Apa Itu Cumulative Layout Shift (CLS)? Cumulative Layout Shift adalah salah satu metrik yang diperkenalkan Google dalam Core Web Vitals.
CLS mengukur stabilitas visual halaman web dengan mengevaluasi pergeseran elemen pada layar selama halaman dimuat.
Cumulative Layout Shift Adalah…
CLS menjadi penting karena pergeseran tata letak yang tiba-tiba dapat mengganggu pengalaman pengguna, menyebabkan frustrasi, dan bahkan memengaruhi konversi di situs e-commerce atau aplikasi interaktif.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang CLS, termasuk definisi, cara kerja, elemen yang memengaruhinya, serta strategi untuk mengoptimalkannya.
Apa Itu Cumulative Layout Shift
Cumulative Layout Shift adalah metrik yang mengukur jumlah total pergeseran tata letak elemen pada halaman web yang terjadi tanpa adanya interaksi pengguna.
Pergeseran ini biasanya disebabkan oleh elemen yang dimuat terlambat, seperti:
- Gambar atau video tanpa dimensi tetap.
- Iklan yang muncul tiba-tiba.
- Font yang berubah saat halaman dimuat.
Nilai CLS dihitung berdasarkan dua komponen utama:
- Impact Fraction: Proporsi layar yang terpengaruh oleh pergeseran elemen.
- Distance Fraction: Jarak yang ditempuh elemen selama pergeseran.
Google menetapkan standar nilai CLS:
- Bagus: Kurang dari 0,1.
- Perlu Perbaikan: Antara 0,1 hingga 0,25.
- Buruk: Lebih dari 0,25.
Sejarah Cumulative Layout Shift
CLS diperkenalkan pada tahun 2020 sebagai bagian dari Core Web Vitals. Sebelumnya, fokus utama performa web adalah kecepatan muat halaman.
Namun, Google menyadari bahwa stabilitas visual juga memainkan peran besar dalam pengalaman pengguna.
CLS menjadi salah satu metrik utama dalam Page Experience Update, yang memprioritaskan situs dengan performa baik dan pengalaman pengguna yang positif.
Contoh Pengaruh CLS dalam Kehidupan Nyata
- Situs Berita: Artikel yang tiba-tiba terdorong ke bawah oleh iklan membuat pengguna kehilangan fokus membaca.
- E-Commerce: Tombol “Tambahkan ke Keranjang” yang bergeser saat diklik dapat menyebabkan frustrasi dan kehilangan penjualan.
- Aplikasi Web: Pergantian font pada halaman pendaftaran memperlambat pengguna menyelesaikan formulir.
Fakta Terbaru Tentang Cumulative Layout Shift
- Perubahan Algoritma Google: Google semakin menekankan Core Web Vitals, termasuk CLS, dalam pembaruan algoritma terbaru.
- Framework Modern: Framework seperti Next.js dan Svelte menyediakan optimasi bawaan untuk mengurangi CLS.
- Pemantauan Lebih Akurat: Alat baru seperti Web Vitals Extension memungkinkan pemantauan real-time terhadap CLS.
- Tren Placeholder dan Skeleton: Desain web modern semakin mengadopsi placeholder untuk meningkatkan stabilitas visual.
Cara Kerja Cumulative Layout Shift
Browser merender elemen halaman secara bertahap. Ketika elemen tertentu seperti gambar, video, atau iklan muncul terlambat tanpa dimensi yang telah ditentukan, elemen lain dapat terdorong atau bergeser.
Proses CLS melibatkan:
- Pemuatan Elemen: Elemen dimuat sesuai urutan dalam kode HTML atau JavaScript.
- Pergeseran Elemen: Elemen yang belum dimuat sepenuhnya dapat menyebabkan perubahan posisi elemen lain.
- Penghitungan Pergeseran: Browser menghitung dampak pergeseran elemen pada tampilan layar menggunakan Impact Fraction dan Distance Fraction.
Fungsi Cumulative Layout Shift
CLS berfungsi sebagai indikator kualitas stabilitas visual halaman web. Berikut adalah fungsi utamanya:
- Mengukur Stabilitas Visual: Memberikan wawasan tentang seberapa stabil tata letak halaman selama pemuatan.
- Meningkatkan Kepuasan Pengguna: Halaman dengan nilai CLS rendah menawarkan pengalaman yang lebih nyaman dan profesional.
- Mendukung SEO: Sebagai bagian dari Core Web Vitals, CLS memengaruhi peringkat pencarian di Google.
Elemen yang Mempengaruhi CLS
Beberapa elemen utama yang berkontribusi pada nilai CLS meliputi:
- Gambar dan Video: Media tanpa atribut dimensi (width dan height) dapat menyebabkan elemen di sekitarnya bergeser.
- Iklan dan Konten Dinamis: Elemen yang muncul tiba-tiba tanpa placeholder dapat mendorong konten lain.
- Font Web: Pergantian font default ke font yang dimuat menyebabkan perubahan ukuran teks.
- Interaksi Tanpa Perencanaan: Elemen yang berubah posisi saat pengguna berinteraksi, seperti dropdown menu atau modal yang tidak stabil.
Strategi Optimasi CLS
Untuk mengurangi nilai CLS, berikut adalah strategi yang dapat diimplementasikan:
- Tetapkan Dimensi untuk Gambar dan Video: Selalu gunakan atribut
width
danheight
untuk memastikan ruang telah disediakan sebelum elemen dimuat. - Gunakan Placeholder: Placeholder membantu menjaga stabilitas dengan menyediakan ruang sementara untuk elemen dinamis seperti iklan.
- Optimalkan Font Loading: Gunakan properti CSS
font-display: swap;
untuk mengurangi perubahan font saat halaman dimuat. - Perbaiki Tata Letak Iklan: Pastikan iklan diatur dengan posisi tetap agar tidak memengaruhi elemen lain.
- Hindari Animasi yang Mengganggu: Gunakan animasi yang tidak menyebabkan perubahan besar pada tata letak.
- Pantau dengan Alat Pemantauan: Gunakan alat seperti Google PageSpeed Insights, Lighthouse, atau Chrome Web Vitals Extension untuk mengidentifikasi dan mengurangi CLS.
Hubungan CLS dengan Metode Pengembangan Web Modern
Pendekatan modern dalam pengembangan web, seperti Server-Side Rendering (SSR) dan Static Site Generation (SSG), memiliki peran penting dalam mengurangi nilai CLS.
1. Server-Side Rendering (SSR)
- Cara Kerja: SSR menghasilkan halaman lengkap di server sebelum mengirimnya ke browser.
- Dampak pada CLS: Karena elemen-elemen sudah dirender di server, pergeseran tata letak yang disebabkan oleh elemen dinamis dapat diminimalkan.
2. Static Site Generation (SSG)
- Cara Kerja: SSG menghasilkan halaman statis yang sudah dioptimalkan selama proses build, sehingga seluruh elemen halaman sudah ditentukan sebelum diunggah ke server.
- Dampak pada CLS: Dengan halaman yang sepenuhnya statis, elemen-elemen tidak perlu dirender ulang di browser, mengurangi kemungkinan pergeseran tata letak.
3. Keuntungan Menggunakan Content Delivery Network (CDN)
CDN memainkan peran penting dalam mendukung stabilitas tata letak:
- Mempercepat Pemuatan Elemen Statis: Gambar, video, dan file lainnya dimuat lebih cepat dari server CDN yang lebih dekat dengan pengguna.
- Menjaga Stabilitas Tata Letak: CDN mendukung pemuatan elemen-elemen dengan ukuran yang sudah ditentukan, sehingga elemen-elemen tersebut tidak menyebabkan pergeseran tata letak selama dimuat.
Baca juga: Apa Itu First Input Delay (FID): Cara Kerja, Fungsi + Hal Terbaru
FAQs
Apa nilai CLS yang baik?
Nilai CLS yang dianggap baik adalah kurang dari 0,1.
Apa penyebab utama CLS?
Pergeseran elemen tanpa dimensi tetap, seperti gambar, video, atau iklan.
Bagaimana cara mengukur CLS?
Gunakan alat seperti Google PageSpeed Insights atau Lighthouse.
Apakah CLS memengaruhi SEO?
Ya, CLS merupakan bagian dari Core Web Vitals, yang memengaruhi peringkat pencarian Google.
Kesimpulan
Cumulative Layout Shift adalah metrik penting yang mengukur stabilitas visual halaman web.
Dengan nilai CLS yang rendah, situs dapat memberikan pengalaman yang nyaman, meningkatkan kepuasan pengguna, dan mendukung SEO.
Dengan strategi optimasi seperti menetapkan dimensi elemen, menggunakan placeholder, dan memantau performa secara rutin, pemilik situs dapat menciptakan halaman yang lebih stabil dan ramah pengguna.
Fokus pada CLS bukan hanya soal teknis, tetapi juga investasi dalam pengalaman pengguna yang lebih baik.