Dark Mode Light Mode
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru
Panduan Belajar SEO Untuk Pemula Step By Step Terbaru

Apa itu Error 404: Dampak & Cara Efektif Mengatasinya!

Apa itu error 404 adalah Apa itu error 404 adalah

Dalam dunia pengelolaan situs web, error 404 merupakan salah satu jenis kesalahan yang paling sering ditemui baik oleh pengunjung maupun pemilik situs.

Meskipun terlihat sepele, error ini dapat memengaruhi pengalaman pengguna (user experience) dan kinerja SEO secara keseluruhan.

Memahami arti dari Error 404, penyebabnya, serta cara menanganinya menjadi hal penting untuk memastikan situs tetap profesional dan mudah diakses oleh pengguna maupun mesin pencari.

Apa itu Error 404

Error 404 adalah kode status HTTP yang menandakan bahwa halaman yang diminta tidak ditemukan di server.

Secara teknis, ini berarti server dapat dijangkau, tetapi URL yang diminta tidak tersedia atau telah dihapus.

Pesan yang ditampilkan biasanya berbunyi:

  • 404 Not Found
  • The requested URL was not found on this server
  • Oops! That page can’t be found
  • This page does not appear to exist.
Error 404

Error 404 termasuk dalam kategori client-side error, yang berarti kesalahan terjadi karena permintaan dari sisi pengguna terhadap alamat yang tidak valid.

Pesan error 404 ini muncul di browser pengguna, memberi tahu mereka bahwa halaman yang mereka cari tidak dapat ditemukan.

88% konsumen daring cenderung tidak kembali ke situs setelah mengalami pengalaman buruk. Termasuk ketika terjadi error 404.

Tampilan Error 404

Halaman Error 404 dapat muncul dalam berbagai bentuk.

Pada beberapa situs, tampilan halaman ini sangat sederhana hanya menampilkan pesan kesalahan tanpa desain tambahan.

Tampilan Error 404

Namun, di situs lain, tampilan error 404 bisa dibuat lebih menarik, bahkan menghibur, dengan ilustrasi atau pesan yang bersifat kreatif.

Tampilan Error 404

Contoh lain dari halaman kesalahan 404 yang lucu:

Tampilan Error 404

Beberapa pesan umum yang sering muncul pada halaman 404 antara lain:

  • “Halaman yang Anda tuju tidak ditemukan”
  • “Halaman ini telah dipindahkan atau dihapus”
  • “URL yang diminta tidak tersedia di server”

Meskipun tampilannya bervariasi, semua halaman ini memiliki satu kesamaan: status kode HTTP 404.

Setiap kali Anda mengunjungi situs web, terjadi proses pertukaran HTTP status code antara browser dan server.

Saat Anda mengetik URL atau mengklik tautan, browser akan mengirim permintaan ke server situs.

Server kemudian merespons dengan kode status HTTP untuk memberi tahu kondisi halaman yang diminta.

Kode status HTTP selalu terdiri dari tiga digit dan terbagi dalam lima kategori.

kategori http status code

Kode “404” menunjukkan bahwa sumber daya pada URL tersebut tidak ditemukan.

Artinya, saat browser mencoba memuat konten dari suatu URL, dan server tidak memiliki konten tersebut, maka server akan mengirimkan kode 404 sebagai respon.

Untuk mengetahui status kode suatu URL, Anda dapat menggunakan alat pengecek HTTP status seperti httpstatus.io.

Caranya cukup mudah:

Tempelkan URL yang ingin diperiksa, Klik “Check Status.”

httpstatus.io

Hasilnya akan menampilkan status kode dari URL tersebut:

httpstatus.io

Dengan memahami tampilan dan makna dari error 404, Anda dapat lebih sigap dalam mengenali dan menanganinya ketika ditemukan pada situs Anda.

Perbedaan Error 404 ‘Hard’ dan ‘Soft’

Error 404 ‘Hard’ terjadi ketika halaman benar-benar tidak tersedia, dan server memberikan respon yang tepat berupa kode status HTTP 404.

Respon ini memberi tahu pengguna dan mesin pencari bahwa halaman tidak ada, sehingga crawler tidak membuang sumber daya untuk mengindeks halaman yang memang tidak relevan.

Dalam kebanyakan kasus, halaman dengan hard 404 akan dihapus dari indeks mesin pencari secara otomatis.

Sebaliknya, Error 404 ‘Soft’ muncul ketika suatu halaman terlihat normal dan memberikan kode status HTTP 200 (berhasil dimuat), namun isinya justru menunjukkan bahwa halaman tersebut tidak tersedia.

Contohnya, halaman yang menampilkan pesan “Halaman tidak ditemukan” tanpa konten relevan, dan tanpa status 404, akan membingungkan mesin pencari.

Akibatnya, halaman tersebut tetap diindeks sebagai halaman dengan kualitas rendah, bukan dihapus dari hasil pencarian.

Baik error hard maupun soft dapat berdampak negatif terhadap performa SEO sebuah situs.

Dampak Error 404 Terhadap Website

apa itu error 404

Error 404, terutama pada halaman yang seharusnya aktif, dapat menimbulkan beberapa konsekuensi penting.

Berikut adalah dampak yang paling umum:

1. Menurunnya Pengalaman Pengguna

Halaman dengan error 404 menghambat akses pengunjung ke konten yang mereka butuhkan.

Bayangkan Anda sedang membaca panduan lengkap tentang cara riset keyword untuk bisnis online di sebuah blog.

Saat sampai pada bagian strategi lanjutan, Anda menemukan tautan yang menjanjikan penjelasan lebih dalam: “Pelajari teknik long-tail keyword di sini.”

Namun, ketika Anda mengeklik tautan tersebut, yang muncul justru halaman error 404 tanpa penjelasan, tanpa arah, hanya pesan “Halaman tidak ditemukan.”

Situasi ini bukan hanya mengecewakan dari sisi pembaca, tapi juga menggagalkan proses belajar yang seharusnya berkelanjutan.

Akibatnya, Anda dihadapkan pada dua pilihan:

  • Mencari informasi tersebut di tempat lain, yang tentu lebih merepotkan.
  • Mengurungkan niat untuk mencari tahu lebih lanjut, yang mengecewakan mengingat minat Anda sudah muncul.

Dalam kedua kasus, pengalaman pengguna menjadi negatif.

Reputasi situs pun bisa terdampak, karena pengunjung merasa kecewa dan enggan kembali.

Dari sudut pandang SEO, pengalaman seperti ini bisa membuat pengunjung keluar lebih cepat, menurunkan retensi halaman, dan pada akhirnya menurunkan kredibilitas situs di mata mesin pencari.

2. Halaman Tidak Dapat Diindeks oleh Mesin Pencari

Agar suatu halaman muncul di hasil pencarian Google, halaman tersebut harus berhasil diindeks.

Namun, jika crawler menemukan error 404 saat menjelajahi situs Anda, maka halaman tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam indeks, dan akibatnya tidak akan muncul di hasil pencarian.

Dengan kata lain, potensi kunjungan organik dari mesin pencari terhadap halaman tersebut akan hilang.

3. Menurunnya Visibilitas Situs di Hasil Pencarian

Semakin banyak halaman error 404 di dalam situs, semakin terbatas pula jumlah halaman yang layak ditampilkan di hasil pencarian (SERP).

Selain itu, tautan balik (backlink) yang mengarah ke halaman 404 menjadi tidak berguna.

Nilai SEO dari tautan tersebut tidak tersalurkan ke halaman aktif lain, dan hal ini bisa menurunkan otoritas situs di mata mesin pencari.

Kondisi ini bisa berdampak pada penurunan peringkat secara keseluruhan, dan tentu saja, mengurangi jumlah lalu lintas organik ke situs Anda.

Dengan memahami perbedaan antara hard dan soft 404, serta dampak buruk yang dapat ditimbulkan jika tidak ditangani, Anda bisa lebih sigap dalam menjaga kualitas teknis situs dan mempertahankan performa SEO yang optimal.

Cara Mengidentifikasi Error 404

Anda memang bisa menemukan error 404 secara manual, yaitu dengan mengeklik satu per satu tautan di situs Anda untuk memastikan apakah halaman tersebut menampilkan pesan “halaman tidak ditemukan”.

Namun, metode ini sangat memakan waktu dan kurang efisien, terutama jika situs Anda memiliki banyak halaman.

Selain itu, membedakan antara error 404 ‘hard’ dan ‘soft’ secara manual juga cukup rumit.

Sebagai solusi, berikut beberapa cara lebih efektif untuk mendeteksi error 404 secara menyeluruh:

1. Menggunakan Alat Audit Situs

Alat audit seperti Ahrefs dan Semrush dapat menganalisis seluruh situs Anda dan mendeteksi halaman dengan kode 4XX, termasuk error 404.

Langkah penggunaannya:

  • Jalankan Site Audit dan masukkan domain Anda
  • Setelah audit selesai, buka tab “Issues”
  • Temukan bagian dengan keterangan “# pages returned 4XX status code”
  • Klik untuk melihat daftar halaman yang mengembalikan status error
  • Gunakan fitur “View broken links” untuk menemukan halaman lain yang menautkan ke URL bermasalah

Audit teknis rutin seperti ini dapat membantu memantau dan mencegah kerusakan struktur internal situs.uan agar situs Anda terus dipindai secara otomatis.

2. Menggunakan Dead Link Checker

Dead Link Checker adalah alat daring yang memindai tautan rusak di situs Anda, termasuk yang menyebabkan error 404.

Versi gratisnya dapat memindai hingga 2.000 tautan sekaligus.

Cara menggunakan:

  • Buka situs Dead Link Checker
  • Masukkan domain situs Anda ke dalam kolom yang tersedia
  • Pastikan opsi “Whole Website” dipilih
  • Klik “Check”
Dead Link Checker

Isi kode keamanan jika diminta

Dead Link Checker1
  • Tekan Enter untuk memulai pemindaian

Alat ini akan menampilkan:

  • Status URL (misalnya “404 Not Found”)
  • URL yang mengalami error
  • Anchor text (teks tautan) yang mengarah ke URL tersebut

Dengan mengeklik anchor text, Anda bisa langsung membuka halaman yang mengandung tautan rusak untuk diperbaiki.

 Dead Link Checker

3. Memanfaatkan Google Search Console (GSC)

Google Search Console menyediakan laporan performa situs Anda di hasil pencarian Google, termasuk laporan indeksasi halaman yang menampilkan error 404 baik ‘hard’ maupun ‘soft’.

Jika Anda belum mendaftarkan situs ke GSC, ikuti panduan resmi untuk proses verifikasi.

Langkah-langkah mengakses laporan:

  • Masuk ke GSC
  • Pilih properti situs Anda di pojok kiri atas
  • Klik menu “Halaman” di bawah tab “Penyusunan indeks”
GSC

Setelah laporan dimuat, gulir ke bagian “Penyebab halaman tidak diindeks”.

Di sini, Anda akan melihat dua baris jika Google menemukan masalah:

GSC
  • Tidak ditemukan (404)” untuk hard error
  • Soft 404” untuk soft error

Klik salah satu baris tersebut untuk melihat detailnya.

Anda bisa menggulir ke bawah untuk melihat daftar URL yang terkena error tersebut.

GSC

Perlu dicatat, daftar ini tidak mencakup semua URL karena:

  • Hanya menampilkan hasil dari crawling terakhir Google
  • Maksimal 1.000 URL ditampilkan dalam satu waktu

Dengan memanfaatkan alat-alat ini, Anda dapat mengidentifikasi dan menangani error 404 secara efisien, menjaga kualitas situs tetap optimal, dan memastikan pengalaman pengguna serta performa SEO tidak terganggu.

Cara Memperbaiki Error 404 di Situs Web

Meskipun Google dapat mendeteksi halaman yang menghasilkan error 404 (Not Found), mesin pencari tersebut akan tetap mencoba crawl halaman tersebut meskipun frekuensinya akan menurun seiring waktu dan pada akhirnya bisa dihentikan sepenuhnya.

Untuk mencegah dampak negatif terhadap SEO, Anda sebaiknya memperbaiki error 404 secepat mungkin sebelum Google melakukan crawl ulang.

Berikut ini adalah lima metode yang dapat digunakan untuk mengatasi error 404 secara efektif:

1. Koreksi Tautan yang Menyebabkan Error 404

Jika error 404 terjadi karena kesalahan penulisan tautan di situs Anda, cukup perbaiki tautan tersebut agar mengarah ke halaman yang benar.

Misalnya, Anda menemukan tautan pada situs Anda yang tertulis sebagai https://contoh.com/produk/jaket-hujan-terbaik, namun ternyata URL yang benar adalah https://contoh.com/produk/jas-hujan-terbaik.

Kesalahan penulisan kata jaket seharusnya jas menyebabkan halaman tidak ditemukan (404).

Untuk memperbaikinya, cukup edit tautan tersebut agar mengarah ke URL yang benar, yaitu https://contoh.com/produk/jas-hujan-terbaik.

Langkah sederhana ini akan menghindarkan pengguna dari halaman error, serta memastikan pengalaman navigasi tetap lancar dan tidak mengganggu alur kunjungan.

2. Mengalihkan URL yang Menyebabkan Error 404

Salah satu langkah efektif untuk menangani halaman yang mengalami error 404 adalah dengan membuat pengalihan otomatis (redirect) ke halaman yang benar.

Dengan begitu, pengguna tidak akan berakhir di halaman kosong, melainkan langsung diarahkan ke konten yang tersedia.

Langkah ini sangat disarankan jika Anda telah memindahkan konten dari satu URL ke URL lain.

Redirect memungkinkan Anda mengalihkan pengunjung ke lokasi baru tanpa harus memperbarui seluruh tautan yang sudah tersebar di situs maupun di luar situs.

Contoh situasi:

Misalnya, Anda pernah mempublikasikan artikel tentang strategi pemasaran digital di https://example.com/blog/strategi-digital.

Seiring waktu, Anda memperluas cakupan topik dan memutuskan untuk memindahkan seluruh artikel sejenis ke kategori khusus dengan struktur URL baru, seperti https://example.com/marketing/strategi-digital.

Untuk menghindari error 404 pada URL lama, Anda dapat mengatur redirect dari https://example.com/blog/strategi-digital ke https://example.com/marketing/strategi-digital.

Dengan demikian, setiap pengunjung yang mengakses tautan lama, baik dari hasil pencarian, media sosial, atau situs lain, akan secara otomatis diarahkan ke halaman baru tanpa gangguan.

Untuk pengalihan yang bersifat permanen, gunakan redirect 301.

Jenis redirect ini juga memberi sinyal kepada mesin pencari bahwa halaman sudah berpindah secara tetap, sehingga nilai SEO dari URL lama dapat diteruskan ke URL baru.

Dengan mengimplementasikan redirect secara tepat, Anda tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga melindungi performa SEO situs dari kehilangan traffic akibat halaman yang tidak ditemukan.

3. Tambahkan Konten pada Halaman yang Error

Jika URL tersebut memang seharusnya aktif, tetapi tidak memiliki konten, maka tambahkan konten yang relevan ke halaman tersebut.

Dengan adanya konten, server akan merespons dengan status 200 (berhasil), dan error 404 akan hilang.

Anda bisa mengisi halaman dengan konten baru, atau mengembalikan salinan dari versi sebelumnya jika tersedia.

4. Hapus URL Penyebab Error 404 dan Lakukan Redirect

Jika Anda tidak lagi membutuhkan halaman tertentu, dan URL tersebut menyebabkan error 404, maka langkah terbaik adalah menghapus tautan yang mengarah ke URL tersebut dari seluruh situs Anda.

Terakhir, lakukan redirect dari URL lama ke halaman lain yang masih relevan agar pengunjung tetap mendapatkan pengalaman yang baik meskipun mereka mengakses URL yang sudah tidak aktif.

5. Pulihkan File .htaccess yang Bersih (Opsional)

Catatan:
Langkah ini bersifat teknis dan berisiko tinggi jika dilakukan tanpa pemahaman yang cukup. Hanya lakukan jika metode lain tidak berhasil, dan pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan pengembang web.

File .htaccess mengatur konfigurasi server untuk situs yang menggunakan server Apache.

Jika file ini rusak atau memiliki aturan yang salah, maka halaman-halaman tertentu dapat mengalami error 404.

Solusinya adalah mengganti file .htaccess yang rusak dengan versi bersih.

Anda dapat membuat file baru menggunakan alat seperti htaccess Generator, lalu menyalin isinya ke file yang ada.

Setiap platform hosting memiliki cara berbeda dalam mengakses dan mengedit file ini.

Kesimpulan

Error 404 adalah indikasi bahwa sebuah halaman tidak tersedia di server.

Meskipun bersifat teknis, error ini berdampak langsung terhadap pengalaman pengguna dan reputasi SEO sebuah situs.

Dengan memahami penyebab dan cara mengatasinya, Anda dapat meminimalkan efek negatif dan menjaga agar situs tetap sehat dan ramah bagi mesin pencari.

Audit rutin dan manajemen konten yang baik adalah langkah preventif yang sangat direkomendasikan dalam pengelolaan website profesional.

Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post
Apa Itu XML Sitemap Adalah

Apa Itu XML Sitemap: Cara Membuat + Strategi Efektifnya!

Next Post
Apa Itu External Link

Apa Itu External Link: Manfaat + Cara Terbaik Menggunakan