Bounce rate adalah metrik yang digunakan untuk mengukur persentase pengunjung situs web yang meninggalkan halaman tanpa melakukan interaksi lebih lanjut.
Interaksi ini mencakup aktivitas seperti mengklik tautan, mengisi formulir, atau berpindah ke halaman lain di dalam situs.
Bounce Rate Adalah..
Apa Itu Bounce Rate?
Dalam konteks digital, bounce merujuk pada situasi di mana pengunjung mengunjungi sebuah halaman di situs web dan meninggalkannya tanpa berinteraksi lebih lanjut.
Tidak ada tindakan lanjutan seperti mengklik tautan, mengisi formulir, atau berpindah ke halaman lain.
Istilah ini sering digunakan dalam analitik situs web, khususnya untuk memahami perilaku pengguna. Bounce menjadi salah satu indikator penting dalam mengevaluasi efektivitas halaman tertentu.
Cara Kerja Bounce Rate

Bounce rate dihitung dengan membagi jumlah pengunjung yang hanya membuka satu halaman dengan total kunjungan, lalu dikalikan 100%. Hasilnya adalah persentase bounce rate.
Rumusnya:
(Jumlah pengunjung yang “bounce” ÷ Total pengunjung) × 100%
Contoh:
Jika sebuah situs menerima 1.000 kunjungan, dan 400 di antaranya hanya mengunjungi satu halaman, bounce rate-nya adalah:
(400 ÷ 1.000) × 100% = 40%
Bounce rate biasanya dihitung secara otomatis oleh alat analitik seperti Google Analytics.
Karakteristik Bounce Rate
- Berpusat pada Halaman Tunggal
Bounce rate menilai interaksi hanya pada halaman yang dikunjungi pertama kali. - Berhubungan dengan Relevansi Konten
Tingginya bounce rate dapat menunjukkan kurang relevannya konten dengan kebutuhan pengguna. - Tidak Selalu Negatif
Pada halaman tertentu, seperti blog artikel atau landing page, bounce rate tinggi bisa wajar jika pengguna mendapatkan informasi yang mereka cari tanpa perlu melanjutkan navigasi.
Jenis Bounce Rate
- High Bounce Rate (Tinggi): Biasanya di atas 70%. Menunjukkan pengguna tidak menemukan apa yang mereka cari atau halaman kurang menarik.
- Low Bounce Rate (Rendah): Biasanya di bawah 40%. Mengindikasikan interaksi pengguna yang lebih aktif.
- Normal Bounce Rate: Berada di kisaran 40–70%. Umum untuk kebanyakan situs web.
Catatan: Toleransi bounce rate dapat berbeda tergantung jenis situs. Misalnya:
- Situs e-commerce: Bounce rate < 45% ideal.
- Blog informatif: Bounce rate hingga 70% bisa diterima.
Contoh dalam Berbagai Situs

- Situs Berita
Pengguna membaca artikel utama dan meninggalkan situs tanpa mengeksplorasi artikel lain. Ini meningkatkan bounce rate. - E-Commerce
Pengunjung membuka produk tetapi tidak melanjutkan ke checkout atau halaman produk lain. - Landing Page Khusus
Pengguna hanya mengisi formulir kontak dan meninggalkan situs setelahnya.
Fungsi
- Mengukur Kualitas Konten
Bounce rate dapat memberikan indikasi apakah konten halaman relevan dan menarik bagi pengguna. - Evaluasi Desain Situs
Situs dengan navigasi yang sulit sering memiliki bounce rate tinggi. - Menentukan Strategi Pemasaran
Dengan memahami bounce rate, pemasar dapat mengoptimalkan kampanye iklan untuk menarik pengunjung yang lebih relevan. - Meningkatkan Pengalaman Pengguna (UX)
Bounce rate yang tinggi bisa menjadi tanda bahwa elemen UX perlu ditingkatkan.
Fakta Terbaru
- Tidak Lagi Mendominasi SEO Secara Langsung
Google lebih fokus pada metrik lain seperti engagement dan waktu kunjungan. - Google Analytics 4 (GA4) dan “Engaged Sessions”
GA4 memperkenalkan metrik baru yang lebih menekankan pada durasi dan interaksi daripada bounce rate tradisional. - Relevansi Konten Lebih Penting dari Sebelumnya
Pengguna semakin mencari pengalaman yang personal dan sesuai kebutuhan.
Mengapa Ini Penting?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa bounce rate ini bukan isu remeh, pasalnya hal ini terkait dengan salah satu faktor ranking Google.
Blog atau website dengan bounce rate tinggi dapat mengirimkan sinyal kepada Google bahwa konten yang disajikan kurang menarik atau relevant. Hal tersebut akan berpotensi membuat peringkat blog atau website tersebut tersebut turun di SERP Google.
Bagaimana Cara Cek Bounce Rate?
Untuk cara cek bounce rate sendiri, Google telah menyediakan tool yang menampilkan data bounce rate ini, yaitu Google Analytic. Namun anda juga dapat menghitung nilai bounce rate ini dengan menggunakan rumus sederhana. Adapun rumus bounce rate adalah:
Bounce Rate = (Jumlah kunjungan halaman tunggal : jumlah pengunjung) x 100%
Bounce Rate yang Bagus Untuk SEO

Dalam dunia blogging, nilai Bounce rate ini dinilai dalam rate 0-100%. Untuk bounce rate yang bagus untuk SEO website atau blog, sebagian besar praktisi SEO mengkategorikannya ke dalam beberapa kategori berikut:
- 25% atau lebih rendah (kemungkinan website bermasalah)
- 26-40% (cukup baik)
- 41-55% (rata rata)
- 56-70% (cukup baik dibandingkan kebanyakan)
- 70% atau lebih tinggi (buruk)
Dari pengkategorian di atas, dapat diketahui bahwa bounce rate yang termasuk baik adalah yang berada (26-40%). Sedangkan untuk yang terbilang normal atau rata rata adalah bounce rate dengan nilai 41-55%.
Cara Menurunkannya

Mengingat bounce rate tinggi adalah isu SEO serius yang harus segera ditangani, cara menurunkan bounce rate menjadi pengetahuan yang wajib untuk anda ketahui sebagai blogger. Melansir informasi dari situs Neil Patel dan HubSpot, terdapat beberapa cara yang dapat anda gunakan untuk menurunkan nilai bounce rate ini. Adapun beberapa cara tersebut, meliputi:
1. Percepat Loading Halaman
Page loading yang lama adalah salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya bounce rate. Untuk itu, saya menyarankan anda untuk mengoptimasi kecepatan loading page anda dengan mengganti tema situs yang lebih sederhana, mengkompress gambar dan lainnya.
2. Singkirkan Elemen yang Mengganggu User Experience
Langkah lainnya yang dapat anda lakukan untuk mengurangi bounce rate adalah dengan menghilangkan elemen yang dapat mengganggu user experience. Dalam hal ini, elemen yang dimaksud dapat berupa iklan yang penempatannya mengganggu, seperti iklan pop up ataupun widget tertentu yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Buat Situs Anda Mobile Friendly
Sebagian besar penelusuran internet saat ini dilakukan melalui perangkat mobile. Untuk itulah, membuat situs anda menjadi lebih mobile friendly adalah sebuah keharusan. Situs yang kurang atau bahkan tidak mobile friendly, cenderung akan memicu bounce rate yang tinggi.
Untuk mengetahui apakah situs anda telah termasuk dalam kategori mobile friendly sendiri, anda dapat menggunakan tool yang disediakan Google, yaitu Google Mobile-friendly Test Tool.
4. Pilih Keyword yang Tepat
Hindari untuk membuat konten yang hanya sekedar clickbait, dikarenakan hal tersebut justru dapat meningkat bounce rate situs anda. Buatlah konten yang sesuai dengan search intent dari keyword anda. Semakin relevan dan tepat informasi yang anda sajikan di situs anda, maka semakin betah pengunjung anda.
5. Buat Meta Deskripsi yang Baik
Meta description adalah cuplikan atau informasi mengenai konten yang anda sajikan. Melalui meta description ini, maka pengguna internet akan dapat mengetahui apa yang halaman anda bahas, tanpa harus mengunjunginya terlebih dahulu. Di lain sisi, meta description ini juga dapat mencegah bounce rate di situs anda. Untuk itu, pastikan anda menulis meta description halaman situs anda dengan baik.
6. Buat Subheading
Konten dengan subheading terbilang lebih mudah untuk dibaca. Keberadan subheading ini akan dapat membantu pembaca atau pengunjung untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan lebih cepat. Selain subheading, pastikan konten anda juga dilengkapi dengan daftar isi.
Jika anda memiliki kendala dalam langkah langkah optimasi yang dijelaskan di atas, anda dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan jasa SEO, terutama untuk bagian bagian vital seperti user experience dan tema situs.
Itulah penjelasan dan juga jawaban saya mengenai nilai bounce rate yang bagus untuk SEO blog dan website. Semoga ulasan singkat ini dapat menyegarkan pengetahuan anda seputar bounce rate ini.
Jangan lupa juga untuk tetap mengikuti blog saya, agar anda tidak melewatkan seri artikel informatif lainnya dari saya. Terima kasih telah mampir dan membaca.
Kesimpulan
Bounce rate adalah metrik penting dalam analitik situs web yang mengukur interaksi awal pengguna dengan halaman.
Dengan memahami definisi, cara kerja, dan fungsinya, pemilik situs dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas konten, navigasi, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Untuk memanfaatkan bounce rate dengan maksimal, gunakan alat analitik yang relevan, lakukan pengujian berkala, dan terus optimalkan situs Anda berdasarkan data yang ada. Dengan demikian, Anda dapat menciptakan situs yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan nilai nyata bagi pengunjung.