Kita semua setuju ya, bahwa emosi lah yang lebih mendominasi dibanding logika saat membuat keputusan. Nah, dengan membangun bagian emosi tertentu dari audiens, Anda bisa memotivasi mereka untuk melakukan suatu interaksi yang diharapkan.
Tentu saja, membangun emosi tersebut harus dipicu dengan suatu hal. Namun, bagaimana Anda bisa menemukan pemicu yang dapat membangkitkan emosi audiens? Jawaban yang paling tepat adalah dengan menerapkan prinsip “psikologi” di dalam copywriting Anda.
Para ahli yang menggunakan prinsip psikologi di dalam sebuah konten disebut sebagai “neuromarketing“, dan tentunya Anda berada di tempat yang tepat karena kita akan belajar cara marketing psikologi ini secara mendalam.
Apa Itu Neuromarketing?
Neuromarketing menggabungkan neurosains, psikologi, kognitif, sains, dan marketing untuk memahami dan mempengaruhi audiens. Prinsip ini dapat masuk ke dalam alam bawah sadar dan faktor emosi seseorang dalam membuat keputusan.
Para ahli menggunakan teknik psikologi marketing untuk mempelajari otak manusia dan menebak kebiasaan dalam mengambil keputusan. Jadi, mari kita eksplor lebih dalam kenapa Anda harus mulai menerapkan teknik neuromarketing di dalam copywriting Anda.
Manfaat Menerapkan Neuromarketing
Kenapa harus menerapkan teknik neuromarketing di dalam copywriting dan materi marketing Anda yang lainnya? Berikut adalah beberapa manfaatnya:
Lebih Baik dalam Memahami Kebiasaan Audiens
Teknik neuromarketing akan masuk ke dalam emosi, perhatian, dan ingatan audiens. Hal ini dapat memberikan dampak yang sangat bagus diterapkan di dalam pesan-pesan marketing Anda.
Cara yang Lebih Efektif dalam Desain Website
Tidak hanya soal marketing yang bisa kita pelajari dari teknik ini. Dengan mempelajari data tracking dan kebiasaan pengunjung, Anda dapat mengoptimasi elemen desain website untuk mendorong mereka melakukan interaksi dengan web Anda.
Meningkatkan Personalisasi dan Penargetan
Dengan preferensi audiens dan pemicu emosi yang dipelajari, Anda bisa menyesuaikan pesan dan penawaran ke audiens yang lebih spesifik membutuhkannya.
Membuat Konten yang Lebih Efektif
Mempelajari bagaimana otak manusia memproses informasi tentunya akan membantu Anda, dalam menciptakan kalimat-kalimat atau cerita menarik yang bisa membangkitkan emosi dan memicu mereka melakukan sebuah interaksi.
Faktanya, angka telah memberikan banyak bukti. Berdasarkan statistik, keterlibatan neurologis dapat meningkatkan efektifitas periklanan hingga 19%. Kami bahkan bisa tahu bahwa 63% audiens mengingat brand yang menyajikan konten cerita, dan 74% audiens lebih mempercayai brand setelah membaca ulasan positif.
Contoh Neuromarketing di dalam Copywriting
Tenang, Anda tidak perlu menjadi pakar sains. Dengan menganalisis penelitian, Anda bisa mengidentifikasi respon neurologis, pemicu emosi, dan pola perhatian yang sangat mempengaruhi target audiens Anda.
Terapkan prinsip-prinsip tersebut untuk menyesuaikan strategi marketing Anda dan mendorong keputusan yang diharapkan. Berikut adalah beberapa contoh teknik neuromarketing yang sudah diterapkan banyak pemilik bisnis dan website.
1. Dua Angka Aneh di Judul
Seperti yang kita tahu, otak manusia sangat menyukai angka. Angka dapat memberikan kesan konten yang mudah dipahami dan memberikan perintah. Tunggu… Memangnya kenapa harus dua angka?
Tentu saja jawabannya adalah untuk mendapatkan efek dua kali lipat. Yang pertama bertugas untuk menarik perhatian, dan yang kedua menjelaskan kenapa konten tersebut harus dibaca.
Dan, kenapa harus menerapkan konsep angka yang aneh ini? Balik lagi, ini semua tentang psikologi. Bahkan angka-angka pun terlihat lebih mudah dipahami, dan adanya angka aneh ini membangkitkan ketertarikan yang lebih tinggi.
Akan tetapi, yang kami maksud tentu bukan hanya sekedar menggunakan angka aneh, namun Anda juga harus mempertimbangkan dampak emosi yang ingin dibangun dari konten Anda.
2. Pertanyaan dalam Subjudul
Pembaca online umumnya akan meneliti konten untuk memastikan bahwa itulah yang mereka butuhkan. Format subjudul sebagai pertanyaan akan memberikan gambaran apa yang pembaca akan pelajari, meningkatkan ketertarikan, dan memberikan kesan FOMO.
Pertanyaan akan mendorong mereka untuk melanjutkan membaca dan memastikan tidak ada satupun informasi yang tertinggal demi kepuasan insting atau naluri sosial.
3. Metode “Socrates” di Pendahuluan
Waduh-waduh… Rasanya pembahasan kita jadi semakin berat. Dari sains sekarang ke filsafat. Tidak apa, yang namanya ingin sukses memang butuh pengorbanan waktu belajar yang cukup lama. Baiklah, kita kembali lagi masuk ke pembahasan.
Saat membuat paragraf pembukaan (bagian pendahuluan konten), beri tiga pertanyaan atau pernyataan untuk menarik audiens secara komunikatif.
Kenapa harus tiga? kenapa tidak dua? Atau satu saja?
Otak manusia menganggap tiga adalah yang terbaik, jadi konsep ini akan mempermudah mereka mengingat informasi yang diberikan. Penulis menyukai “The Rule of Three.” Konsep ini akan membangun ritme dan membuat pembaca senang dengan pesan-pesan yang disampaikan.
4. Kata-kata Kuat (Power Words) dan Kata Kerja Aktif di Konten
Kata-kata kuat atau power words memiliki sifat yang persuasif dan deskriptif. Keduanya memicu sebuah respon emosional, memberikan pengalaman membaca yang berbeda-beda, dan mendorong audiens ke beberapa arah tujuan.
Kata-kata kuat bisa berupa kata sifat yang dapat menggambarkan dan menjelaskan pernyataan Anda. Selain itu, kata-kata kuat juga berupa kata kerja aktif yang dapat menambahkan tindakan yang Anda harapkan dalam pesan konten.
5. Kata-Kata Sensoris Jika Diperlukan
Kata-kata sensoris adalah elemen yang menarik bagi indra fisik manusia. Beberapa kata yang umum dalam konten, seperti “melihat,” “mendengar,” “menyentuh,” “mencium,” atau “merasakan.”
Kata-kata sensoris tentu saja sangat “powerful” karena dapat membangun imajinasi audiens. Mereka memicu sistem somatosensori, membuat kita lebih cepat paham dengan kata-kata tersebut. Selain itu, pembaca dibuat merasakan seperti mereka benar-benar ada di dalam cerita Anda, sehingga pesan-pesan yang disampaikan jadi lebih mudah diingat.
Ingat untuk selalu menggunakan prinsip-prinsip ini secara etis dan transparan untuk menghargai kepercayaan dan ekspektasi audiens.
20 Teknik Neuromarketing yang Memotivasi Interaksi Langsung
Dengan pemicu emosi yang sudah kita bahas, menerapkan prinsip neuromarketing di dalam copywriting akan sangat berguna dengan beberapa hal di bawah ini.
1. Otoritas yang Kuat
Posisikan brand Anda sebagai ahli di industri melalui temuan riset, data, dan kolaborasi yang kredibel. Pernahkah Anda berpikir, kenapa influencer marketing banyak dijadikan panutan? Jawabannya karena audiens mereka mempercayai orang-orang terkenal tidak akan salah dalam mempromosikan produk atau jasa yang digunakan untuk mereka sendiri.
Akan tetapi, otoritas disini bukan hanya tentang selebriti yang memiliki jutaan angka pengikut di media sosial. Coba bayangkan tentang micro- atau nano-influencer.
Mereka memiliki audiens yang loyal. Jadi ketika Anda memutuskan untuk berkolaborasi dengan influencer marketing atau yang ahli di bidang Anda, maka carilah seorang CEO, manager sukses, atau para ahli yang sudah paham apa yang akan mereka katakan tentang brand Anda.
2. Masalah Sosial
Berperang melawan masalah sosial tentu akan melibatkan banyak orang. Konsep masalah sosial yang kami maksud melibatkan soal kelaparan, kemiskinan, penyakit, dan perubahan iklim. Kita tahu, isu-isu seperti ini sangat banyak disuarakan di negara Barat, dan mulai masuk perlahan ke mindset masyarakat Indonesia.
Nah, jadi apa tujuan brand Anda? Apakah ada hubungannya dengan tanggung jawab sosial?
Audiens umumnya sangat loyal kepada bisnis yang dapat memvalidasi identitas mereka dan menjalankan nilai tujuan yang sama. Terapkan elemen ini dan libatkan tujuan dari tanggung jawab Anda di dalam strategi konten Anda. Buat etos yang positif untuk brand Anda dengan menjelaskan kenapa hal tersebut penting dan kenapa orang-orang harus mendengarkan pesan Anda.
3. Konsistensi dan Komitmen
Berikan komitmen melalui komunikasi secara rutin, program loyalty, dan jasa langganan. Semakin sering Anda berinteraksi dengan audiens, maka mereka akan semakin percaya produk, jasa, tim, atau spesialis yang Anda tawarkan. Tantangannya adalah dengan membuat interaksi yang produktif untuk mendapatkan respon positif.
Anda bisa memulainya dengan mengirim pesan langsung dan email marketing. Kuis, test, dan interaktif konten lainnya pun juga sangat efektif dalam teknik neuromarketing.
4. Cross-Marketing
Hal ini memicu beberapa segmen target audiens. Jadi, aturlah konten Anda sehingga pengunjung website bisa melihat produk yang paling kecil dari produk utama Anda. di dalam eCommerce, kita menyebut trik ini sebagai “Kamu mungkin menyukainya” atau “Beli semuanya.”
Saat membaca sebuah deskripsi produk, seorang calon pembeli akan melihat produk yang serupa, yang mungkin mereka akan beli. Anda mungkin pernah menemukan elemen di dalam konten seperti “Konten serupa” atau “Baca juga.” Inilah yang disebut sebagai cross-marketing.
5. Perspektif
Dalam teknik neuromarketing, perspektif yang berbeda memberikan dampak positif dalam beberapa sudut pandang:
- Perspektif komparatif (perbandingan) – Menonjolkan kelebihan dari kompetitor.
- Perspektif untuk menghindari kerugian – Gunakan frasa seperti “Penawaran Terbatas.”
- Perspektif tujuan – Menjadikan produk Anda sebagai solusi dari tujuan yang spesifik.
- Perspektif tambahan – Menonjolkan fitur-fitur menarik.
- Perspektif waktu – Buat interaksi langsung dengan menjelaskan batas waktu (“hanya hari ini,” “tiga orang tercepat akan mendapatkan…,” “dua jam lagi,” dan lainnya).
6. Apresiasi secara Personal
Memberikan pujian atau apresiasi sangat berguna untuk membangun hubungan yang baik antara Anda dan audiens. Anda bisa menyesuaikan respon positif tersebut berdasarkan nama audiens, profesi, umur, status sosial, atau hobi. Berdasarkan fakta, cara ini ampuh dilakukan untuk semua bidang bisnis.
Saat audiens, potensial client, atau pengunjung website melihat kata-kata menarik yang mengidentifikasi diri mereka, secara tidak sadar mereka merasa Anda sedang berbicara langsung kepada mereka.
Mereka akan lebih cepat memberikan respon untuk ucapan personal dengan bahasa yang lebih hangat dan tulus.
7. “Rakus”
Sekarang mari kita bahas apa yang menjadi kelemahan banyak orang, namun justru itu meningkatkan keterikatan dan penjualan. Promosi, diskon, dan kontes memotivasi target audiens untuk mengeluarkan uangnya.
Rasa “rakus” tersebut bahkan mendorong mereka untuk menyebarkan informasi ke teman, grup, konten media sosial, atau membagikan link. Hingga virus “beli sekarang, mikir nanti” pun menular ke banyak orang.
Salah satu contoh dari rasa rakus dalam neuromarketing adalah promosi tanggal kembar setiap bulan (7.7, 8.8, 9.9, dll). Orang-orang sangat menanti tanggal kembar demi bisa belanja banyak karena ada diskon besar dan gratis ongkir.
8. Perilaku “Berkawanan”
Setiap orang adalah individu yang unik, dan tidak ada yang ingin dikenal mirip satu sama lain. Namun, insting sosial adalah salah satu dari tiga inti paling atas, jadi kita tidak bisa menahan rasa untuk memiliki sesuatu yang sudah menjadi hal umum dalam kelompok tertentu.
“Orang Indonesia yang mampu membeli perangkat Apple, entah itu iPhone atau MacBook, ia dilabeli sebagai orang yang berkelas dan orang kaya.“
Meskipun sebagian orang ada yang tidak setuju dengan pernyataan di atas, namun insting sosial yang dominan akan membenarkan hal tersebut. Terlepas memang dari harganya yang cukup mahal, kelompok tertentu menganggap kepemilikan barang-barang Apple adalah hal yang umum dan suatu keharusan.
Jadi, agar bisa masuk ke dalam kelompok tersebut, setidaknya Anda harus memiliki salah satu perangkatnya. Selain itu, teknik neuromarketing yang umum diterapkan untuk membuat suatu website dapat membangkitkan insting sosial, seperti:
- “100 ribu orang sudah mendownloadnya“
- “Rating: 4.8/5 bintang“
- “Lebih dari 300 ribu pelanggan dan 4 juta pembaca, kita adalah…“
Saat audiens membaca pesan tersebut, secara tidak sadar mereka setuju dengan apa yang Anda tawarkan. Jadi, perilaku berkawanan ini sangat efektif diterapkan pada teknik neuromarketing.
9. Intrik
Teknik neuromarketing yang satu ini seperti film serial, di mana setiap cuplikan episode selanjutnya dipotong untuk membuat penonton menunggu. Sehingga mereka akan kembali untuk menontonnya. Selain film serial, Anda pasti pernah mendengar beberapa kalimat ini di dalam sebuah video:
- “Di video minggu depan, saya akan kasih bocoran bagaimana caranya saya mendapatkan 100 ribu subscriber pertama.“
- “Saya terkenal seperti sekarang berkat kejadian yang tidak terlupakan, tapi saya akan menceritakannya nanti.“
- “Maaf, saya harus pamit sekarang. Tolong tunggu sampai episode selanjutnya rilis.“
Faktanya, kita tidak pernah tahu, apakah janji-janji manis itu akan dilakukan atau tidak.
10. Transparansi
Hal yang mudah untuk memotivasi pengunjung website melakukan interaksi yang diharapkan jika Anda menjelaskan “alasan” di balik tindakan itu. Perlihatkan seluruh manfaat dari membeli suatu produk atau jasa dalam waktu atau tempat yang spesifik.
Kumpulkan semua argumen yang ada dan tambahkan bagian-bagian penting. Sederhanakan pesan yang akan disampaikan, buat desain yang menarik, dan berilah instruksi untuk meminimalisir kesalahpahaman.
11. Keuntungan Cepat
Sales funnel memang merupakan inti dari instrumen pemasaran, namun terkadang ada peluang untuk mendapatkan audiens loyal sejak pertama kali mereka mengunjungi website Anda. Jadi, pertimbangkan lah sebuah keuntungan untuk ditawarkan kepada pengunjung.
Sebagai contoh di dalam teknik neuromarketing, Anda menjual produk-produk kosmetik Korea. Tersedia produk kosmetik Korea yang sudah banyak orang cari (kita sebut produk A), dan ada juga produk kosmetik baru yang belum ada peminatnya (produk B).
Agar produk B dinotis banyak konsumen, Anda bisa memberikan promosi pembelian minimal 2 produk A untuk mendapatkan sampel gratis produk B.
12. Sesuatu yang Baru
Anda mungkin menjual produk atau jasa yang sama seperti banyak kompetitor. Jika menawarkannya dengan cara yang sama seperti mereka, tentu peluang audiens tertarik dengan penawaran Anda cukup kecil. Bahkan jika Anda memberikan promo atau diskon sekalipun.
Oleh karena itu, kemas lah produk atau jasa Anda jadi lebih baru, segar, tidak biasa, dan unik. Apa yang membuat Anda berbeda dari kompetitor? Apa yang tidak ditawarkan oleh mereka? Itulah yang harus dipikirkan secara matang.
13. Timbal Balik
Mirip dengan poin nomor 11, prinsip dari timbal balik dalam neuromarketing bisa digambarkan ketika Anda memberikan keuntungan kepada audiens, mereka akan dengan senang hati terikat oleh brand Anda. Berikan penawaran seperti diskon, gratis uji coba, dan rekomendasi personal.
Lalu, Anda bisa mengharapkan timbal balik dari audiens, seperti subscribe email untuk mendapatkan info baru tercepat, dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian.
Namun ingat, prinsip timbal balik ini efektif jika diterapkan secara tepat. Sangat penting untuk ketahui batasan Anda, terlebih sekarang audiens sudah banyak disuguhkan oleh “hadiah gratis”, dan penawaran lainnya di internet.
Terlalu agresif dalam memberikan pesan marketin akan beresiko buruk terhadap reaksi audiens. Anda perlu jujur dan menuliskan apa yang akan Anda berikan kepada audiens setelah mereka melakukan apa yang Anda harapkan.
14. Hasil
Pernah melihat foto before dan after menggunakan suatu produk? Dalam teknik neuromarketing, hal ini akan mempengaruhi psikologi audiens. Pasalnya, foto tersebut berhasil memberikan gambaran bahwa produknya bekerja sangat baik!
Trik yang paling ampuh adalah dengan menampilkan semuanya secara detail mungkin sehingga orang-orang bisa melihat antara versi pertama dan versi kedua. Akan tetapi, before dan after bukan satu-satunya cara untuk menggambarkan hasil produk atau jasa. Dengan prinsip yang sama, Anda bisa jelaskan hasil sukses tersebut ke dalam teks.
15. Terbatas
Dalam neuromarketing, membuat urgensi tinggi akan sesuatu yang terbatas dapat mempengaruhi otak manusia. Contohnya bisa dilihat dari produk-produk yang menawarkan kuantitas terbatas, batas waktu, dan lainnya yang memotivasi tindakan langsung atau segera mungkin.
Yup, balik lagi ke konsep FOMO: Orang-orang tidak ingin ketinggalan sebuah penawaran yang mungkin tidak akan ada lagi secepatnya. Dua opsi yang masuk ke strategi ini cocok untuk:
- Produk yang sangat terkenal dengan kualitas ekstra.
- Awalnya hanya ditujukan untuk target audiens tertentu.
Prinsip terbatas ini sangat efektif untuk beberapa hal: warna, fitur, waktu, tanggal, kuantitas, harga, dan lainnya. Saat menerapkan pemicu neuromarketing ini, penting untuk menepati konsistensi Anda. Jika penjualan akan berhenti besok, maka lakukanlah.
16. Berikan Bukti
Manfaatkan ulasan, endorsement, rating, dan testimoni untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas. Testimoni menjadi salah satu bukti penting, namun Anda harus benar-benar memastikan keasliannya.
Semakin berkembangnya era digital ini, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “buzzer“. Mereka adalah pihak-pihak yang dibayar untuk meramaikan suatu produk atau campaign.
Jadi, Anda boleh menggunakan teknik neuromarketing untuk mempengaruhi psikologi audiens. Akan tetapi, bertindak tidak jujur dalam memberikan bukti marketing tentu tidak etis. Berikan kejujuran terkait produk Anda untuk membangun kepercayaan lebih dari audiens.
17. Spesifik
Ini masih seputar masalah banyak website. Mereka terus membuat aset konten, menggunakan bahasa-bahasa yang baik namun tidak ada nilai di dalamnya. Mari kita bandingkan dengan:
- “Kami menjual Air Conditioner terbaik di Jakarta.“
- “Air Conditioner kami mampu menjaga 93.4% kedinginan ruangan di rumah Anda.“
Betul, kedua contoh di atas memang menerapkan cara lama, namun angka-angka dan data fakta lebih efektif dibanding kata-kata metafora dalam mengubang audiens menjadi lead. Bahkan jika niche Anda adalah seputar informasi produk, audiens tertarik untuk terus membacanya sampai menemukan hasil yang membuat penasaran.
18. Membuat Cerita
Manfaatkan sihir dari tulisan cerita yang dapat membangunkan emosi, hubungan, dan membuat brand Anda berkesan. Dalam neuromarketing, otak manusia bekerja lebih efektif terhadap cerita:
- Otak akan mengingat 70% informasi yang dimuat dalam cerita, sementara hanya 10% datang dari data maupun fakta.
- Otak memberikan respon yang lebih baik terhadap narasi karena membangkitkan area yang terangsang akibat pengalaman.
- Mengkombinasikan data dengan cerita meningkatkan informasi sekitar 5 – 10% menjadi 67%.
Rahasia dari membuat tulisan cerita adalah jangan memaksakan sesuatu, namun dalam waktu yang sama, berikan ide yang tepat kepada pembaca. Tugas Anda yaitu membangun cerita yang akan menjadi instruksi pembaca mengapa harus memilih brand Anda ketimbang yang lain.
19. Upsell
Pernah datang ke sebuah kedai kopi, lalu ditawarkan tambahan item yang tidak Anda harapkan?
“Hallo, kak! Kopi mocca-nya mau yang ukuran besar aja sekalian cuma nambah 5 ribu sudah gratis es krim?”
Jika Anda pernah pernah mengiyakan tawaran tersebut, selamat! Anda pernah terperangkap dalam teknik neuromarketing upselling. Hal ini memicu pembelian tambahan yang sebenarnya tidak pernah Anda rencanakan sebelumnya.
Oleh karena itu, teknik seperti ini cukup efektif dalam meningkatkan penjualan. Anda bisa meyakinkan audiens bahwa membeli “lebih” tidak akan menyesal dibanding hanya membeli satu produk yang sudah direncanakan.
20. Pemicu Emosi Lainnya
Berikut adalah beberapa pemicu emosi neuromarketing lainnya yang bisa Anda gunakan di dalam copywriting:
- Kepercayaan: Membangun kredibilitas brand.
- Ketakutan: Memanfaatkan kekhawatiran tertentu yang menjadi fokus utama.
- Keterikatan: Kebutuhan untuk masuk ke komunitas tertentu.
- Penasaran: Meningkatkan ketertarikan untuk mengeksplorasi lebih jauh.
- Kesenangan: Menargetkan harga diri dan prestasi seseorang.
- Penyesalan: Mengingatkan audiens masalah tanggung jawabnya.
- Urgensi: Membangun rasa tergesa-gesa terhadap barang atau waktu yang terbatas.
- Melegakan: Menawarkan sebuah solusi untuk masalah tertentu.
- Antisipasi: Membangun rasa antusias untuk menyambut yang akan terjadi/datang.
- Validasi: Membenarkan pendapat, kepercayaan, dan pikiran audiens.
Menerapkan Neuromarketing Secara Etis
Seperti yang sudah kita bahas, neuromarketing merupakan teknik yang sangat kuat untuk meningkatkan strategi Anda dan membangun hubungan dengan audiens. Gunakan pemicu emosi dan prinsip psikologi ke dalam konten SEO dan promo campaign. Hasilnya pasti akan membuat Anda terkejut!
Namun ingat, tidak semua prinsip umum digunakan, dan Anda harus mencoba serangkaian uji coba untuk mempertimbangkan mana yang efektif bagi target audiens Anda. Pelajari informasi yang mendetail, seperti alam bawah sadar, keterikatan neural, dan meningkatkan strategi lanjutan.
Jika ini pertama kalinya Anda mempelajari teknik neuromarketing dan belum paham bagaimana cara membuat konten yang dapat mempengaruhi psikologi audiens, jasa penulis artikel SEO dari Garuda Website siap membantu! Konsultasikan tujuan Anda kepada kami dan kami akan buatkan konten dalam bentuk narasi yang penuh dengan sihir.
Sumber Artikel: Wordstream