Apakah keyword penting untuk SEO?
Dan, apakah keyword masih penting untuk Google?
Jawaban singkat: Tentu saja masih!
Jawaban panjang: Baca terus artikel ini karena kita akan mempelajari peran penting keyword untuk SEO.
Apa Itu Keyword SEO?
Keyword SEO terdiri dari kata tunggal sampai frasa yang kompleks, yang digunakan untuk memberikan informasi konten dari suatu situs, guna meningkatkan trafik pencarian organik yang relevan.
Nantinya, keyword tersebut akan digunakan oleh audiens Anda, untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan bisnis atau website Anda.
Apabila kita mencoba untuk meneliti dan mengoptimasinya dengan lebih efektif, keyword ini berperan sebagai “saluran” yang akan menghubungkan target audiens dengan situs website Anda.

Tapi… Bukankah Keyword di dalam SEO Sudah Mati?
Terlepas dari apakah Anda sudah menemukan berita itu di berbagai platform, namun pernyataan “Keyword sudah mati” terus menerus muncul dalam dunia SEO.
Daripada kita terpengaruh dengan pernyataan yang tidak benar ini, lebih baik kita coba untuk memahami fakta yang sebenarnya.
Beberapa perkembangan di dunia SEO memang telah menyebabkan penyebaran pernyataan tersebut semakin luas, namun ada empat hal penting yang harus kita selalu ingat:
Data Keyword Organik Sudah Tidak Disediakan Lagi
Jika Anda baru di dunia SEO, mungkin Anda kaget mengetahui bahwa data keyword organik dulu bisa diakses dengan mudah melalui Google Analytics, Adobe Omniture, dan platform analitik lainnya.
Namun, perubahan dimulai sejak tahun 2010, di mana Google mulai mengambil langkah untuk menghapus data keyword.
Di tahun 2011 hingga tahun berikutnya, sejumlah kemunculan keyword organik pun mulai hilang.
Dan tidak butuh waktu lama untuk data keyword teratas tidak disediakan lagi (not provided).

Yang membuat lucu di momen ini, saat banyak pengguna kehilangan visibilitas keyword SEO yang terlalu signifikan, banyak pemilik website yang cepat-cepat menulis kata-kata kehilangan untuk keyword.
Namun, apakah ada perbedaan lainnya yang lebih signifikan dari penghapusan data organik itu?
Secara keseluruhan, orang-orang masih melakukan penelusuran dengan cara yang sama, dan Google tidak mengubah cara kita dalam membuat konten.
Mungkin kita semua pernah mendengar, “Jika sebuah pohon tumbang di hutan dan tidak ada satupun orang di sekitar yang mendengarnya, apakah pohon itu akan mengeluarkan suara?“
Yap, sama saja.
Tidak ada yang berbeda.
Intinya, keyword belum mati, namun cara lama Google untuk melacaknya yang sudah mati.
“AI dan NLP Membuat Keyword Jadi Lebih Kuno”
Di lain waktu, validitas keyword pun dipertanyakan ketika Google membangun ulang algoritmanya pada tahun 2013.
Dengan mendapatkan julukan cepat dan tepat, Hummingbird membantu Google jadi lebih mudah memahami maksud pencarian, khususnya untuk pencarian yang kompleks dan bersifat percakapan.
Pada tahun 2015, Google memasukkan faktor peringkat yang dikerjakan oleh AI, RankBrain, ke dalam campuran algoritma untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami pencarian.
Dulu, pencarian untuk “apa saja restoran di sekitar saya yang bisa pesan antar?” akan membuat Google mencari konten yang sesuai dengan istilah tersebut.
Setelah adanya RankBrain, Google akan menggunakan keyword seperti itu sebagai sinyal “kontekstual” untuk mempelajari apa yang benar-benar pengguna inginkan.
Bahkan Goole juga cukup sering menulis ulang pencarian pengguna, misalnya pesanan resto ayam bakar 0214646556.
Mengetahui Google bisa merevisi pencarian pengguna, tentunya membuat kegunaan tersebut terasa kuno dan ketinggalan zaman.
Tapi, serius… Google justru jadi lebih pintar dengan apa yang kita sediakan di pencarian.
Selain itu, karena Google jadi lebih mudah memahami dan menghubungkan bahasa yang kita gunakan untuk maksud pencarian yang sebenarnya, bisa dikatakan bahwa keyword benar-benar sepenting itu.
Pernyataan tersebut didukung dengan adanya BERT.
BERT pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari algoritma Google pada akhir tahun 2019.
Satu tahun sebelum peluncurannya, BERT menjadi standar industri NLP karena kemampuannya untuk melakukan berbagai macam pengukuran linguistik secara efektif.
Lewatlah sudah hari-hari ketika Google mengabaikan kata-kata tertentu.
Sekarang, setiap kata di dalam pencarian pengguna (dengan urutannya) sangatlah penting.
Jika keyword masih penting bagi Google, bukankah seharusnya itu juga penting bagi kita?
Intinya, keyword belum mati, namun cara lama Google untuk memahaminya lah yang sudah mati.
“Pencarian Suara Membuat Keyword Tidak Berguna“
Seiring berkembangnya pencarian suara, hal-hal baru yang belum pernah digunakan sebelumnya pun menjadi perilaku pencarian baru kita juga. Nah, banyak yang bertanya, apa hubungannya hal ini dengan keyword.
Kita semua sepertinya sudah tahu bahwa pencarian suara ini mempengaruhi keyword, namun apakah akan membuatnya jadi tidak berguna lagi?
Jadi Lebih Bertele-tele
Sebagian besar pengguna (secara tidak sadar), menggunakan kemampuan dari pemahaman Google yang lebih tinggi, dengan kecenderungan komunikasi dibanding mengetik.
Ini membuat kita melakukan pencarian jadi sangat komunikatif dan terperinci.
Dulu, jika kita ingin tahu lagu Michael Jackson yang paling populer, kita akan menerjemahkan pikiran kita ke dalam pencarian yang paling mudah dicari, seperti “Lagu-lagu Michael Jackson.”
Sekarang, kita hanya perlu memberitahu Google apa yang kita inginkan: “Apa lagu Michael Jackson terpopuler?“
Bisa dibilang, ini adalah alasan utama mengapa 15% pencarian tidak pernah ada sebelumnya oleh Google setiap harinya.
Jadi, walaupun ini merupakan kemenangan besar bagi para pengguna, namun ini sebetulnya adalah tantangan bagi para praktisi SEO profesional.
Sebagai contoh, sulit untuk mengetahui keyword mana yang harus diperhatikan apabila sebagian besar trafik didorong oleh keyword yang jarang digunakan.
Namun, ini jadi kembali lagi ke pernyataan nomor satu tadi.
Hanya karena pencarian pengguna tidak sempurna, bukan berarti signifikansi keyword berkurang, apapun alasannya.
Menghilangkan Keyword Penting
Tahukah Anda, melalui pencarian suara, Anda bisa mengetahui kapan album pertama Scarlett Johansson dirilis, melalui pencarian yang tidak menyertakan namanya atau bahkan tanpa menyebut judul albumnya? (Contoh pencarian dalam bahasa Inggris: Did you know Scarlett Johansson had an album?)
Google memahami konteks dengan sangat baik. Tidak hanya dalam pencarian, namun juga di antara rangkaian kata pencarian yang dimasukkan.
Jadi, apakah keyword sepenting itu, jika Anda bisa menghilangkan bagian penting dan mendapatkan hasil pencarian sesuai yang Anda inginkan?
Tentu saja!
Intinya, keyword belum mati, namun pencarian dengan cara mengetik keyword mulai beralih ke pencarian suara.
“Keyword Planner Membuktikan Bahwa Ada Banyak Kesamaan Makna”
Dimulai pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan dua tahun kemudian, alat Keyword Planner mulai mengelompokkan volume untuk istilah yang serupa.
Daripada menunjukkan (contoh) keyword A dicari 100 kali per bulan, dan keyword A1 dicari 50 kali per bulan, keduanya menunjukkan 150.
Google menjelaskan alasan untuk contoh kasus tersebut untuk memastikan bahwa “Anda tidak kehilangan calon konsumen” dan untuk “memaksimalkan potensi iklan Anda untuk ditampilkan pada pencarian yang relevan.”
Penjelasan tersebut tentunya memberi gambaran bahwa maksud pencarian yang dilakukan pengguna tidak jauh berbeda, antara istilah-istilah yang masih berkaitan.
Selain itu, langkah tersebut juga memperkuat pernyataan bahwa bukan keyword, melainkan adalah topik yang perlu diperhatikan oleh praktisi SEO.
Namun, hal tersebut belum bisa menjelaskan mengapa pencarian Google sering mengubah hasil pencariannya secara signifikan, untuk keyword yang menurut Google Keyword Planner cukup sama untuk digabungkan.
Dan pada akhirnya, Keyword Planner ini merupakan salah satu alat yang berguna untuk iklan PPC (Pay-Per-Click).
Anda tidak perlu menjadi penganut teori konspirasi untuk memahami bagaimana PPC memperluas penargetan keyword mereka yang berguna untuk mendapatkan konversi.
Intinya, keyword belum mati, namun metrik (pengukuran) keyword Google yang sudah mati.
Mengapa Keyword Penting untuk SEO?
Keyword penting untuk SEO profesional dan Google karena beberapa alasan, namun yang paling utama adalah dua hal ini:
- Keyword berfungsi untuk memberikan “petunjuk,” siapa target kita dan apa yang mereka inginkan. Sehingga memungkinkan kita untuk membantu mereka dengan lebih baik.
- Keyword memberikan “target sasaran” yang bisa dituju oleh marketer di dalam konten mereka.
Keyword adalah Petunjuk
Keyword penting untuk SEO karena penggunaannya cukup luas.
Naumun, mari kita lupakan dulu sejenak tentang keyword, ranking, trafik, bahkan tentang website Anda.
Begini… Apabila Anda mengetahui perasaan sebenarnya yang dimiliki oleh konsumen Anda, maka bagaimana cara Anda menjalankan bisnis yang dimiliki dengan cara yang berbeda? Seberapa berpengaruhnya informasi tersebut terhadap strategi pemasaran Anda?
Di dalam buku Seth Stephens-Davidowitz yang berjudul “Everybody Lies,” ia membagikan hasil penemuannya terkait perilaku pencarian pengguna yang berkaitan dengan psikologi manusia.
Saat berada di dalam suatu kelompok, mengikuti survei, atau menanggapi cuitan di Twitter (sekarang X), kita semua cenderung membiarkan jawaban kita dipengaruhi oleh pandangan orang lain.
Nah, bagaimana saat kita melakukan pencarian?
Kombinasi antara anonimitas dan akses langsung ke berbagai informasi akan membuka jalan terhadap apa yang benar-benar diinginkan pengguna.
Fakta Berbasis Data
Pada dasarnya, riset keyword sama seperti “riset pasar” yang ampuh dan bisa dimanfaatkan dalam banyak cara yang berbeda, dan tidak hanya menjadi “informasi” terkait konten situs website.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari penggunaan keyword, Anda harus bisa memahami “makna” secara eksplisit, literal, serta petunjuk secara implisit, untuk mendapatkan maksud yang sebenarnya dari setiap keyword.
Maksud Pencarian Secara Eksplisit dan Implisit
Untuk memudahkan Anda dalam memahami makna suatu keyword, mungkin ada baiknya mengerti perbedaan maksud pencarian dari eksplisit dan implisit terlebih dahulu.
Informasi Eksplisit | Informasi Implisit |
---|---|
Kekhawatiran tentang keselamatan | Biasanya dilakukan oleh para orang tua baru |
Ingin mengetahui lebih dari satu jenis tempat tidur bayi untuk dipilih | Ingin mengetahui apa yang membuat tempat tidur bayi aman dan yang tidak aman |
Mencari artikel yang diterbitkan tahun 2020 | Memahami bahwa standar keselamatan berubah dari waktu ke waktu |
Dalam tahap riset dengan niat akan membeli dalam waktu dekat atau di masa mendatang | |
Mungkin sedang proses membeli barang lain untuk ditempatkan pada kamar bayi | |
Keamanan perlu diprioritaskan ketimbang biaya dan desainnya | |
Akan mencari rekomendasi tempat tidur bayi berdasarkan tingkat keamanannya |
Keyword Itu Seperti “Persona
Persona berperan sebagai “target sasaran.”
Target tersebut bukan satu-satunya yang Anda cari, namun dengan menjangkaunya, Anda bisa menyiapkan “sesuatu” untuk sampai ke tahap sukses.
Tidak, ini bukan tentang, Anda hanya perlu memasarkan produk kepada wanita berusia 54 tahun bernama Yanti, yang memiliki banyak uang, dan secepatnya menjadi orang tua yang anaknya sudah dewasa.
Akan tetapi, tingkat ketelitian dan fokus tersebut dapat memastikan bahwa Anda menargetkan kelompok orang yang lebih tepat.
Sebaliknya, jika Anda tidak memiliki fokus dan mencoba menarik perhatian semua orang, besar kemungkinan, Anda tidak akan menghasilkan apa-apa.
Hmm… Banyak ahli yang mengklaim ini menjadi suatu “paradoks yang indah,” di mana keunikan target audiens Anda, kerap berhubungan langsung dengan ukuran audiens Anda yang sebenarnya.
Nah, sama seperti keyword!
Dengan melihat sekilas data penelusuran di Google Search Console, Anda bisa mengetahui bahwa tidak ada yang hanya berfokus pada satu keyword saja.
Akan tetapi, memiliki target keyword utama untuk setiap halaman akan memberi Anda arah dan perspektif yang lebih tepat, yang berguna untuk menarik audiens dari sejumlah besar penelusuran terkait.
Apa Keyword SEO yang Paling Umum Digunakan? (Berserta Contoh)
Keyword bisa dikategorikan dalam berbagai cara karena berbagai alasan.
Berikut adalah jenis dan contoh keyword SEO yang paling umum digunakan.
1. Keyword Branded vs Unbranded
Pencarian brand tentu saja memuat nama brand itu sendiri di dalam keyword pencarian.
Hal tersebut dapat mencakup nama brand resmi, kesalahan ejaan, akronim brand, nama atau slogan brand campaign, perusahaan induk, atau apapun dengan maksud pencarian brand yang jelas.
Namun untuk istilan unbranded (tanpa brand), merupakan keyword lain yang bisa Anda pertimbangkan.
Istilah unbranded ini sering kali menggambarkan masalah yang dihadapi pelanggan atau penawaran bisnis Anda.
Namun, beberapa bisnis memiliki nama yang tidak jelas, dan bisa membuat penggambaran ini jadi lebih sulit.
Contohnya seperti pencarian untuk “Taman Burung Bali.” Apakah ini merupakan istilah branded atau unbranded?
Selain itu, istilah branded umumnya mendatangkan trafik dengan konversi yang cukup tinggi, karena pengguna sudah memiliki tingkat pengenalan dan ketertarikan tertentu terhadap brand tersebut.
Contoh:
- Branded: Manchester United
- Unbranded: Klub sepak bola terbaik sepanjang masa
2. Seed vs Page-Specific Keyword
“Seed” adalah kata yang jelas, dan merupakan daftar kata-kata awal yang Anda gunakan untuk memulai proses riset kata kunci.
Gambaran sederhananya, kata-kata ini merupakan “benih” yang akan Anda tanam untuk mengembangkan daftar keyword yang Anda miliki.
Seed keyword umumnya akan relevan dengan keseluruhan situs website Anda.
Selain itu, Page-specific keyword akan ditemukan dalam proses riset keyword, dan hanya berlaku untuk satu halaman atau serangkaian halaman saja.
Contohnya untuk Home Depot:
- Seed: Toko perbaikan rumah
- Page-specific: Keperluan pembangunan dek
3. Keyword Head vs Long-Tail
Kata-kata dengan permintaan pencarian yang paling tinggi disebut sebagai “head” atau istilah utama.
Sedangkan untuk kata-kata dengan permintaan pencarian yang relatif kecil dinamakan sebagai “long-tail.”
Kenapa?
Jika Anda membuat grafiknya, istilah head ini akan cepat hilang dari segi jumlah total keyword. Sedangkan istilah yang jarang dicari akan terus ada seperti ekor.
Mungkin ini akan menjadi gambaran yang sulit untuk Anda pelajari, namun kita benar-benar harus bisa memahaminya.
Bagian tengah dari grafik tersebut sering kali disebut sebagai “middle” (bagian tengah) atau “chunky middle” (batang tubuh).
Dengan 15% penelusuran baru di Google setiap harinya, tidak mengherankan apabila sebagian besar pencarian dianggap sebagai pencarian berekor panjang atau long-tail.
Meskipun kita tahu, hanya sedikit orang yang tertarik dengan penelusuran long-tail ini.

Keyword head dan long-tail cenderung memiliki karakteristik yang berbeda.
Namun jika berbicara soal volume pencarian, tidak ada yang mutlak atau tetap dari keduanya.
Perbedaan antara Keyword Head dan Long-Tail
Supaya lebih mudah memahami, mari kita lihat perbedaan dari keyword head dan long-tail.
Head | Long-tail |
---|---|
Volume pencarian tinggi | Volume pencarian rendah |
Kompetisi peringkat yang sulit | Kompetisi peringkat tidak begitu sulit |
Trafik konversi rendah | Trafik konversi tinggi |
Memiliki beberapa kata saja | Terdiri dari banyak kata |
Cocok untuk halaman pilar atau utama | Cocok untuk halaman kluster atau pendukung |
Mencakup beberapa search intent | Mencakup satu search intent saja |
Contoh:
- Head: Pevita Pearce
- Long-tail: Siapa suami Pevita Pearce?
4. Keyword Primary vs Secondary
Disebut juga sebagai “target” atau “fokus,” keyword primary (utama) digunakan untuk mendeskripsikan keyword Anda yang paling penting.
Keyword tersebut digunakan di dalam isi konten dan keseluruhan situs atau satu halaman.
Sedangkan keyword secondary (disebut juga “tertiary” atau “pendukung”) mencakup seluruh keyword yang Anda targetkan atau gunakan.
Dalam beberapa konteks, keyword secondary ini juga termasuk bagian yang dioptimasi, namun tidak dianggap sebagai prioritas yang tinggi.
Selain itu, istilah tersebut lebih berfungsi sebagai pendukung atau juga long-tail untuk membantu Anda, mendapatkan hasil yang maksimal dari penargetan keword primary Anda.
Contohnya untuk halaman produk makeup:
- Primary: Produk makeup untuk pemula
- Secondary: Bedak, lipstik, link pembelian, dll
5. Step, Stage, atau Phase-Based Keyword
Para ahli SEO sering merekomendasikan untuk membuat kategori keyword berdasarkan funnel marketing atau customer journey.
Hal ini dapat membantu Anda memastikan penargetan audiens di setiap titik penting.
Beberapa kategori menempatkan brand sebagai utamanya (contoh, awareness, conversion, dan retention), sementara yang lain lebih berfokus pada konsumen (misalnya, unaware, problem aware, solution aware, dan brand aware).
Sama dengan hal itu, beberapa hanya menentukan pola pikir konsumen yang memprioritaskan tindakan tertentu (contoh, navigasi, informasi, dan transaksi).
Contoh:
- Awareness: Ide pernikahan
- Consideration: Review gedung pernikahan di Jakarta Selatan
- Conversion: Biaya hotel dan transportasi ke Jakarta Selatan
- Retention: Program loyalitas Balai Sudirman Jakarta
6. Keyword Global vs Lokal
Tergantung dari penggunaannya, lokal keyword dapat memiliki dua arti:
Pengguna mencari sesuatu yang ada di sekitarnya secara geografis
Contohnya seperti “Restoran di sekitar saya” atau “Jam berapa Kopi Kenangan tutup?”
Pengguna kemungkinan besar berada di area tertentu
Contohnya, “Kenapa Kabupaten Toba Samosir berubah nama?” istilah ini bisa dianggap sebagai istilah lokal, karena ada kemungkinan besar pencari berasal dari daerah di luar Sumatera Utara.
Ngomong-ngomong, kota tersebut sekarang berganti nama menjadi Kabupaten Toba, yang diresmikan oleh Presiden ke-7 Indonesia, yaitu Joko Widodo pada akhir bulan Februari 2020.
Contoh:
- Lokal: Salon terbaik di Jagakarsa
- Global: Rekomendasi salon terbaik
7. Keyword Tipe Audiens
Jarang sekali seseorang mengidentifikasikan dirinya dalam sebuah pencarian.
Pernahkah Anda memulai pencarian dengan “Saya berprofesi sebagai digital marketer berusia 25 tahun, lulusan perguruan tinggi yang mencari [apa yang sedang Anda butuhkan]”?
Saya berani taruhan, kalau hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh pengguna Google.
Namun, “siapa” di balik pencari sering kali bisa ditemukan dalam informasi tersirat dari pencarian.
Meskipun hampir tidak ada pencarian yang secara khusus dicari oleh satu kelompok, namun banyak yang cenderung ditujukan kepada satu audiens.
Nah, salah satu cara terbaik untuk mengetahui siapa yang mencari istilah tertentu adalah dengan mencarinya di Google, dan lihat hasil yang ditampilkan.
Kemudian, tanyakan kepada diri Anda sendiri, siapa yang kelihatannya cocok untuk menjadi target audiens paling utama.
Jika Google ditugaskan untuk memberikan apa yang diinginkan oleh pengguna, maka target audiens untuk hasil teratas haruslah audiens yang sama dengan yang melakukan pencarian tersebut.
Contoh:
- Pasien: Apakah diabetes turun-temurun?
- Dokter: Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2
8. Keyword Topical vs Evergreen
Keyword evergreen memiliki volume pencarian yang jauh lebih stabil, dengan variasi yang sedikit sepanjang waktu.
Di samping itu, keyword topical lebih “musiman” (contoh: ide outfit Idul Fitri), hal yang sedang tren (contoh: kualifikasi piala dunia), atau relevan secara konsisten (contoh: Blackpink).
Beberapa keyword evergreen pun bisa saja berubah menjadi topical ketika suatu peristiwa membuatnya menjadi relevan sebagai fakta.
Misalnya seperti pencarian tentang Liam Payne sesaat setelah kematiannya yang tidak terduga, atau pencarian nama kota ketika kota tersebut terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Google sendiri lebih menyukai konten terbaru untuk keyword topical karena “pencarian tersebut layak diperbarui.“
Orang-orang pun lebih suka membuat konten yang selalu relevan dengan apa yang sedang trending karena hasilnya lebih instan, dibanding konten evergreen.
Terlebih, persaingan di awal seringkali membuat kesulitan untuk berada di posisi tinggi hasil pencarian.
Sebaliknya, konten topical lebih menarik karena persaingannya cukup rendah, dan memberikan nilai langsung meskipun dengan tren pencarian yang singkat.
Contoh:
- Evergreen: Cara menulis artikel SEO
- Topical: Jadwal Premier League minggu ini

9. Keyword vs Careword
Saat Tylor Hermanson (penulis di Search Engine Journal) bersama dengan istrinya mencari jasa pembersihan rumah, kriteria mereka mungkin akan sama dengan apa yang diharapkan oleh pengguna lain:
- Berapa pekerjaan yang perlu dilakukan?
- Berapa biaya untuk melakukan pekerjaan sebanyak itu?
- Apakah mereka menggunakan produk kimia berbahaya?
- Apakah mereka mendapatkan ulasan yang bagus?
- Apakah mereka bisa dihubungi kapan saja?
Namun, bagaimana perusahaan jasa bersih-bersih membuat kita merasa perlu menggunakan jasanya akan menjadi peran penting di sini, meskipun sebagian besar bersifat tanpa sadar.
Dalam hal ini, konten lah yang akan membuat kita merenung, bahwa dengan menggunakan jasa bersih-bersih, kita akan menghemat waktu dan energi, serta aroma rumah ladi lebih wangi.
Ini semua akan memainkan peran yang besar dalam keputusan akhir pengguna.
Sara Howard pun menjelaskan careword menggunakan contoh dari membeli mobil.
Apakah Anda akan menyertakan “garansi yang bisa diklaim” saat mencari kendaraan baru? Mungkin saja tidak.
Apakah Anda ingin tahu apakah garansi tersebut bisa diklaim saat Anda membuka halaman tersebut? Tentu saja.
Secara singkat, careword merupakan istilah yang menghasilkan sedikit trafik, atau bahkan tidak sama sekali.
Namun, ini akan meningkatkan keterlibatan dan konversi pengguna di situs Anda.
Contoh:
- Keyword: Sneakers Adidas terbaru
- Careword: In-sol empuk, desain elegan, bisa untuk olahraga, dan pemakaian sehari-hari
Bagaimana Cara Mencari Keyword yang Tepat?
Karena keyword penting untuk SEO, maka untuk mencari dan memilihnya pun akan memakan proses yang cukup lama.
Bahkan bisa membuat Anda nantinya merasa butuh membeli alat SEO seperti Ahrefs dan Semrush.
Meskipun seharusnya topik ini saya buat di halaman pembahasan yang berbeda, namun secara singkat, berikut adalah cara menemukan keyword terbaik untuk SEO:
Jangan Dimulai dari Keyword
Sebelum masuk ke strategi SEO atau marketing, Anda harus terlebih dahulu menjadi “target audiens” Anda sendiri.
Anda perlu memahami emosi dan memberikan empati kepada target audiens, sehingga nantinya mereka bisa merasakan bahwa hanya Anda yang dapat mengerti posisi mereka.
Buat Daftar Seed Keyword
Anda perlu membuat daftar Seed keyword, yang berguna untuk menggambarkan apa yang ingin diberikan atau ditawarkan kepada audiens.
Kumpulkan Data Keyword (Jika Situs Anda Sudah Jadi)
Kumpulkan apa saja keyword yang sudah mendatangkan trafik ke situs Anda. Gunakan alat di bawah ini untuk membantu proses ini:
Perluas Data Tersebut Menggunakan Beberapa Alat Keyword
Perluas daftar yang sudah Anda buat tadi dengan mencari sekelompok kata kunci baru, sinonim, dan long-tail.
Selain yang sudah saya rekomendasikan di atas, berikut tools keyword SEO yang bisa digunakan untuk memperluas daftar kata kunci Anda:
Mengelompokkan Kata Berdasarkan Search Intent
Kategorikan keyword Anda dengan cara yang sederhana dan berguna untuk Anda dan orang lain yang mungkin akan melihatnya.
Hal ini dapat dilakukan berdasarkan jenis audiens, topik, fase funnel marketing, atau cara lain yang masuk akal bagi Anda.
Keyword Mapping untuk Konten
Pilih 1 sampai 4 keyword primary untuk digunakan pada setiap halaman berdasarkan tingkat kesulitannya, relevansi, dan volume pencarian.
Setelah menentukannya, temukan istilah yang masih berkaitan untuk menemukan keyword long-tail untuk membantu mendukung keyword utama Anda.
Lakukan Semuanya Berulang Kali
Setelah strategi keyword Anda diterapkan, lakukan pengulangan setiap prosesnya untuk memberikan sinyal ke Google, bahwa situs Anda siap untuk dinilai. Inilah yang disebut sebagai SEO.
Penempatan Keyword di dalam Suatu Halaman Website
Meskipun keyword penting untuk SEO, namun Anda tidak boleh menggunakannya secara berlebihan.
Ada beberapa aturan untuk menempatkan keyword yang sesuai dengan pedoman Google:
URL
Bagian ini jarang sekali berubah, sangat mudah dilihat, dan menggambarkan keseluruhan halaman.
Karena itu, Google memberi nilai lebih untuk penggunaan keyword di dalam URL.
Halaman Konten Statis
Mesin pencari jadi jauh lebih baik dalam menelusuri konten dinamis. Namun untuk konten statis hampir pasti akan diindeks.
Judul
Judul memiliki dampak yang sangat besar terhadap ranking dan CTR situs Anda, jika efektif, memarik, dan memiliki keyword di dalamnya.
Meta Deskripsi
Tidak seperti judul, meta deskripsi bukan merupakan faktor peringkat Google. Namun, keyword yang ditempatkan pada bagian ini akan meningkatkan CTR.
Konten yang Ditampilkan
Sudah menjadi tugas Google untuk memahami konten sebagaimana kita memahaminya.
Keyword pada Heading 1 di bagian atas halaman akan menarik lebih banyak perhatian daripada ditempatkan di bagian bawah.
Link Internal dan Konten di Sekitarnya
Menggunakan keyword sebagai Anchor Text yang mengarah ke halaman Anda dapat membantu menunjukkan kepada Google isi dari halaman Anda.
Begitu juga untuk teks yang berada di sekitar Anchor Text tersebut penting untuk memberikan kontekstual atau penjelasan untuk halaman yang ditargetkan.
Nama File Gambar dan Video
Daripada menggunakan nama default dari gambar atau video di perangkat Anda yang biasanya mengandung sesuatu yang tidak masuk akal, berikan saja nama deskriptif menggunakan keyword yang relevan.
ALT Image
ALT Text atau ALT Image tidak hanya memberikan inklusivitas bagi audiens tuna netra, namun juga memberi Google gambaran yang lebih baik tentang gambar Anda. Sertakan juga keyword bila perlu.
Schema Markup
Schema membantu menambahkan konteks ke dalam konten Anda. Saat diterapkan, Anda bisa menandai kata kunci dengan schema yang paling sesuai untuk menghilangkan beberapa kekeliruan yang mungkin ditemui Google.
Tips Menggunakan Keyword di dalam Konten
Inti dari topik pembahasan kita kali ini memang seputar kenapa keyword penting untuk SEO, namun ini akan menjadi panduan yang cukup melelahkan untuk dipelajari.
Jangan menyerah… Sedikit lagi kita akan selesai.
Namun sebelum menutup pembahasan kali ini, izinkan saya mengganggu waktu Anda sebentar lagi untuk memberikan tips dalam penggunaan keyword.
Jangan Gunakan Keyword Secara Berlebihan
Hindari Keyword Stuffing atau penggunaan keyword secara berlebihan, karena ini dapat membahayakan situs Anda.
Algoritma Panda dibuat untuk menghukum halaman web yang melakukan tindakan spam termasuk penggunaan kata kunci yang berlebihan ini.
Lakukan Silo SEO
Buatlah pengelompokkan konten berdasarkan konteksnya (Silo SEO). Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya kanibalisasi kata kunci (double keyword), yang bisa terjadi saat Anda mengerjakan konten secara terpisah.
Praktekan Semuanya!
Apabila Anda memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan situs populer (memiliki jumlah halaman yang besar), Anda bisa coba menerapkan semua praktek di atas dengan lebih sempurna.
Lihatlah hasil dari praktek ini untuk meningkatkan teknik yang dilakukan pada situs pribadi Anda.
Memangnya, Kapan Keyword Jadi Tidak Penting?
Sebenarnya, keyword tidak hanya penting untuk SEO, namun juga aktivitas lainnya seperti menulis jurnal, melakukan pencarian di media sosial, dan lainnya.
Saya sendiri, bahkan tidak bisa membenarkan bahwa keyword telah mati, khususnya untuk SEO dan Google.
Oh, man!
Bahkan Larry Page (pendiri Google) sendiri, tidak hanya ingin menjadikan Google sebagai manusia, melainkan manusia super!
Beberapa cara lama untuk melakukan pencarian memang sudah ada yang ditinggalkan (meskipun belum secara keseluruhan), namun penggunaan keyword sendiri tidak akan pernah mati. Percayalah…