Data Pengguna AI di Indonesia 2023

Apakah Anda seorang marketer? Atau pengguna sosial media aktif? Kini harus tahu kehadiran AI sangat penting di tahun 2024, lalu apakah itu berbayar?

Perlu diingat, seorang marketer atau pengguna aktif sosial media perlu menggunakan AI untuk membantu pekerjaan menjadi semakin ringan.

Tentu saja seiring berjalannya waktu, peningkatan tren penggunaan AI (Artificial Intelligence) sepanjang tahun 2023 semakin meningkat di Indonesia.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi salah satu trending topik di tiap bulannya. Pengguna dapat menikmati Chat Generative Pre-Trained Transformer (ChatGPT) yang berbasis teks dengan kemampuan luar biasa

OpenAI sendiri menjelaskan, ChatGPT berinteraksi seperti percakapan biasa. Format dialog yang digunakan mengizinkan alat ini untuk menjawab pertanyaan pengguna, mengakui ide, dan memaparkan sesuatu berbentuk teks.

Sebagian orang optimis bahwa teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ini dapat membantu pekerjaan mereka sehari-hari. 

Dilansir dari situs Forbes, kehadiran AI  dapat digunakan untuk membantu menciptakan konten marketing bagi bisnis dan berfungsi sebagai automated customer service yang lebih interaktif serta dapat memberikan jawaban lebih baik dari chatbot biasanya.

Indonesia Sendiri Menjadi Negara Terbanyak Pengguna AI

Data Pengguna AI di Indonesia
Sumber : Satista.com

Indonesia dikenal sebagai negara ASEAN yang memiliki populasi penduduk terbanyak, pemasaran AI di negara ini terbilang cukup sukses.

OpenAI berhasil memanfaatkan 77% populasi Indonesia dimana mereka sudah menjadi pengguna internet aktif, serta pertumbuhan startup telah memanfaatkan teknologi AI dalam menunjang kegiatan bisnis.

Misalnya saja, teknologi ChatGPT di sejumlah perbankan di Indonesia dapat  membantu menganalisis dan membuat laporan keuangan serta penilaian risiko dan analisis kredit. 

Sejumlah perkantoran memanfaat teknologi AI untuk memonitor kepatuhan terhadap peraturan yang dibuat oleh perusahaan, wawasan investasi dan riset pasar, serta terjemahan bahasa asing.

Pada salah satu perusahaan fintech landing, mereka menggunakan teknologi AI untuk mengetahui  pinjaman kepada ojek motor dengan 28 faktor yang menentukan layak diberi pinjaman atau tidak.

Dan bila melihat data statistik yang diambil dari Survei Ipsos, hampir 78 persen responden Indonesia mengklaim  AI membawa lebih banyak manfaat ketimbang kerugiannya.

NoNegaraNilai / Persen Responden
1Indonesia78
2Thailand74
3Meksiko73
4Malaysia69
5Peru67
6Turki67
7Korea Selatan66
8Kolombia65
9India65
10Brasil64
Sumber: katadata.co.id

Data tersebut diambil dari 22.816 responden yang tersebar di 31 negara pada periode 26 Mei sampai 9 Juni 2023. 

Survei tersebut melibatkan responden asal Indonesia yang dipilih berusia dari 21 sampai 74 tahun dengan karakteristik pebisnis, terdidik, dan mahasiswa.

Dari 100 angka survei, Indonesia ada di posisi paling atas dengan angka 78, sementara Thailand di bawah dengan angka 74 persen.

Meksiko dan Peru menjadi satu-satunya wakil Amerika Latin yang berhasil masuk lima besar yang menggunakan AI dengan angka 73 dan 67 responden aktif.

AI benar-benar memanfaatkan populasi warga Indonesia yang begitu banyak untuk memasarkan teknologi yang biasa disebut revolusi 4.0 ini.

Mari Kita Lihat Tujuan Pengguna AI Dalam Bisnis Global

Jangan hanya di Indonesia saja, tren penggunaan AI dalam bisnis global semakin menguat.

Itu tercatat dalam laporan survei McKinsey yang bertajuk The State of AI tahun 2022.

Survei ini menggunakan data dari 1.492 responden pada tahun 2022, dan 50% responden lainnya mengungkapkan AI sangat diperlukan dalam kegiatan bisnis mereka sehari-hari.

Dari 1.492 responden survei global, pada 2022 ada 50% responden yang sudah mengadopsi AI dalam minimal satu unit bisnis mereka.

survei MC kinsey
Source : Survei McKinsey

Dari data tersebut sebanyak 24 responden aktif menggunakan AI untuk kegiatan operasional bisnis.

Hanya 16 responden aktif yang menggunakan AI untuk optimasi produk. Sisanya digunakan untuk prediksi bisnis.

Jelas pemanfaatan ini menjadi teknologi yang biasa dijalankan untuk fungsi kognitif dimana terkait dengan pikiran manusia.

Jadi para pebisnis ini memanfaatkan AI untuk melakukan pemahaman bahasa,  otomatisasi robot, serta penggunaan alat manufaktur secara praktis.

Survei ini di data berdasarkan representasi penduduk global termasuk Indonesia dengan melibatkan faktor  regional, sektor industri, ukuran perusahaan, dan model kepemilikan bisnis bermacam ragam.

Survei McKinsey ini dirangkum dari data berdasarkan kontribusi negara-negara responden terhadap produk domestik bruto (PDB) global.

Bagaimana Pemanfaatan AI untuk Sistem Pendidikan?

Dalam dunia bisnis dan cakupan kegiatan sehari-hari Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ini memang sangat penting.

Tetapi dalam dunia pendidikan kehadiran teknologi ini bisa membahayakan, juga menguntungkan.

Sebenarnya kehadiran teknologi ini berfungsi untuk pelajar dan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang kompleks, seperti melalui aplikasi pengembangan kalkulator pintar yang mampu berhitung cepat.

Sementara untuk tenaga pengajar dosen juga guru, Adanya teknologi ini sebenarnya lebih mampu menyesuaikan konten untuk setiap pembelajar termasuk The Lab System, yang beroperasi sebagai lingkungan multimedia dengan e Learning terintegrasi, bentuknya adalah Virtual Mentor.

Pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan juga digunakan untuk mempresentasikan sebuah teks dari bahasa yang berbeda ke dalam bahasa yang diinginkan. 

Seluruh elemen pendidikan yang terkait  hanya perlu mendengarkan berbagai macam teks pidato, artikel, maupun buku digital tanpa perlu membaca dan menerjemahkan satu persatu lagi.

Jangan lupa juga pemanfaatan teknologi ini untuk dunia pendidikan hadirnya Program Learning by Asking (LBA), yang dikenal sebagai pembelajaran interaksi.

Para guru dan siswa tidak perlu menggunakan pembelajaran interaksi di kelas. Melalui komponen utama LBA ini mereka dapat menggunakan Video Streaming Server dan Web Server.

Pengolahan menggunakan Video Streaming Server nantinya secara otomatis akan menghasilkan pertanyaan yang nantinya akan menjadi salah satu data pertanyaan yang selanjutnya dapat dirangkum kembali dan dikembangkan tergantung pada intensitas pertanyaan yang muncul dan perubahan video yang diproses.

Sementara melalui Web Server mereka dapat menggunakan chatbot, memberikan hasil atau jawaban berupa dokumen, video, foto, atau berkas lainnya.

Jangan Lupa Ada Negatif dari Penggunaan AI

Meskipun AI sangat berpengaruh dalam semua sektor nyatanya tak luput dari hal negatif penggunaan AI yang tak diketahui banyak orang.

“AI kemungkinan besar akan menjadi hal terbaik atau terburuk yang terjadi pada umat manusia.” – Stephen Hawking, Fisikawan asal Inggris.”

Kecerdasan buatan ini bisa saja memberikan dampak fatal bagi pengguna. Tak hanya dalam dunia pendidikan, juga dalam kegiatan berkaitan dengan digital.

 1.  AI Dapat Membuat Manusia Menganggur Akibat Otomatisasinya

Otomasi pekerjaan yang didukung AI menjadi perhatian mendesak karena teknologi ini diadopsi di industri seperti pemasaran, manufaktur dan layanan kesehatan. 

Prediksi kami pada tahun 2030 nantinya, tugas yang saat ini menghabiskan 30 persen jam kerja menggunakan tenaga manusia, dapat diotomatisasi dengan satu teknologi saja.

Menurut McKinsey pekerjaan penuh waktu bisa hilang karena otomatisasi AI secara instan. Goldman Sachs bahkan menyatakan :

“Alasan memiliki tingkat pengangguran yang tinggi adalah sebagian besar diciptakan oleh teknologi yang dibuat oleh manusia itu sendiri.”

Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, revolusi teknologi AI diramal makin masif yang didorong oleh kecerdasan buatan dan otomasi.

Pekerja Indonesia 23 persen diperkirakan punah, sekitar 32% profesi pekerjaan dari industri akan lenyap atau menghadirkan profesi baru antara lain :

  • Teller Bank
  • Customer Service
  • Petugas pos
  • Kasir dan loket
  • Data entry
  • Sekretaris dan administrasi
  • Staf pencatat stok
  • Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
  • Legislator dan pejabat pemerintahan
  • Staf statistik, asuransi, dan keuangan
  • Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
  • Satpam
  • Manajer kredit dan pinjaman
  • Penyelidik dan cyber internet
  • Penguji software
  • Relationship manager

 2.  Kurangnya Privasi Data Karena AI

Jika pernah bermain-main dengan data digital yang katanya telah dilindungi oleh Negara ternyata kehadiran AI bisa saja data tersebut diambil hacker.

Tidak ada undang-undang di Indonesia yang eksplisit “memungkinkan beberapa pengguna untuk melihat judul dari riwayat obrolan pengguna aktif lainnya, lalu membongkar data privasi yang justru membahayakan.”

Data bahkan mungkin tidak dianggap aman dari pengguna lain ketika diberikan ke sistem AI, karena salah satu insiden bug yang terjadi, model AI cepat untuk melacak, juga menyimpan termasuk kata sandi akun penting.

 3.  Bisa Terjadi Ketimpangan Sosial

Menggunakan AI secara berlebihan dapat mengukur sifat-sifat seorang kandidat pekerja melalui analisis wajah dan suara serta bias rasial, sehingga mereproduksi perekrutan yang didukung lebih praktis.

Karena otomatisasi perusahaan membuat karakter pekerja juga pelamar dapat diketahui secara instan.

Klaim luas bahwa AI telah mengatasi batasan sosial atau menciptakan lebih banyak lapangan yang gagal itu memberikan gambaran lengkap mengenai dampaknya bagi pelamar kerja.

Penting untuk memperhitungkan perbedaan berdasarkan ras, kelas, dan kategori lainnya. Jika tidak, maka akan semakin sulit untuk memahami bagaimana AI dan otomatisasi menguntungkan individu dan kelompok tertentu dan merugikan pihak tak bersalah.

 4.  Bisa Menciptakan Senjata yang Mematikan

Biasanya orang biasa tak bisa memegang senjata atau membelinya. Melalui teknologi AI, orang biasa pun dapat menciptakan senjata mereka sendiri.

Banyak dari senjata baru ini menimbulkan kekhawatiran sehingga tidak sulit membayangkan penyusup menyusup ke senjata otonom dan memicu kehancuran total. 

Satu-satunya yang dapat diketahui secara aktual adalah serangan cyber, namun bahayanya menjadi lebih besar ketika senjata otonom jatuh ke tangan yang salah . Peretas telah menguasai berbagai resiko besar bagi warga sipil.

Jika persaingan politik dan kecenderungan penghasutan tidak dikendalikan, kecerdasan buatan bisa saja diterapkan dengan maksud yang paling buruk.  

5.  Krisis Keuangan Akibat AI

Industri keuangan menjadi lebih mudah menerima keterlibatan teknologi AI dalam proses keuangan dan perdagangan sehari-hari. Akibatnya, perdagangan algoritmik dapat menyebabkan krisis keuangan besar berikutnya di pasar.

Meskipun algoritma AI tidak tertutupi oleh penilaian atau emosi manusia, algoritma tersebut juga tidak memperhitungkan konteks, yaitu keterhubungan pasar dan faktor-faktor seperti kepercayaan dan ketakutan manusia. 

Algoritma ini kemudian melakukan ribuan perdagangan dengan kecepatan tinggi dengan tujuan menjual beberapa detik kemudian untuk mendapatkan keuntungan kecil. Menjual ribuan perdagangan dapat membuat investor takut untuk melakukan hal yang sama, sehingga menyebabkan kehancuran mendadak dan volatilitas pasar yang ekstrem.

Cara Tepat Penggunaan AI

Data penggunaan AI di Indonesia tahun 2023 memang telah meningkat, pemanfaatan juga penggunaannya juga cukup beragam.

Bahkan dampak negatif juga bisa dirasakan langsung bila menggunakan teknologi ini secara berlebihan.

Sayangnya, teknologi buatan manusia ini tak dapat disalahkan, tentu saja Anda dan kita semua harus tahu bagaimana cara menanganinya yang tepat.

Penting : Pastikan Gunakan Privasi Diferensial

Pertama Anda harus cermat sebelum menggunakan teknologi AI dengan menggunakan

“Privasi Diferensial” yang menjadikan data anonim dengan memasukkan akun acak ke dalam kumpulan data, yang memungkinkan analisis statistik tanpa informasi pribadi apa pun dapat diidentifikasi. 

Oleh karena itu, hasil sistem serupa meskipun catatan elemen pengguna/data tertentu dihilangkan. Meskipun teknik mitigasi serangan AI/ML yang dibahas di Bagian 2 masih terus diteliti, bergantung pada implementasi dan lingkungannya.

Tetapi dengan ini dapat memiliki privasi yang lebih kuat dan kontrol siber dapat menjadi mitigasi yang efektif. 

Hal yang Perlu Diingat : Sesuaikan Kebutuhan

Kecerdasan buatan terus menyebar ke berbagai industri, seperti layanan kesehatan, manufaktur, transportasi, dan keuangan. 

Penting untuk mengingat standar etika ketat yang dirancang untuk melindungi pengguna akhir saat memanfaatkan teknologi digital baru ini. 

Garuda Website juga akan mendampingi Anda untuk tetap menggunakan AI dengan bijak melalui konten bermanfaat yang kami sajikan di situs ini.

Jangan lupa juga selama ada teknologi cerdas buatan, disitulah Anda yang bisa saja diperdaya karena digital juga bisa dibilang sebagai tempat berkumpulnya pelaku kejahatan.

Apa Kesimpulannya?

Ya semua umat manusia menghadapi kehadiran AI yang sangat besar, jelas bahwa cara tradisional untuk merencanakan masa depan, seperti perencanaan skenario manual tidak lagi berfungsi dengan baik.

 Masa depan kecerdasan buatan terdiri dari banyak bagian yang kompleks, dengan berbagai teknologi yang berkembang pesat dan saling mempengaruhi dengan cara yang tidak dapat kita prediksi.  

Mencoba menebak apa yang akan terjadi dengan menggunakan metode lama tidak lagi membantu. 

Anda bisa berpikir melalui pendekatan konten ini setidaknya meminimalisir apa yang terjadi ketika menggunakan AI secara berlebih.

Konten yang ditulis ini berarti membantu Anda melalui pendekatan dengan mendidik, merangkul, melaksanakan, mengembangkan, mengeksplorasi, dan mengevaluasi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top