh meminjam salah satu frasa yang diberikan oleh Google sendiri, jawaban yang paling tepat dari perdebatan itu adalah “tergantung tujuan dan kebutuhan.”

Ada dua faktor yang bisa dijadikan pertimbangkan dari berapa banyak jumlah kata yang ideal untuk konten blog:

  • Topik yang akan dibahas
  • Intensi pencarian pengguna (searcher intent)

Sebagai contoh, panjang konten yang ideal untuk topik cara menghasilkan selfie yang bagus pasti berbeda dengan konten tentang sejarah penemuan kamera digital. Mengapa? 

Yang pertama karena satu topik bisa memiliki banyak sekali poin pembahasan yang perlu dimasukkan ke dalam artikel, untuk memberikan informasi yang lengkap kepada pembaca. 

Selain intu, intensi pencarian pengguna adalah salah satu faktor terbesar yang perlu dipertimbangkan dalam panjang kata ideal konten blog. Apakah calon audiens Anda lebih suka membaca konten pendek atau panjang?

Data Statistik Tidak Berbohong

Statistik memang memberi informasi awal yang bagus, namun kita semua tahu bahwa data yang ada di dalamnya terkadang bisa saja dimanipulasi. Mari kita perjelas di awal, terlepas dari panjangnya, akan selalu ada konten yang bagus dan juga yang tidak bagus. 

Banyak studi kasus telah meneliti ribuan halaman honten, namun tidak meneliti konten mana yang benar-benar bagus, mana yang memiliki kualitas buruk, mana yang biasa-biasa saja, dan seterusnya. Studi itu hanya meneliti panjang konten artikel dan bagaimana dampaknya, apakah baik atau buruk untuk konten tersebut. 

Mungkin saja benar, bahwa konten-konten pendek lebih mudah dipahami dan lebih cepat dibaca untuk banyak orang. Kami tidak akan membantah pernyataan ini.

Akan tetap, apakah jawaban dari kalimat pendek dapat memenuhi pertanyaan yang dicari pengguna? Tentu saja, beberapa pertanyaan bisa dijawab bahkan hanya dengan satu kata saja. Namun, itu biasanya bukan merupakan konten yang berkualitas. 

Jawaban satu kata tidak bisa menjelaskan informasi yang mendalam. Bahkan Google (biasanya) tahu bahwa hal tersebut tidak bisa membantunya memberikan nilai, apakah konten itu edukatif dan berkualitas, sehingga layak masuk ke peringkat hasil pencarian. 

Memang, ada jawaban yang hanya mengandung satu kata namun dianggap berguna dan mendapatkan peringkat atas di Google, atau yang disebut sebagai “Position Zero.”

Terlebih, konten yang bagus datang dari berbagai format, yang terpenting harus menarik, mudah dibaca dan dipahami, memiliki media visual, dan struktur artikel sesuai standar SEO yang tepat. 

Berdasarkan penjelasan dari hasil studi 2021 yang dilakukan oleh HubSpot, panjang kata yang ideal untuk konten blog SEO berkisar antara 2,100 hingga 2,400 kata. Tentunya itu lebih banyak dari yang sering penulis atau blogger pikirkan, bahwa 200 atau 500 kata sudah cukup. 

Google memprioritaskan substansi, bukti, dan fakta dari berbagai pembahasan topik. Konten yang panjang sudah pasti memiliki banyak elemen yang akan membantu mesin pencari menemukan dan mengindeks konten tersebut, sehingga mudah ditemukan oleh pengguna. 

Apa yang Google Katakan tentang Panjang Konten Blog? 

Google menekankan bahwa jumlah kata tidak akan mempengaruhi faktor peringkat. Salah satu orang terpenting di Google, Martin Splitt, mengkonfirmasi bahwa jumlah kata pada suatu halaman website tidak diperhitungkan ketika menentukan ranking hasil pencarian.

Maksudnya adalah, Google tidak akan menghitung jumlah kata pada suatu halaman dan menjadikan angka tersebut sebagai indikasi kualitas. 

Tentu saja, halaman dengan 1,000 kata tidak secara otomatis dinilai sebagai halaman yang memiliki kualitas lebih baik dari halaman dengan panjang 500 kata. Pernyataan itu cukup konsisten setiap kali orang-orang penting di Google ditanya tentang jumlah kata. Pasalnya, ini merupakan topik yang cukup sering dibahas. 

John Mueller dari Google menambahkan lewat akun Twitter-nya:

AD 4nXfgl58nCRfOMZHBtDqhZU4e0UnD94DZ4oY3jX8ol1WQi0NqdY8lKbt58FUPpXmzMawvp4wIxnJuP0jjh7FiVrk3JomABKGJd h7YENE8pY0Voym4Apay uEUGTdyXxEiC9qdga24SU3E Jl21w1 OujqWWN?key=h8oG 66BfB2BBBIBAkGzew

(Terjemahan)

Panjang kata bukan merupakan indikasi dari kualitas. Sebagian halaman memiliki jumlah kata yang panjang, namun tidak berguna. Sebagian halaman lagi hanya memiliki jumlah kata yang sedikit namun sangat penting dan relevan dengan kueri pencarian. Anda tahu konten Anda yang terbaik dan bisa memutuskan apakah itu butuh informasi yang lebih detail atau tidak.

Tunggu, jangan asal menyimpulkan bahwa mulai saat ini, Anda bisa menerbitkan konten dengan jumlah kata minimum karena Google sendiri tidak mempertimbangkannya sebagai kualitas. Memang benar, jumlah angka dalam panjang konten tidak berarti untuk Google. 

Namun mesin pencari raksasa ini memiliki algoritma yang didesain untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik, serta adanya search intent yang mungkin menampilkan lebih banyak konten panjang daripada yang lebih pendek.

Yang mulai harus menjadi fokus Anda sekarang adalah meningkatkan pengalaman pengguna. Apabila konten pendek sesuai dengan kueri pencarian, maka Anda tidak perlu membuat konten panjang hanya untuk membuat senang Google. 

Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas: Jangan Fokus Pada Panjang Konten

Terlalu banyak pernyataan yang menekankan rata-rata panjang kata untuk artikel, dan kesalahpahaman tentang pentingnya memiliki lebih dari jumlah kata tertentu di setiap halaman untuk mendapatkan ranking yang baik. 

Jumlah kata dalam konten perlu disesuaikan dengan topik yang ingin Anda bahas. Namun, jangan membuat konten seperti tentang review film, membahas tentang rambut dan bahasa kotor dari tokoh utamanya dalam 2,500 kata.

Apalagi jika dibuat dengan 4 cara yang berbeda. Konten tersebut sudah pasti tidak berkualitas dan Anda hanya menulis informasi yang sia-sia.

Padahal, sebuah film memiliki banyak sekali scene dan elemen di dalamnya, yang bisa dijadikan diskusi apakah film itu bagus atau tidak berdasarkan pengalaman pribadi. Perluas setiap pembahasan dengan memberikan reaksi yang mendalam dari beberapa adegan yang paling menonjol dalam film tersebut.

Nah, itulah yang dicari oleh pengguna tentang informasi sebuah film. “Apakah film-nya bagus?“, “Kenapa film itu bagus atau jelek?“, “Haruskah saya menontonnya?

Itu semua merupakan pertanyaan yang sudah pasti ada di pikiran para pengguna. Konten review film harus bisa menjawab semua pertanyaan tersebut, dan jangan buat pembahasan yang terlalu sulit untuk dimengerti.

Berilah apa yang diinginkan oleh pengunjung Anda untuk mempertimbangkan jumlah kata di dalam konten. Apabila Anda menulis tidak menarik dan hanya demi untuk menambah jumlah kata, ketahuilah bahwa pembaca juga bisa merasakannya.

Terlebih, Google mampu menemukan konten yang tidak memberikan dampak positif apapun terhadap website. Dengan begitu, konten panjang akan menjadi sia-sia dan informasi yang diberikan tidak bermanfaat. 

Tentukan Target Audiens: Orang, Persona, dan Keyword

Seperti konten berkualitas yang lainnya, Anda perlu merencanakan sebuah tujuan. Mempelajari target audiens Anda sangat penting, seperti siapa yang akan mencari dan menikmati konten Anda nantinya. 

Selain itu, mempertimbangkan tingkat minat dari audiens juga perlu dilakukan. Misalnya seperti standar informasi yang dibutuhkan, atau apakah mereka akan membeli sesuatu saat itu juga. Konten Anda harus bisa merefleksikan target audiens dan fase yang berbeda-beda sesuai minat mereka. 

Idealnya, konten berkualitas dibuat berdasarkan metode content mapping. Konten tersebut harus berhubungan dengan tujuan dari website atau  bisnis Anda, dan diterbitkan sesuai dengan tujuan pengunjung mencari konten Anda. 

Apabila Anda sudah melakukan riset tentang target audiens, namun masih tidak yakin dengan konten yang akan dibuat, Anda bisa mencari ide dengan cara melihat konten-konten yang mereka sukai di search engine.

Kemudian, riset keyword yang ingin digunakan, dan analisis konten yang muncul di peringkat paling atas. Berapa panjang konten yang dibuat bisa dijadikan referensi yang bagus untuk konten Anda. 

Kesimpulan

Anda bisa membuat konten dalam berbagai format, dan itu semua berpeluang ditemukan dan dinikmati pembaca dalam cara yang berbeda. Baik itu menulis 500 kata atau bahkan hingga 2,500 kata, sudah seharusnya Anda tidak berfokus pada jumlah kata yang begitu panjang. 

Konten panjang tidak selalu berkualitas. Namun meskipun Google sendiri tidak menjadikan jumlah kata sebagai faktor penentu ranking, Anda harus lebih berfokus meningkatkan kualitas konten. Buatlah konten yang mudah dibaca, mudah dipahami, serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. 

Butuh konten blog SEO berkualitas? Kami menawarkan jasa content writer berpengalaman. Dikerjakan oleh penulis profesional, kami telah membantu banyak UMKM dalam menjangkau target audiens yang lebih luas.

Kata demi kata yang kami tulis dapat membantu mereka meraih tujuan yang sesuai dengan bisnisnya. Jangan ragu hubungi Garuda Website sekarang!

Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Apa Itu Leads dalam Digital Marketing

Apa Itu Leads dalam Digital Marketing dan Manfaatnya

Next Post
Website untuk Podcast

5 Cara Membuat Website untuk Podcast dan Contohnya